39

1.7K 200 13
                                    

Mereka pun memutuskan untuk kembali tidak rawat inap. Dengan menggunakan taksi Sana mengantar Tzuyu pulang ke apartementnya. Di dalam taksi Tzuyu hanya bisa membaringkan kepalanya ke pundak Sana. Kepalanya terasa sangat berat dan pusing setelah kecelakaan tadi

"Gapapa...?" Tanya Sana khawatir

"Gapapa pusing aja sedikit.."

Sesampainya di depan apartemen. Sana meminta Tzuyu untuk istirahat di tempatnya. Mengingat apa yang dikatakan suster waktu lalu membuat Sana khawatir meninggalkan Tzuyu sendirian

"Nanti turun di tower aku ya.. Kamu tinggal sama aku dulu sementara.."

"Ihhh gausah. Gapapa ko sendirian.."

"kalo aku bilang A ya A tzu...!"

"Aku udah banyak repotin kamu san..."

"Oh... Oke! Aku telfon kaka kamu aja. Aku bakal jelasin kalo kamu kecelakan parah"

"Hahaha kaya punya nomornya aja"

"NIH..!!!" Sambil menunjukan handphonenya kehadapan Tzuyu

"Iyaaa!! Iyaa!! Jangan dibilanginnn aku bakal stay dirumah kamu"

.....

Sesampainya di unit Sana. Sana meminta Tzuyu untuk mengganti pakaian dan beristirahat terlebih dulu. Sedangkan Sana sibuk  memasak sup untuk makan malam Tzuyu

Selesai memasak Sana menghampiri Tzuyu yang sedang beristirahat di kamar tidurnya

"Tadi belum makan kan?"

Tzuyu membalas dengan gelengan

"Aku udah masakin kamu. Makanannya di meja makan. Minum obatnya kalo udah selesai makan.."

"Tapi aku belum laperr Sana..." Ucap Tzuyu

"Yauda makan aja sedikit yang penting perut kamu gak kosong"

"Iya"

"Sana kenapa yaa?? Tiba-tiba jadi dingin gini" Pikir Tzuyu

Malam harinya Tzuyu tidur dikamar Sana. Karena Sana hanya memiliki satu tempat tidur maka Sana memutuskan untuk tidur di ruang TV. Sana beberapa kali rutin memeriksa keadaan Tzuyu apa obat yang Ia sediakan di meja diminum, apa air putih yang Ia taruh di atas meja dihabiskan, dan apa kondisi badannya baik. Setiap jam Sana terus memeriksanya keadaannya

Samlai tiba pada pagi harinya. Sana membuka pintu kamarnya tanpa ekspeesi. Ia kembali memeriksa keadaan Tzuyu. Namun kali ini Tzuyu dalam keadaan sadar Ia lebih awal bangun karena tidurnya yang cukup lama

"Nyaman tidurnya?" Tanya Sana

"Iya nyaman. Tumben kamu bangunnya pagi" Jawab Tzuyu

"Masih sakit?" Tanya Sana sambil memperhatikan perban di sekejur tubuh Tzuyu

"Aku gapapa San.."

"Dahi kamu udah ga panas sih.."

"Eh kok kamu tau aku demam?"

"Nebak aja.."

"Hmm btw sorry kamu jadi ga nyenyak tidur gara-gara aku.."

"Gausah sok sok khawatir. Orang yang hampir mati itu kamuu"

"Udah ayo sarapan dulu" Perintah Sana sambil keluar dari kamar

"Si Tzuyu apa sih bentar-bentar gapapa bentar-bentar gapapa! Emang dia robot gapapa!" Gumam Sana

Selesai sarapan Sana tidak lupa membersihkan luka Tzuyu seperti anjuran dokter. Ia pun mengganti semua perbannya dengan yang baru

"Kamu udah rapih mau ke kampus..?" Tanya Tzuyu

"Iya" Jawab Tzuyu singkat

"Kondisi kamu belum stabil disini aja ya sampe aku balik kampus"

"Gapapa. Aku balik ke apart aja San.."

"Oh.Yaudah"

"Obat jangan lupa diminum, Pastiin rambut gak nyentuh luka di dahi kamu"

"Aku berangkat" Sambil menggunakan heelsnya Sana keluar meninggalkan Tzuyu

"Pms kali yaa?? Yaudahlah..."

....

Ting Ting

Bel apartement Tzuyu berbunyi. Tzuyu dengan jalan tertatih segera membuka kan pintu karena Ia pikir orang yang memenekan bel adalah Sana

"Chaeng....?Ngapain??"

"Tzuyuu!!! Yampunn muka lo kenapa!!??"

"Kenapa lo melukai karya tuhan terbaik didunia ini Tzu!!"

"Ahh sakittt begoo dehh luka gue lo pegang!!"

"Kok lo bisa tau gue kecelakaan?"

"Tadi Sana telpon katanya dia gabisa balik cepet takut lo kenapa-kenapa jadi dia minta gue buat temenin lo.."

"Telpon?Lo gak ketemu dia di kampus..??"

"Engga kayanya dia gak ke kampus deh hari ini..."

"Oh"

"Lo gamau ajak gue masuk apa tzu..?"

"Ohiya haha ayo masuk"

Sementara Sana sedari bagi berolahraga tanpa henti. Ia sibuk bermain tennis di stadion Indoor bilangan Jakarta. Bersama orang-orang random yang baru Ia temui. Sambil menghela nafasnya Sana bersender di dinding. Memikirkan tiap momen bersama Tzuyu saat awal bertemu hingga sampai saat ini. Dan ada satu hal yang sulit sekali Ia terima saat Ia bercerita kepada Nayeon beberapa waktu lalu

FLASHBACK
" Dia tuh keliatannya dewasa, tinggi, cantik dan pendiem. Padahal anaknya seru banget kalo diajak ngobrol.."

"Sometimes dia tuh kaya anak kecil manja terus polos hahaha..."

"Seandainya bisa gue punya adik seumuran. mau deh yang kaya dia.."

"Haha Sana begooo. Adik...??"

"Perasaan kaya gini ada antara adik dan kaka...?"

Sambil memejamkan matanya Sana menghembuskan napas mengingat senyum di wajah Tzuyu

"Adik dari hongkong.."

She is [ ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang