SWITCH SOUL ft.Straykids

•◉ EPISODE 17 ◉•

Hari itu tiba-tiba saja aku terpikirkan untuk segera melakukan astral projection dan mengunjungi Arven. Meski aku sedikit takut dan malu, tapi mau tidak mau aku harus melakukannya saat aku memiliki kesempatan berlibur. Kuharap ia mau memaafkan kesalahanku terakhir kali. Saat tiba dikamarnya kami banyak berbincang mengenai berbagai hal. Aku juga tidak lupa untuk meminta maaf padanya. Untungnya Arven memaafkanku bahkan ia terlihat seperti sangat menunggu kedatanganku. Kurasa ia juga berharap bertukar tubuh sekali lagi saja.

Saat itu Arven tersenyum dan mengangguk mendengar ucapanku saat aku memintanya untuk mencari Yuna setelah kami bertukar tubuh.

"Belakangan ini kau sudah tidak begitu sibuk kan? Aku tidak mau melakukan kesalahan lagi," ujar Arven sambil tertawa kecil.

Aku pun mengangguk sambil memperhatikan cahaya yang mulai muncul di antara kedua telapak tangan kami. Kurasa Arven tidak perlu lagi khawatir dalam melakukan kesalahan karena bagiku kelakuannya selama ini malah menolongku untuk berubah menjadi lebih baik.

"Tenang saja, aku sudah cukup santai belakangan ini setelah album duet kami mendapat respon baik," jawabku. "Lagipula kau tidak perlu takut melakukan kesalahan lagi. Kau pasti bisa memperbaikinya. Kau tau apa yang harus kau lakukan Arven."

Arven lagi lagi tersenyum mendengar ucapanku. Kurasa ia telah merasakan perubahan pada diriku saat ini. Yeah, itu semua karenamu Arven.

Tiba-tiba saja Arven mengatakan tentang suatu hal yang membuatku cukup senang. Kupikir kami akan segera berpisah setelah pertukaran tubuh terakhir ini dan nanti kembali ada tubuh kami masing-masing. Untung saja kami belum sempat tertukar tubuhnya. Meski begitu cahaya sudah semakin membesar dan semakin terang.

"Uh... Richie... Aku rasa aku punya ide bagus untuk kita," ujarnya pelan.

Aku menatapnya dengan bingung, "Apa itu? Cepatlah katakan!"

Arven hanya terdiam sebentar hendak menyiapkan kata-katanya.

"Maukah kau bertemu denganku dan Jaesung saat nanti kita sudah bertukar tubuh kembali? Seperti mengadakan sebuah pertemuan kecil bertiga?" tanyanya padaku dengan takut-takut. Kurasa ia takut merasa aneh karena mengajak idol sepertiku bertemu dengannya di tempat umum.

"Kenapa bertiga saja? Aku akan mengajak Yuna juga jika kau mau. Ayo nanti kita bertemu berempat setelah kita mengatakan tentang pertemuan ini pada Yuna dan Jaesung. Bagaimana?" balasku.

Tenang saja Arven, justru menurutku idemu itu sungguh bagus. Untuk masalah skandal atau takut tertangkap kamera tenang saja aku dan Yuna sudah cukup handal dalam mengatasi hal tersebut. Arven pun terkejut menatapku.

"Ya, tentu saja! Aku ingin bertemu dengan Yuna juga jika memang bisa. Aku-aku... hanya takut kalian akan tertangkap kamera bertemu dengan orang biasa seperti kami. Mungkin akan menimbulkan skandal baru nantinya," ujarnya terlihat bersemangat.

Melihatnya seperti itu aku pun tertawa. Namun aku segera menghentikan tawaku saat melihat cahaya di tangan kami semakin membesar dan sangat terang. Sebaiknya kami cepat-cepat membicarakan tentang hal ini sebelum tubuh kami benar-benar tertukar.

"Eh... Tidak perlu takut akan skandal. Kau lihat kan? Aku dan Yuna bisa mengatasi skandal dari Addison. Ayolah, itu adalah hal biasa yang harus kami hadapi sebagai idola. Kau tidak perlu khawatir, Arven."

"Baiklah, mari kita bertukar tubuh selama sehari. Setelah itu kita kembali pada tubuh masing-masing lalu mengadakan pertemuan. Bagaimana kalau kita bertemu lusa?" saran Arven.

"Ya, baiklah. Begitu saja. Kita akan bertemu berempat lusa di cafe depan sekolahmu. Akan aku katakan pada Jaesung. Dan kau mengatakan pada Yuna. Pukul 9 pagi, bagaimana?"

Aku melihatnya sudah mulai samar karena cahaya yang semakin terang.

"Ya, aku setuju. Akan kukatakan semuanya pada Yuna."

Hal itulah yang terakhir kali Arven katakan padaku sebelum benang tipis yang menghubungkan ke tubuh asli kami kembali tertukar. Dan aku mulai tidak sadarkan diri selama beberapa saat. Seperti tertidur singkat yang biasanya.