Will You Marry me?

101K 3.3K 6
                                    

    Setelah dari kamar mandi, Cia kembali keruangan Nick dengan perasaan campur aduk. Berulang kali ia netralisir agar tidak terlalu tampak.

    "Duduklah, lagi." Nick menepuk sisi kirinya. Hari ini Nick tampak sangat berwibawa dan tegas di mata Cia. Nick mulai melanjutkan. "Jangan tegang, sayang." Nick mencairkan suasana yang justru membuat Cia hampir pingsan. Sayang katanya? Oh Tuhan yang benar saja!

     "Sebenarnya kau kenapa?" Tanya Cia memberanikan diri.

     "Aku jatuh cinta! Untuk yang kedua kalinya," ujar Nick. "Kau tau? Dulu setelah Anzel berumur  satu tahun, Cecilia pergi meninggalkan ku," ungkap Nick.

     "Cecilia?" Cia tidak mengerti.

     "Mantan istriku! Dia pergi saat aku belum sepenuhnya sukses seperti sekarang. Dia pergi meninggalkan Anzel yang masih membutuhkan sosok dirinya. Sekarang, aku membencinya."

     "Apa kalian pernah bertemu?" Tanya Cia penasaran.

     Nick mengangguk. "Satu tahun yang lalu," katanya.

    Wajahnya tampan. Tubuhnya bagus dan gagah. Kenapa bisa di tinggalkan? Ayolah, wanita macam apa itu? Uang bukanlah segalanya. Ya, walau segalanya harus pakai uang tapi tetap saja keluarga nomer satu!

   "Apa katanya?" Cia semakin berani.

   "Dia ingin kembali setelah melihatku sukses. Dasar wanita!" Nici terkekeh.

    Wanita katanya? Hei tidak semua begitu. Dasar pria mesum!

     Cia memelototkan matanya. "Tidak semua wanita begitu! Kau ini!" Cia  mencebik kesal.

      "Kau berbeda, sweetie!" Nick mengerlingkan matanya sebelah.

      "Kenapa tidak menikah lagi, saja?" Tanya Cia dengan wajah kesalnya.

     "Aku belum menemukan orang yang tepat," kata Nick mengangkat bahunya.

     Cia hanya diam dengan mata berlarian kesana dan kemari. Nick terus menatapnya saat bicara. Tentunya gadis itu malu. Cia baru berumur dua puluh tahun. Bahkan dirinya belum pernah berpacaran dan sialnya Cia terjebak bersama pria mesum. Nick!

    "Memangnya wanita seperti apa yang kau cari? Begitu banyak wanita di kota ini masa, kau belum mendapatkannya."

     Nick menyugar rambutnya kebelakang. Lalu, ia menopang dagunya dengan tangan kanannya. Menatap Cia.

    "What?" Tanya Cia.

    "Begitu banyak wanita yang ku pakai, namun, tidak satupun dari mereka yang peduli pada Anzelia."

    "Kenapa? Bukankah putrimu sangat menggemaskan?" Cia acuh.

    Untuk yang kesekian kalinya, Nick tersenyum. Setelah bertahun-tahun ini adalah pertama kalinya, Nick bersikap manis dan lembut pada orang lain karena hanya Anzelia yang selalu mendapatkan sikap manis dari Nick.

     Sepertinya pria ini sudah gila. Kenapa banyak sekali tersenyum dia hari ini? Apakah aku lucu? Cia memeriksa pakaiannya. Kali aja ada yang aneh. Namun, tidak ada keanehan. Aku tidak aneh. Ngomong-ngomong pria mesum ini sangat tampan sekali saat tersenyum tulus seperti ini. Aku hampir meleleh rasanya. Oh Tuhan kenapa  kau ciptakan pahatan sesempurna Nick?

     "Tatap aku!" Perintah Nick kesal karena Cia tidak merespon tatapannya.

    "Ah, ya, baiklah!" Cia menurut.

    "Akhirnya aku menemukannya." Siapa? Batin Cia. "Kau orangnya! Wanita yang tulus menyayangi Anzelia dan kau juga berhasil membuat aku jatuh cinta, Cia."

     "Ak--aku?" Cia menunjuk dirinya sendiri. "Ap-apa maksud mu?"

      "Aku mencintai mu, Cia," ungkap Nick pada akhirnya.

      Cia terdiam. Beberapa hari bertemu dengan Nick saja Cia sudah merasa benci. Pasalnya, Nick sangatlah mesum di mata Cia. Sepertinya butuh pertimbangan.

     "Aku tidak mau. Kau mesum!" Tolak Cia. Sepertinya Cia mendapat sebuah keberuntungan bisa menolak dan membantah kemauan Nick.

     "Ayolah, Cia. Lupakan masa lalu. Itu adalah kebutuhan biologis ku, Cia." Nick mendesah lelah.

     "Tapi aku belum mencintaimu," kata Cia acuh.

     "Aku akan menunggumu! Dalam waktu dekat aku yakin kau akan jatuh hati padaku."

      Kenapa percaya diri sekali? Cia melipat tangannya didada.

     "Jadi, mau kau apa?" Tanya Cia pada akhirnya dengan nada datar.

     "Will you marry me?"

     "Menikah? Aku belum bisa!" Jawab Cia cepat. Baru saja ia menempuh pendidikan pria inj sudah mau mengajaknya menikah? Apa yang akan ia katakan pada Ibunya nanti? "Aku masih harus kuliah!"

      "Baiklah tidak masalah. Jadilah kekasihku untuk saat ini."

      Kalau menjadi kekasihnya lantas gajiku Bagaimana? Gumam Cia berpikir dalam hati. "Gajiku?" Tanya Cia.

     "Kau hanya perlu mengatakan berapa yang kau minta akan aku berikan!"

      "Aku tidak mau! Aku tidak terbiasa bergantung pada orang lain!" Tolak Cia lagi.

      "Oke! Aku akan tetap menggajimu." Nick mengalah. "Sekarang, baliklah. Aku rasa kau lelah. Tidurlah bersama Anzel." Perintah Nick.

TBC..

Hottest Daddy (selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang