•◉ EPISODE 10 ◉•

105 20 0
                                    

Sore itu aku sengaja mengajak Choi Yuna untuk bertemu lagi. Malam ini Richie memaksaku untuk kembali bertukar tubuh. Yeah, aku hanya bisa berharap saja ia akan memperlakukan Yuna dengan baik. Maksudku setelah semua yang kulakukan akan membuatnya stres kuharap ia tidak melampiaskan kemarahannya pada Yuna nanti.

Beberapa menit aku menunggu, akhirnya sosok Yuna muncul juga. Ia begitu cantik dalam balutan gaun merah mudanya. Rambutnya yang berwarna merah tergerai bebas melambai setiap kali ia melangkah. Aku tersenyum padanya begitu ia sampai di meja makan kami. Kugeser salah satu kursi dihadapanku mempersilakannya duduk. Ia menatapku dengan heran, ia masih tidak tau alasan aku mengajaknya makan sore ini.

Setelah menunggu Yuna duduk dengan tenang. Aku pun ikut duduk dihadapannya. Kuperhatikan wajahnya yang menatapku dengan kebingungan. Kurasa aku baru mengenalnya setengah hari kemarin, tapi sepertinya gadis ini berhasil membuatku menyukainya.

"Kau benar-benar membatalkan album duet dengan Addison Eonni?" tanyanya berusaha memulai pembicaraan denganku.

Aku menghela nafas perlahan sebelum menjawabnya, "Sudah kubilang aku benar-benar akan membatalkannya."

Yuna terdiam sebentar, ia tampak kebingungan dengan jawabanku barusan.

"Kau aneh belakangan ini Oppa... Biasanya kau tidak pernah bersikap seperti ini. Aku bahkan tidak pernah membayangkannya. Bagaimana kau bisa berubah dalam waktu satu malam?" tanyanya lagi.

Beberapa pelayan menghampiri kami. Membuat kami menunda percakapan kami sementara. Kami memesan beberapa makanan untuk kami makan malam ini. Selesai memesan aku hendak menjawab pertanyaan Yuna barusan. Sebenarnya aku sedikit sedih karena harus berpisah dengannya besok.

"Apa kau pernah mendengar dari Richie tentang astral projection?" tanyaku sebagai balasan dari pertanyaannya.

Yuna mengerutkan keningnya mendengarku menyebutkan nama Richie. Yeah, baginya itu pasti aneh karena ia berpikir Richie menyebut namanya sendiri. Padahal aku adalah Arven yang sedang meminjam tubuh Richie.

"Jangan mulai membicarakan tentang hal itu Oppa. Kau belum menjawab pertanyaanku. Apakah kau mau membicarakan tentang mimpimu di setiap kencan-. Uhm.. Pertemuan kita?"

Aku tersenyum kecil mendengar Yuna meloloskan kata 'kencan' dari bibirnya. Ternyata mereka sering bertemu dan Yuna menganggap hal itu sebagai kencan. Apa yang kulakukan di sini hanya sebagai siswa biasa? Mengapa aku harus bertukar tubuh dengan Richie? Padahal aku tidak akan mungkin bisa bersama dengan Yuna ataupun artis lainnya.

"Semua itu ada kaitannya Yuna. Tidakkah kau sadar akan perubahanku? Bukankah kau sendiri bingung karena perubahan sikapku yang tiba-tiba ini? Apakah kau tidak curiga kalau tubuhku dan Richie telah tertukar?"

Yuna menatapku dengan terkejut dan kebingungan.

Sesaat kemudian makanan kami pun dengan siap dihidangkan. Para pelayan meletakkan makanan tersebut di meja kami. Aku mengucapkan terima kasih pada pelayan-pelayan tersebut. Beberapa waktu kami habiskan hanya dengan suara dentingan piring dan sendok garpu kami.

Tiba-tiba Yuna memulai pembicaraannya lagi sambil tetap menyantap makanannya.

"Lalu siapa kau sekarang? Ku-kupikir kau memang Richie yang telah berubah. Tapi di pikir-pikir orang seperti Richie memang tak akan berubah dengan mudah. Sudah sifatnya yang memang mementingkan popularitasnya lebih dulu."

Aku tertawa kecil tidak menyangka Yuna telah percaya pada kata-kataku. Ia benar-benar lucu dan polos saat mengucapkan sesuatu. Mungkinkah Richie sudah berkali-kali menceritakan hal seperti ini padanya? Untunglah kalau ia mempercayai ceritaku.

"Aku senang kau mempercayai ceritaku. Saat aku menceritakannya pada teman-temanku mereka tak ada yang percaya satu pun. Mereka pikir aku terlalu banyak mendengar cerita dongeng. Aku senang ada yang mempercayai cerita ini."

"Aku pun tidak pernah percaya saat Richie menceritakannya padaku. Tapi kau memang tidak seperti Richie. Mirip namun, berbeda..."

SWITCH SOUL ft.StraykidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang