Bayangan

102K 3.1K 9
                                    

    Setelah meluapkan amarahnya pada Nick, Cia kembali ke asramanya. Cia duduk disebelah Liana yang sedang asyik menonton film dan makan mie goreng buatannya.

    Baru saja Liana akan menyendok mie ke mulutnya, Cia sudah menangis kencang. "Huaaa...."

    "Hei? Hei? Tenang. Ada apa?" Tanya Liana setelah menaruh piringnya dilantai.

    "Boss mesum itu melakukannya lagi, hiks. Bahkan lebih dari itu," adu Cia disertai isakan kesalnya. "Aku keluar dari pekerjaannya!"

     "Oke, tidak apa. Kita bisa cari pekerjaan lagi. Ngomong-ngomong apa yang dilakukanny?" Selidik Liana penasaran.

    Cia diam. Pipinya memerah bak tomat seketika. Tapi, tak urung juga ia kesal karena itu. Nick dengan mudahnya membuat dirinya mendesah tidak karuan hanya karena permainan dari tangan dan jarinya.

     "Apa yang kau pikirkan? Wajah mu memerah, hem. Apakah Nick berhasil memberi hukuman nikmatnya pada mu, hem? Karena itu kau kesal? OMG!! Jangan jangan kau sudah tidak--"

     "Stop Liana! Aku masih perawan, oke! Berhentilah berpikiran buruk walau separuhnya itu benar," Cia berdecih seraya membuang wajahnya kesamping. Liana tertawa keras. Ia tampak biasa saja dengan kesedihan sahabatnya itu.

     "Kenapa tertawa? Tampaknya kau bahagia sekali di atas penderitaan ku." Sindir Cia.

     "Valencia, hahaha. Kau sangat lucu! Separuhnya benar? Apa maksud mu? Apa kau berhasil dibuat orgasme dan karena itu kau marah?" Liana kembali menyendok mie di piringnya.

     "Kau tampak biasa saja, huh! Apa kau sering melakukannya!?" Kesal Cia. Perutnya terasa lapar karena amarahnya yang sedaritadi membludak. Dalam gerakan cepat Cia merampas piring ditangan Liana lalu, makan mie dipiring itu dengan rakus.

    "Tentu saja. Tapi, ingat. Aku tidak bermain dengan sembarang orang. Aku akan memilih dengan orang yang ku percaya. Seperti kekasihku misalnya." Liana terbahak.

     "Terserah apa kata kau saja. I don't care!" Acuh Cia. Jeritan histerisnya ia berhentikan. Menurutnya, makan lebih baik untuk saat ini. Cia menghabiskan mie dalam piring hingga tandas tidak bersisa lalu, Cia menyerobot juss jeruk disebelah Liana hingga habis.

     "Rakus. Semua kau ambil," Liana cemberut.

     "Buat saja lagi. Aku mau tidur. Aku harap bisa melupakan Nick sialan itu."

      Liana memutar bola matanya jengah. Cia tertidur pulas sementara  Liana masih meneruskanenintkn film kesukaannya.

***

    Nick pulang dengan kesal. Bekas gigitan Cia masih membekas dilengannya. Apakah Cia titisan ular? Kenapa tajam sekali gigitanya. Nick tidak berhenti mengumpat kesal.

   "Dimana Anzel?" Tanya Nick pada Ayke.

   "Di taman belakang, Tuan." Jawab Ayke. "Dia sedang bermain."

    "Jaga dan perhatikan dia. Pengurus itu sudah berhenti!" Perintah Nick lalu ia pergi ke kamar.

    Gadis sialan!

    Nick melepas jas dan kemejanya. Lalu, ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Nick memejamkan matanya.

    Shit! Valencia! Wanita sialan! Kenapa aku terus memikirkan dirinya!

   Nick melirik kebawah. Ia mengerang kesal. "Bahkan hanya membayangkan wajahnya saja sudah membuat yang dibawah sana menegang!" Gumamnya menggeram.

Hottest Daddy (selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang