•◉ EPISODE 9 - 2 ◉•

98 19 0
                                    

Sampai beberapa saat kemudian akhirnya nada sambung pun terdengar. Aku mendengar geraman Arven yang kesal karena tidurnya terganggu. Mendengarnya seperti itu aku mendengus kesal. Seharusnya aku yang kesal atas perbuatanmu Arven dan sekarang kau seenaknya saja tidur di dorm mahalku?

"Halo? Siapa ini?" tanya Arven dari seberang sana.

"Siapa lagi huh? Kau ingat suaramu sendiri?" balasku dengan nada sinis.

"Richie!? Bagaimana kau-? Oh baiklah ini ponselmu... Aku hampir lupa."

"Kurasa kau memang sudah lupa bahwa kau sedang menggunakan tubuhku Arven Lee?"

"Sudah kuduga kau semalam mengawasiku di ruang rekaman, bukan? Aku dapat merasakannya."

"Masalahnya sekarang adalah mengapa kau menerima ajakan duet Addison bodoh!? Dan lagi kau membatalkannya semudah itu setelah kau menerimanya!? Apa kau gila!? Apa masalah dalam hidupmu sendiri saja belum cukup sampai kau membuat masalah dengan tubuhku!?"

"Maafkan aku, kupikir aku hanya ingin duet dengan Addison Noona lalu kau ternyata sudah membuat janji dengan Choi Yuna bahwa kau akan melakukan duet dengannya. Jadi kubatalkan saja duetku dengan Addison Noona agar kau tetap berduet dengan Yuna. Aku bahkan sudah bilang pada Yuna bahwa aku akan duet dengannya kali ini."

Aku benar-benar terkejut. Setelah semalam aku melihatnya menantang Addison sekarang ia bilang ia akan berduet dengan Choi Yuna. Kurasa dia benar-benar bodoh dan tidak waras. Artis mana yang akan membuang Addison Kim demi Choi Yuna!? Tentu saja aku, tapi bukan seperti itu caranya! Kalau aku dari awal tak mungkin menerima duet dengan Addison bukan membatalkannya seperti orang bodoh. Tamatlah riwayatku karena Arven bodoh ini.

"Kau benar-benar gila. Dan lagi kau mengangkat teleponku dengan santainya padahal nomormu ini tidak terdaftar di ponselku! Hanya untuk itu aku bersyukur atas kebodohanmu Arven! Lain kali jika ada nomor yang tidak terdaftar meneleponku jangan di angkat! Simpan nomormu ini bodoh! Kau dengar!?" ujarku lagi kesal.

Beberapa siswa melirikku dan saling berbisik karena suaraku yang teriak-teriak. Mau tidak mau aku berusaha menahan emosiku dan tidak berteriak lagi. Tapi aku seperti melihat sesosok tubuh yang kukenal bersembunyi di dalam mobil kuning. Ah biarkan saja, lagipula ia tidak akan mengerti pembicaraanku dan tidak akan percaya.

"Aku mengerti Richie Hyung! Berhentilah berteriak! Telingaku sakit. Maafkan aku ya? Aku melakukan semua ini untukmu dan aku yakin kau bisa mengatasinya," jawab Arven malah membuatku makin kesal. Jadi dia memang hendak membuat masalah dan ia bilang semua yang ia lakukan untukku? Untuk kesialanku maksudnya?

Aku menghela nafasku berusaha menahan amarahku dan berusaha untuk sabar. Sekilas aku mendengar suara tawa dari dalam mobil kuning tapi aku membiarkannya saja.

"Baiklah terserah kau saja tapi aku minta kau malam ini benar-benar tidur. Mari kita bertukar tubuh lagi malam ini oke?" tanyaku berusaha untuk bersabar.

"Baiklah, sana sekolah dengan benar Hyung! Selamat tinggal!"

Arven langsung mematikan ponselnya. Yang benar saja anak itu? Aku menatap ponsel Arven dengan kesal. Ingin rasanya kubanting ponsel itu. Tapi nanti saja, awas saja jika sudah bertemu di dunia astral. Habis kau Arven.

Aku melirik mobil kuning tersebut lagi. Aku yakin ada seseorang yang kukenal di dalamnya. Tapi siapa? Daritadi sepertinya orang di dalam mobil itu terus cekikikan menertawakan kekesalanku. Kulihat jam di ponselku. Oh sebentar lagi masuk kelas. Baiklah lupakan saja mobil kuning, aku tidak mau kena hukuman dari Mark Seonsaengnim lagi.

SWITCH SOUL ft.StraykidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang