End

80.2K 2K 7
                                    

Didalam mobil, Cia terus merengek sakit. Usia kandungannya sudah genap sembilan bulan. Nick jadi panik dan bingung harus apa dan bagaimana sementara perjalanan juga butuh waktu. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam tapi jalanan masih ramai.

"Nick, ini sangat sakit. Cepatlah sedikit." Rengek Cia untuk yang kesekian kalinya.

"Sabar Cia, ini aku sudah sangat cepat. Nanti kalau aku tidak sesuai aturan jalan kita akan celaka. Bagian mana yang sakit, hem?"

"Hikss... ini bagian bawah perutku. Sakit, Nick. Hiks...."

"Tarik napas pelan-pelan lalu buang, Cia." Perintah Nick.

Cia mengikuti, perutnya semakin sakit bahkan bagian bawahnya sudah basah. Cia sendiri bingung.

"Nick milikku basah, ini kenapa? Awwwh.. sakit. "

"Sabar kita akan segera sampai." Nick tetap menenangkan. Mobil pun segera berbelok ke pekarangan rumah sakit. Dengan cepat Nick membopong tubuh Cia masuk ke dalam.

Sekarang, Nick ikut masuk ke dalam selama proses melahirkan. Beruntung suami boleh masuk karena persalinan normal. Sebenarnya Nick tidak tega melihat Cia kesakitan seperti itu, tapi dirinya harus tetap berada disampingnya.

"Hiks.. ini sakit sekali, enghhhh!"

Nick membiarkan istrinya meremas tangannya dengan kuat. Jeritan yang Cia lontarkan sudah cukup kuat sebagai bukti bahwa saat ini rasa sakit itu semakin menjadi.

"Tahan Cia ikuti perintah dari perawat. Kau kuat, Cia."

Nick mengelap keringat yang bercucuran di kening Cia. Membantu memberi semangat dan dorongan untuk membantu keluar anaknya. Tanpa sadar Nick ikut meneteskan air mata haru ketika jeritan terakhir Cia mampu mengeluarkan tangisan bayi yang nyaring. Tubuh Cia lemas diatas ranjang rumah sakit.

"Selamat Mr, bayi anda perempuan," ucap perawat lalu segera membawa memberikan kepada Nick setelah diberi kain sebagai pelindung.

"Anak kita, Cia. Lihatlah, kau berhasil." Nick menaruh bayi mungil itu disisi Cia. Membiarkan sang ibu menatap haru dengan penuh cinta.

"Sudah aku katakan, dia mirip denganmu," ucap Nick.

Cia mengembangkan senyumnya. Mengelus pipi bayi yang berada di sampingnya. "Iya, dia mirip denganku. Ssshh.."

"Kenapa Cia?" Tanya Nick panik mendengar ringisan pelan dari Cia.

"Milikku masih terasa sakit akibat jahitan."

"Kalau begitu jangan banyak bergerak. Aku tidak akan tidur untuk menjagamu." Larang Nick.

Perawat yang berlaku lalang tersenyum tipis. Siapa yang tidak mengenal seorang Nick Johannes di kota itu. Hampir seluruhnya mengenalnya. Tapi, melihat perawakan lembut dan romantis itu tidak akan ada yang menyangka.

"Em.. kau sudah ada nama buat putri kita?"

"Sudah aku siapkan jauh hari."

"Apa?"

"Jesylin Aleysia. Bagaimana, suka?"

"Suka. Itu nama yang bagus."

"Aku akan ke parkiran. Mau mengambil keperluan kau dan Jesylin. Ada perawat yang akan menunggumu."

Nick segera undur diri lalu keluar darinruangan. Wajahnya tampak sangat bahagia. Sudah ada dua anak perempuan dalam hidupnya. Karunia dari Tuhan yang paling terindah.

Setelah mengambil keperluan, Nick kembali ke kamar inap Cia. Tersenyum melihat istri dan anaknya sudah terlelap.

***

Hottest Daddy (selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang