24

1.7K 213 6
                                    

Semenjak berbicara kepada Jin malam itu Sana terus terbayang-bayang kisah Jin dan Tzuyu. Sebisa mungkin Sana menyibukan dirinya agar hal tersebut tidak menggangu pikirannya lagi. Mulai dari menonton film, Membersihkan rumah sampai mencuci piring yang sudah bersih.

Namun pikiran itu terus menggangu. Ia pun memutuskan untuk pergi mengendarai mobil menuju gym yang tak jauh dari rumah mamanya

-FLASHBACK

Beberpa Jam sebelumnya. Jin mengajak Tzuyu untuk berjalan-jalan di taman yang tak jauh dari tempat mereka makan. Dengan membawa cup coffee mereka berjalan menyusuri taman

"Tzuyu.. Kaka boleh jujur sama kamu..?"
Sebebernya aku udah coba omongin ini hal ini lama banget...."

"Tapi kaka pikir ini waktu yang tepat buat bilang sekarang. Tzu... Kalo kaka boleh jujur. Apa kamu mau jadi pacar kaka?"

Tzuyu pun terkejut dengan pengakuan kak Jin yang sangat tiba-tiba. Coffee yang Ia sedang minum hampir saja Ia tumpahkan dari mulutnya

"Kak.." Ucap Tzuyu sambil menatap Jin

"Iya..."

"Kenapa kaka tiba-tiba langsung tembak aku. Apa ka Jin udah tanya diri kaka sendiri. Apa kak Jin sayang sama aku..?

"Tzu apa iya gak kelihatan bentuk sayang kaka sama kamu..?Kaka bukan cowok brengsek yang confess ke cewe gitu aja tzu.."

"Oke kalo kaka memang sayang sama aku.. Tapi apa kaka udah coba tanya ke diri kaka. Cinta itu sudah tumbuh atau belum..?"

Kali ini Jin terlihat ragu untuk menjawabannya

"Aku juga sayang banget kak sama kak Jin. Kita punya hobi yang sama tiap ngobrol nyambung. Tapi aku belum bisa buat bilang cinta sama kaka.."

"Tzuyu cinta itu bisa kita bangun seiring berjalannya waktu.. Mungkin dengan cara sering ketemu.saling memahami dan mengenal satu sama lain.."

"Komitmen menjadi pacar bukan suatu hal untuk di coba-coba kak. Aku bukan tipe orang yang bisa jalanin hubungan tanpa didasari rasa cinta.."

"I like you but not love you..."

"Apa kamu ngomong gini karen masih nunggu cinta pertama kamu?"

"Sejujurnya aku juga belum yakin tentang apa yang aku tahan selama ini buat mencoba memulai hubungan baru dengan orang lain.."

"Kak aku pikir aku bukan perempuan yang tepat buat jadi pasangan ka Jin."

"Terus siapa yang cocok buat aku..?"

"Tzuyuu aku tau udah cukup dewasa untuk menentukan siapa yang cocok dan engga buat aku.."

" Aku yakin kita bisa saling cinta.." Sambil mencium tangan Tzuyu

"Sumpah kak..?" Ucap Tzuyu melihat tingkah Jin yang sangat tidak biasa

"Janji itu bukan hal yang bisa disepelekan. Seberapa kecil pun janji itu aku selalu anggap serius.."

"...Karena kamu gapernah bisa mempredikisi sifat alami manusia. Perasaan yang kamu punya saat ini ke kaka.. kaka yakin will turn to in love.."

"Duh gimana ya... Serius aku sayang sama kaka. Tapi maaf itu semua belum cukup untuk jadi alasan aku jalani hubungan sama kaka.."

"... Aku gak mau kak pada akhirnya. Aku malah bertindak kurang ajar sama kaka dan gak bisa menghargai kaka lagi seperti biaaanya.."

"Jadi gada kesempatan ya tzu..?"

"..Kaka biasanya gak cengeng kaya gini sih tapi gatau kenapa pas confess dan di tolak kamu. mata kaka reflect keluarin air mata..." Jawab Jin sambil tersenyum

"Ahhh..... Ka Jin jangan sedih gini dong.." Ucap Tzuyu yang menyesal karena terlalu jujur kepadanya

"Kadang perasaan itu rumit ya tzu..! di ikutin salah gak di ikutin juga salah..."

"..Jangan pernah kamu terlalu menuruti dan biarin dia terus tumbuh gitu aja. Because what..?"

" 'Cause you've right to deny it..."

"Kamu punya hak buat nolak sesuatu diluar kehendak kamu. Perasaan kalo udah mulai tumbuh dan menjadi lebih besar. Dia bisa punya power yang kuat. Ibaratnya perasaan bisa kontrol kamu kemana pun dia mau. Saat kamu sadar dimana kamu berada cuma sesal yang ada karena ternyata gak ada jalan buat kembali..."

"...Ujung-ujungnya cuma kamu yang merasa sakit sendirian sedangkan orang lain..?? Tertawa bersama yang lain.." Jelas Jin sambil mengingat kejadian Tzuyu saat bersama kekasihnya saat itu

-EOF

...

"Jadi dia setuju buat dating sama kaka..?" Tanya Sana penasaran

"Menurut kamu aja Sana Minatozaki!!!???"

"Gak ngerti kaka sok banget puitis lagian..."

"Hahaha Tzuyu nolak kaka. Cuma cara dia nolak dengan cara yang paling sopan dan berkesan.."

"Mungkin dia ga liat kaka sebagai laki-laki jantan kali ya.."

"Jadi kaka mikir nanti pas wisuda harus fitting jas deh tampil kece dan lebih maskulin.. Ya siapa tau Tzuyu bisa terima perasaan kaka lagi.."

"Lo gak biasanya kaya gini kak... Lo bukan tips cowok yang suka perjuangin semuanya buat caper sama seorang cewe.."

"Yaa anggap aja Tzuyu adalah orang yang bisa buat gue seperti ini.."

"Kok kaka sekarang keras kepala sih..?Sekarang kaka mau apa.. Jadi Sasaengnya Tzuyu gitu..?"

"Hmm boleh juga.."

"GILA!!"

"Bercanda..." Jawab Jin sambil tertawa.

Sana terus mengingat kejadian malam tadi. Mengingat hal itu membuatnya semakin emosi. Semangatnya semakin menjadi-jadi untuk melakukan fitness. Mengangkat beban dengan batas yang tidak wajar . Running dengan kecepatan tinggi yang membuat keringat bercucuran membasahi seluruh bajunya

"Kenapa dia nolak..???"

"Padahal aku udah bayangin kalo mereka jadian lucunya kaya gimana.."

"Kenapa kak Jin bilang Tzuyu gak liat dia sebagai cowok ya. Apa kak jin maininin Tzuyu..? Terus bikin Tzuyu kesal dan berpendapat demikian..?"

"Tzuyu... Tzuyu... dari semua laki-laki di dunia ini kenapa harus kaka aku..?" Pikir Sana sambil membaringkan kepalanya ke dinding kaca dibelakangny

She is [ ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang