Istimewa

92.1K 2.1K 28
                                    

Rona bahagia terus mewarnai wajah Cia hari ini. Sejak pagi tadi, Nick benar-benar selalu disampingnya. Bahkan, saat jam pelajaran masuk, Nick rela menunggu di luar ruangan Cia menunggu hingga selesai. Tidak sikit para pelajar yang iri melihat itu. Hampir rata-rata mereka berbisik-bisik satu sama lain. Ada yang memuji dan juga ada yang mencibir tidak suka.

Setelah pelajaran pertama selesai, Cia keluar dari ruangan menemui Nick dengan Liana yang mengekor di belakangnya. Cia memeluk suaminya dengan erat. Bahagia sekali karena Nick menuruti keinginannya. Rela meluangkan waktu untuknya.

"Cia, aku mau ke kantin luan," ucap Liana yang merasa tak enak berada di antara keduanya. " Udah ada janji!" Teriaknya ketika sudah menjauh.

Cia hanya mengangguk lalu kembali menatap suaminya. "Terima kasih sudah menuruti keinginanku."

"Tentu saja aku akan menuruti keinginanmu. Kau adalah istriku." Nick mengecup kening Cia dengan lama. "Sekarang, apa lagi yang kamu inginkan?"

Cia duduk di bangku panjang. "Makan di sini dengan bekal yang kubawa."

Wajah Cia sumringah mengatakannya. Nick cukup sabar dan membesarkan hatinya agar tetap menjadi sosok suami yang baik untuk istrinya. Perubahan sikap Cia harus dapat ia maklumi karena kehamilannya.

"Baiklah. Kita makan disini. Didepan tatapan seluruh orang yang berlalu lalang." Nick duduk di samping Cia. Mengamati istrinya yang sedang membuka tempat bekal makanannya. "Mau aku suapi?"

"Mau! Aaaak...."

'Ya Tuhan, manja sekali istriku ini.' Gumam Nick dalam hati.

Nick mengambil bekalnya lalu menyuapi Cia dengan pelan. Sesekali ia mengelap sudut bibir Cia ketika ada sisa yang tertinggal. Dan sesekali juga Cia tersenyum malu ketika Nick melakukan hal demikian.

"Sudah. Aku sudah kenyang." Cia menolak suapan dari Nick. Memilih untuk meminum air putih yang berada di dalam botol mineral.

"Rambutmu berantakan." Nick mengulurkan tangannya merapikan helaiam rambut Cia yang di terbangkan angin.

"Kau tidak malu?" Tanya Cia.

"Malu untuk apa?" Nick kembali bertanya. Heran dengan pertanyaan dari Cia.

"Ya, kau adalah orang besar. Orang ternama. Tapi, kau rela melakukan hal seperti ini. Kau menungguku disini dan menemaniku. Dan itu terlihat sangat konyol, Nick."

Nick memegang tangan Cia. Menciuminya tanpa memperdulikan tatapan orang yang melewatinya.

"Dengar. Kau adalah istriku. Membuatmu bahagia adalah tugasku. Sekarang, kau sedang mengandung anakku. Kebahagiaanu adalah prioritasku setelah Anzel anak kita."

Sejuk dada Cia mendengarnya. Sangat terharu karena penjelasan itu keluar dari bibir Nick. 'Tuhan, aku sangat berterima kasih padamu atas segalanya.'

"Hei, kenapa menangis?" Nick menarik Cia masuk kedalam pelukannya.

"Aku terharu. Dan sangat bahagia menjadi istrimu." Bisik Cia pelan. "Kau adalah lelaki impian setiap wanita. Kau banyak berubah. Kau membuang segala sikap burukmu dimasa lalu. Dan aku sangat mengagumi hal itu."

"Dan kau adalah wanita istimewa sejak dulu," ujar Nick.

Cia melepas pelukannya. Menatap Nick dengan penuh cinta. Lalu, mengecup bibir Nick singkat.

"Aku akan kembali masuk. Kau pergilah. Maaf karena permintaanku yang aneh ini," ucap Cia.

"Tidak. Aku akan menunggumu sampai selesai. Hanya satu mata pelajaran saja lagi 'kan?"

Hottest Daddy (selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang