Mendadak

60.7K 2K 5
                                    

Matahari masih malu-malu menunjukkan cahayanya karena masih terlalu pagi tapi Nick terburu-buru membangunkan permaisurinya, Valencia.

Segala sesuatu semua sudah beres dalam waktu satu hari. Uang memang bukanlah segalanya tapi segala sesuatu bisa dengan cepat dilakukan karena uang. Nick tersenyum manis menghadap wanitanya yang masih mengucek-ucek matanya.

"Masih pagi sekali...." protes Cia karena dibangunkan.

"Kau sudah tidur terlalu lama, honey." Nick mengangkat tubuh Cia masuk kedalam gendongannya. "Sekarang mari kita pergi. Melanjutkan tugas yang terhenti."

"Mau kemana? Aku belum mencuci wajahku, Nick. Jangan bercanda." Cia menaruh kepalanya dibahu Nick sebagai bantalan. Cia kembali bertanya ketika mendengar tawa Nick. "Memangnya mau kemana?"

"Ke negaramu."

"Apa?!" Pekik Cia menarik wajahnya kembali Menatap Nick. Kantuknya seketika hilang begitu saja. "Dengan keadaanku seperti ini?"

"Tentu saja. Didalam pesawat hanya ada kita berdua." Dengan santai Nick bicara. Mengabaikan ekspresi terkejut Cia yang lucu.

"Turunkan aku. Aku mau mencuci wajah sebentar." Cia segera turun berlari ke kamar mandi untuk mencuci wajah ala kadarnya. Mungkin karena baru bangun jadi nyawanya bel terkumpul seutuhnya.

Tak lama, Cia kembali lagi.

"Pesawat? Berdua? Apa maksudmu?" Tanya Cia beruntun.

"Aku membelinya. Biar aman." Jawab Nick.

"Tuhan, berapa uang yang telah dia keluarkan untuk itu?" Cia mengusap wajahnya. Merasa heran karena Nick dengan santai berkata membeli sebuah pesawat pribadi. "Nick.. kenapa kau lakukan sem---hei! Turunkan aku."

"Cerewet sekali sekarang, hempph...." suara helaan napas terdengar. Cia hanya diam. Benar. Dirinya sangat cerewet. "Duduk diam saja. Biarkan aku menyetir."

Didalam mobil cia hanya diam dengan bibir manyun. Sesekali berdecak kesal melihat Nick yang mengacuhkan dirinya. Keadaan hening sampai mobil berhenti dan membuat Cia terperangah melihat sebuah pesawat pribadi sudah ada didepan mata. Dilapangan besar.

"Kita naik itu?" Tunjuk Cia.

"Iya, honey. Satu lagi. Setelah sampai disana. Aku yakin ibumu sudah menyetujui pernikahan kita."

Cia mengeryitkan kening. "Kenapa kau begitu yakin?"

"Aku sudah mengatur segalanya. Memberitahukan hubungan kita."

"What!? Kehamilanku?" Tanya Cia memekik.

"Soal itu tidak."

Cia mengelus dadanya. Aman. Hampir saja jantungnya copot jika sampai mendengar Ibunya mengetahui dirinya hamil.

***

Indonesia....

Berjam-jam lamanya didalam pesawat akhirnya sampai tujuan. Cia turun dengan senyum merekah. Dirinya sangat merindukan Bali kampung halamannya.

Begitu sampai, sudah ada mobil yang menghampiri. Nick sudah merencanakan segalanya.

"Banyak juga orang-orang dari luar disini." Nick memperhatikan sekelilingnya karena rumah Cia berada didekat pesisir pantai. Membuka kedai disana.

"Ya.. tapi tidak ada yang se-tampan dirimu."

Nick mengulum senyum. Merasa bangga dengan dirinya setelah mendengar ucapan dari Cia.

Hottest Daddy (selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang