•◉ EPISODE 18 - 2 ◉•

151 20 0
                                    

Hari itu aku menghabiskan waktuku bersama dengan Yuna seharian. Kami pergi berkencan bersama kurasa. Entahlah, aku agak malu menyebutnya dengan sebutan 'berkencan'. Tapi kami memang menikmati hari kami bersama saat itu. Kami pergi ke taman hiburan, menaiki berbagai wahana bersama. Kami juga pergi makan ke berbagai tempat bersama. Meski agak kesulitan menyembunyikan wajah kami berdua. Tapi tetap saja kami melewatinya dengan senang hati.

Ketika malam tiba kami pun berpisah. Namun kali ini aku tidak takut dan tidak sedih berpisah dengannya. Justru aku malah gugup karena besok akan menjadi hari pertemuan pertama kita dengan tubuhku yang asli. Aku sedikit takut Yuna akan tidak menyukaiku begitu melihat tubuh asliku. Karena bagaimana pun juga sebelumnya orang yang ia sukai adalah orang seperti Richie.

Ngomong-ngomong soal Richie. Ini adalah waktu saat terakhir kali kami akan bertukar tubuh kembali ke tubuh kami masing-masing. Aku juga masih ingin membicarakan beberapa hal dengannya.

Malam itu aku mulai merebahkan tubuhku untuk tertidur, memulai astral projection-ku untuk entah keberapa kalinya. Kupenjamkan mataku perlahan berusaha membuat tubuhku sesantai mungkin. Tapi tetap membuat pikiranku terfokus untuk tetap sadar. Beberapa saat kemudian tak butuh waktu lama, roh fisikku sudah bisa keluar dari tubuh Richie. Aku melihat tubuh itu untuk terakhir kalinya di dorm ini. Aku tak akan menukar tubuh kami lagi mulai saat ini.

"Bagaimana kencanmu?" tanya Richie tiba-tiba yang ternyata sudah lebih dulu melakukan astral projection dan menungguku di sini.

"Oh kupikir kau belum datang. Eh kencan itu lancar saja. Bagaimana pertemuanmu dengan Jaesung? Apakah kalian sudah membicarakan berbagai hal?" balasku sambil menghampiri Richie.

"Yeah, tenang saja. Aku bahkan sempat mengajari Jaesung untuk bakat aktingnya lagi. Seharian ini aku benar-benar menikmatinya. Bermain bersama Ahyong, dan Valen. Aku juga berbicara tentang berbagai hal dengan Chilla dan Rycelle. Dan untuk tugas sekolahmu tenang saja, aku sudah mencatat berbagai catatan yang penting untukmu," jelas Richie sambil tersenyum.

Aku pun tertawa dan berterima kasih padanya. Namun sesaat kemudian aku mengingatnya bahwa aku ingin menanyakan sesuatu padanya.

"Uh... Richie?" panggilku pelan.

"Ya? Sudah siap bertukar tubuh denganku lagi?" tanya Richie sambil memperhatikanku.

Aku menggelengkan kepalaku. Masih ada satu hal yang menggangguku.

"Kulihat sepertinya kau juga sedikit menyukai Yuna. Apakah kau benar-benar baik-baik saja saat melihatku bersamanya atau saat melihat Yuna begitu lebih menyukaiku?"

Richie terdiam sebentar sambil melihat lantai dorm-nya.

"Entahlah, aku merasa sedikit tersaingi tapi aku baik-baik saja. Maksudku walaupun aku menyukai Yuna juga, di lain sisi aku juga merasa kau lebih pantas untuknya," jawab Richie sambil mulai memperlihatkan telapak tangannya padaku.

Aku pun langsung menempelkan telapak tanganku pada telapak tangannya. Kami terdiam sebentar sambil melihat cahaya terang yang keluar lagi dari antara telapak tangan kami. Kurasa aku akan merindukan cahaya tersebut. Karena kami tak akan bertukar tubuh lagi.

"Aku merasa gugup besok akan bertemu dengan Yuna dengan tubuh asliku," gumamku perlahan namun Richie cukup dekat untuk mendengarnya.

"Tenang saja Arven, aku yakin dia juga menyukaimu. Entahlah, aku mengakuinya bahwa aku sedikit menyukai Yuna tapi sekarang Yuna lebih memilihmu jadi jalani saja..."

Aku tertawa pelan sambil melihat cahaya di telapak tangan kami semakin bersinar.

"Terima kasih kau telah mengubahku Richie," ujarku sambil menatapnya dengan tulus.

Ia membalas tatapanku dengan lembut dan tersenyum, "Terima kasih juga Arven. Kurasa kau benar, kita harus melindungi orang yang kita sayangi juga bukan hanya mengutamakan diri sendiri."

Sesaat kemudian kami pun sudah kembali pada tubuh kami masing-masing. Dalam hati aku tau kami sama sama berpikir untuk tidak pernah bertukar tubuh lagi.

SWITCH SOUL ft.StraykidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang