Cia Kesal

117K 3.2K 20
                                    

   Matahari sudah terik. Pagi ini aku terburu-buru ke kampus karena harus menyiapkan bekal Anzel untuk sekolahnya. Ya, Anzel masih duduk di bangku anak usia dini. Tapi, ada yang aneh! Hampir seluruh orang di kampus ini melirik ku sinis. Liana? Dia sudah berada di kelas. Aku terus berjalan tak menghiraukan tatapan orang-orang yang melirik ku.

    "Aku yakin, dia yang menggoda Mr. Nick! Dasar Bitch!"

    Apa-apaan ini!? Bahkan aku belum menjawab iya atau tidaknya pemintaan Nick semalam. Aku benarkan? Aku belum menjawab dan dia sudah menyuruhku kembali ke kamar Anzel? Huh! Kenapa orang-orang berkulit putih disini sangat menyebalkan!? Bitch? Enak saja! Aku yakin hampir rata-rata dari mereka sudah tidak perawan lagi! Aku melirik mereka dengan tajam. Mereka pikir aku takut!? Tentu saja tidak!

    "Apa kata kalian tadi!?" Tanya ku datar. Aku mendekati mereka. "Kalian pikir aku takut? Jangan cari masalah dengan ku! Aku bukan bitch dan aku tidak pernah menggoda Mr. Nick!" Kataku tajam. Mereka hanya diam. Diam? Padahal jika mereka menjawab saja dengan kasar mungkin aku akan sedikit takut. Ya, hanya sedikit.

    "Gadis Asia yang aneh!" Wanita berambut pirang itu berbisik pada temannya yang berambut sedikit kebiru-biruan. Aku tidak peduli. Aku melanjutkan langkahku menuju kelas.

     "Kenapa Cia?" Tanya Liana saat melihatku menggerutu.

     "Mereka melirik aku seperti aku punya hutang pada mereka! Aku menggoda Nick? Tentu tidak! Bahkan aku belum menjawab permintaan pria itu yang ingin menjadikan ku kekasihnya!" Geramku kesal. "Dasar bitch!"

     "Ow... ow... ow... aku merasa mulutmu sedikit lebih kasar sekarang," kata Liana sedikit tertawa. Ya,benar. Aku sedikit kasar setelah dua bulan berada di sini. Ah! Aku harap aku akan berubah kembali setelah sampai di indonesia. Bagaimana tidak kasar? Hampir setiap hari aku mendengar umpatan seseorang di kota ini. Pengaruh sangat buruk!

    "Aku rasa begitu. Mereka membuatku kesal!" Singkat ku.

    "Soal tadi, kenapa belum di jawab? Mr. Nick itu tampan, kaya dan gagah. Pastinya sangat hot di ranjang, hehe." Aku mendengus. Temanku sangat mesum ya, Tuhan! Haruskah aku mencuci otaknya agar kembali bersih? "Aku hanya bercanda, hehe." Liana menyengir ke arahku.

    "Jadi apa yang harus aku lakukan sekarang? Mereka membuat ku tidak nyaman. Lagipula, darimana mereka tau kedekatan ku pada Nick?" Aku mengacak rambutku frustasi.

    "Asrama! Kau pikir mereka tidak mencari tau apa-apa saat Nick mendatangi kita ke asrama. Pastinya salah satu orang di asrama itu menyebarkannya di kampus ini. Tranding topik! Nick adalah yayasan."

    Aku terdiam. Berpikir kalau yang dikatakan Liana itu benar. Ah, kenapa aku bisa melupakan itu. Dasar pria itu! Menyusahkan saja.

    "Sudahlah. Baiknya, kita mulai pembelajaran saja. sebentarlagi Prof. Axel akan masuk," ucap Liana dan aku mengangguk.

    Selama pelajaran aku tidak fokus. Hampir satu kelas pun sama. Mereka ikut menatap ku aneh dan ada juga yang menatap sinis. Bahkan, Prof. Axel pun sedikit melirik-lirik ku. Apakah sebesar itu pengaruh Nick. Apakah seluas itu gosipnya menyebar. Oh Tuhan bantu aku. Sepertinya, setelah pulang dari sini aku harus singgah sebentar ke tempat ibadah. Hanya Tuhan yang bisa mendengarkan keluh kesahku. Aku mengatupkan jari tanganku, berdoa.

Ting..

     Akhirnya! Selesai sudah. Berjam-jam aku duduk membuat bokong terasa pegal. Aku keluar menuju tempat ibadah yang tersedia di kampus itu walau kecil. Lepas dari itu aku harus pergi ke mansion milik Nick.

     "Akh!" Aku terpekiknkaget saat tangan ku di tarik. Nick! Apa mau dia. Oh Tuhan! "Apa!?" Tanyaku dengan galak.

     "Galak sekali," katanya.

     "Ya, karena kau aku mendapat masalah. Mereka semua menatapku seperti aku punya hutang saja pada mereka! Kau tau? Aku tidak nyaman. Mau berontak ini bukanlah asal negaraku!" Aku kesal. Semua ku lupakan sekarang tidak peduli mereka menatapku. Sementara Nick hanya diam mendengarkan ku. Dia sedikit tersenyum saat aku berceloteh panjang lebar. "Kau menyebalkan! Aw! Pegal sekali bokong ku rasanya kebanyakan duduk." Aku menggerutu dan langsung masuk kedalam mobilnya tanpa di perintah. Entah kenapa aku rasa aku sedikit berubah. Tidak selembut dulu.

***

    Nick dan Cia sampai di rumah. Cia membuka pintu mobil untuk turun namun, ia urungkan. Cia menoleh. "Ngomong-ngomong aku belum menerima mu sebagai kekasihku!"

    Nick tertawa. "Aku tidak peduli," katanya. "Kau tetap harus jadi kekasihku!"

   Cia mendengus lalu, masuk. Menuju kamar Anzel. Dimana Anzel? Batin Cia. "Bibi, dimana Anzel?" Tanya Cia pada pelayan Ayke.

    "Nona Anzel kerumah temannya, Nona."

    "Ah, jangan panggil Nona. Panggil saja Cia," ucap Cia merasa tidak enak hati. Ayke mengangguk tanda mengerti. Selepas itu, Cia bergegas untuk menemui Nick di ruangannya. Namun, tidak ada. Apakah di kamar?  Pikirnya.

Tok..tok..

    "Merindukan ku, sweetie?"

    "No! Kenapa tidak katakan kalau tidak ada Anzel di rumah. Kalau tidak aku bisa bersama Liana tadi, huh!"

    "Belakangan ini kau cerewet, ya." Nick menarik Cia masuk lalu, mengunci pintu.

    "Hei? Apa-apaan!?" Cia berontak.

    "Memijat," Nick merengkuh tubuh Cia. Memijat bokong kenyal Cia dengan menggoda. "Tadi katanya pegal,kan?" Nick berbisik membuat tubuh Cia meremang. "Oouh Cia! Ini sangat kenyal, hem."

Bugh!

    "Sialan! Lepas!" Cia mendorong Nick dengan kasar.

    "Tenanglah, aku tidak akan memasuki mu. Hanya sedikit mencicipi. Bolehkan?"

     Gila! Ini gila! Cia melotot. Mencicipi memangnya makanan? Cia menggeram kesal. Sekali mesum tetaplah mesum.

     "Dadamu besar, sweetie!" Bisik Nick. Tangannya meremas gemas.

     "Kau gila, ahhh...."

     Berhasil! Nick menang. Cia mendesah karena ulahnya lagi. Tidak ada yang lebih merdu dari suara Cia. "Lagi Cia, mendesahlah. Kau suka aku mengelus seperti ini?" Bisik Nick semakin berani mengelus dada Cia dari dalam kaos. Tangannya menyusup masuk.

    "Tolong berhenti. Ahh... kau gila Nick! Mmhh...." Tubuh Cia mulai bergetar.

     Ternyata dia mudah bernafsu. I like!

Cup!

    Nick melumat bibir Cia yang bagai candu itu. Bibir penuh yang selalu ia suka sejak pertama menyentuhnya. Cia terbawa gairah. Ia membalas dengan panas ciuman Nick hingga membuat pria itu harus menyeimbangkan.

    Gila! Wanita ini sangat ganas ternyata!

    Mmhh... much... emhh...

    Nick semakin memperdalam tautan bibir itu. Nick mengangkat tubuh Cia ke atas ranjang lalu merebahkan tubuh Cia tanpa melepas ciuman itu bahkan justru semakin panas saja yang  terjadi dari belitan lidah keduanya.

TBC.

Yeee, 😂😂😂

Hottest Daddy (selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang