SWITCH SOUL ft.Straykids

•◉ EPISODE 5 ◉•

Skye High School. Sejak awal mendengar namanya kupikir hanya sekolah biasa-biasa saja yang tidak terkenal karena aku belum pernah mendengar namanya. Namun begitu aku menginjakkan kaki di sekolah tersebut ternyata sekolah ini cukup besar dan berkesan baik. Penataan taman, lapangan, perpustakaan, dan sebagainya benar-benar mudah ditemukan dan tertata rapi. Untuk mencari kelasku yang ternyata adalah kelas 11-3 cukup mudah. Kelasku, maksudku kelas Arven terletak di lantai 3 gedung ini. Ya, memang lantai teratas, tapi tetap mudah ditemukan.

Di lorong lantai 3 aku melihat bahwa sekolah ini benar-benar bersih. Para siswanya pun tertib berada di dalam kelas. Tidak banyak yang berada di depan kelas padahal bel tanda masuk belum berbunyi. Sampai akhirnya aku pun menemukan tanda kelas 11-3 di atas pintu suatu ruangan. Aku melangkah dengan santai menuju pintu itu. Aku sudah membayangkan berbagai hal yang sudah lama tidak aku rasakan sejak menjadi idol. Sekolah yang menyenangkan, teman-teman yang sangat mengagumiku, guru-guru yang sayang padaku. Sungguh sangat menyenangkan. Jika benar aku bisa merasakan hal tersebut lagi kurasa aku akan meminta pertukaran tubuh lagi dengan Arven yang asli kapan-kapan.

Aku mempersiapkan hatiku yang mulai berdegup memikirkan hal yang indah-indah yang sudah lama tidak kurasakan. Aku menggenggam kenop pintu kelas dengan senyuman di bibirku. Oh inilah yang kutunggu. Kubuka pintu kelas itu dengan perlahan. Aku tersenyum melihat anak-anak di dalam kelas menatapku seakan telah menunggu kedatanganku. Namun saat aku berjalan cepat ke dalam kelas untuk mencari tempat duduk, seseorang menjulurkan kakinya untuk menghadang langkahku. Tentu saja hal itu membuatku terjatuh ke lantai di depan kelas.

Sontak hampir semua penghuni kelas itu mentertawaiku dengan geli. Apa apaan ini? Aku berusaha melihat siapa yang menjulurkan kakinya tadi. Ia adalah seorang laki-laki berambut coklat gelap dengan beberapa anting-anting yang menghiasi telinganya. Ia merapikan rambutnya sambil tertawa menatapku yang masih berada di lantai.

"Apa kau lihat-lihat eoh? Tidak senang sudah terjatuh? Oh, aku tidak sengaja. Bangunlah!" ujarnya dengan santai sambil mulai berdiri dan menghampiriku.

Aku terduduk di lantai sambil membersihkan seragamku dengan kesal. Apa-apaan ini? Apakah Arven adalah anak yang biasa di bully di sekolahnya? Aku menatap anak yang berdiri dihadapanku tersebut sambil menjulurkan tangannya. Melihat fisik Arven yang lumayan keren tak mungkin ia anak yang biasa di bully. Aku pun hendak meraih tangan yang dijulurkan oleh anak berambut gelap tersebut. Namun ia kembali menarik tangannya sambil tertawa.

"Kau pikir aku mau menyentuh tanganmu?" tanyanya dengan tawa mengejek.

Aku pun dengan emosi yang sudah di ujung kepala segera berdiri dan meraih kerah baju anak tersebut. Kulihat nama di bajunya, Han Jae Sung. Jaesung ya... Jadi dia ini tipe ketua yang suka melakukan bullying di sekolahnya.

"Kenapa kau melakukan hal itu padaku?" tanyaku kesal.

"Melakukan apa? Apa yang kulakukan tidak seberapa dibandingkan yang kau lakukan padaku bulan lalu bodoh! Apa kau berminat meminta maaf padaku? Sudah kutunggu selama liburan tapi kau tidak pernah datang ke rumahku!" teriaknya sangat kesal. Ia berani menatap mataku. Baru kali ini seseorang berani menatapku dengan penuh kebencian secara langsung.

"Jaesung sudahlah! Sebentar lagi bel masuk berbunyi!" ujar salah satu anak perempuan yang sangat manis di salah satu sisi kelas.

"Hei, biarkan saja dia menghajar Arven! Bukankah Arven pantas di hajar?" ujar seorang perempuan yang lainnya yang berada pada kursi di sebelah tempatku berdiri bersama Jaesung.

"Aku tidak tau apa masalah kalian. Tapi pagi ini tubuhku baru saja tertukar dan aku tak ingin minta maaf atas nama Arven!" jawabku kesal.