•◉ EPISODE 11 - 2 ◉•

99 19 0
                                    

Ekspresinya masih ragu dan kebingungan. Aku harus membuatnya terlihat lebih alami.

"Jisung... Kau tau kau sudah bersama Yang Yeshin. Kurasa perasaanku ini sudah tidak berarti lagi," ujarku lagi dengan nada miris.

Aku memberikan senyuman lemahku padanya. Sebenarnya aku ragu karena seharusnya perempuan-lah yang memerankan bagian ini. Ah tapi sudahlah... Kuharap ia bisa mengimbangi peranku.

Tidak kusangka mendengar nada sedih dariku barusan Jaesung mulai serius memerankan bagiannya.

"Kenapa kau sendiri baru mengatakan tentang perasaanmu padaku sekarang Jihae? Aku-aku pikir kau sudah.. Memiliki orang lain yang kau sukai."

Oh aku malas sekali melakukan bagian ini tapi aku ingin membantu Jaesung dengan dramanya. Aku pun meraih tangan Jaesung dan menggenggamnya dengan erat. Aku menatapnya seakan saat itu aku adalah seorang Kim Jihae.

"Aku hanya menyukaimu Jisung. Lee Jisung. Tak ada yang lainnya lagi sejak dulu. Tapi kau tidak pernah menyadarinya. Kau menganggap aku hanya menyukaimu sebagai teman dekatmu, bukan begitu?"

Jaesung terlihat sedikit terkejut menerima perlakuan dariku. Tapi ia segera mengatasi keterkejutannya ketika melihat ekspresi di wajahku yang serius seakan aku benar-benar seorang Kim Jihae.

Kini Jaesung mulai menampilkan ekspresi sedihnya padaku. Aku cukup terkejut karena ia begitu cepat memasuki alur dan juga bereaksi sesuai apa yang kumau. Sebenernya kemampuan aktingnya cukup bagus. Hanya saja ia memang tidak begitu pandai menghafal naskah. Jika seperti ini aku pasti bisa membantunya. Sebelum aku kembali ke tubuh asliku malam ini.

"Maafkan aku Jihae... Kau terlambat mengatakannya dan sebelumnya aku tidak tau tentang perasaanmu," jawabnya.

Aku hanya tersenyum sebagai Kim Jihae tanda bahwa aku mengerti apa yang dimaksudkannya. Sebenarnya Kim Jihae memiliki baris dialog di dalam naskah tapi aku sengaja tidak mengucapkannya dan hanya menunjukannya lewat ekspresiku namun itu tetap mewakili isi dari dialog tersebut.

"Hmm.. Maafkan aku.." ujar Jaesung lagi ketika melihat ekspresiku. Sudah kuduga ia akan bereaksi alami seperti itu.

"Maafkan aku karena akibat dari ketidak-pekaanku kita jadi seperti ini. Aku-aku sejujurnya tidak menyukai Yeshin. Kami terpaksa bersama karena ia begitu baik padaku. Ia begitu menyukaiku, Jihae. Ini menyakitkan..."

Satu adegan lagi. Astaga ini menyebalkan. Aku terpaksa memeluk Jaesung agar ia melanjutkan ucapannya dalam dialog selanjutnya. Meski tidak menghafalnya aku bisa membuatnya mengingat baris dialog tersebut dengan gerak tubuhku.

Jaesung yang terkejut langsung mendorong tubuhku perlahan. Aku tau ia merasa tidak nyaman karena kami melakukan praktek drama ini di lapangan terbuka. Walaupun ini cuma akting ia takut yang lain berpikiran aneh-aneh tentang kami. Rasanya aku ingin tertawa namun kami masih berada dalam suasana drama kami.

"Apa kau gila!? Aku sudah bersama Yeshin. Maafkan aku Jihae!"ujar Jaesung. Ia lalu hendak berlari ke dalam sekolah. Namun aku menahan tangannya sambil tersenyum bangga.

"Kau berhasil..." pujiku pada Jaesung.

Ia pun segera tersadar bahwa aku sudah mengakhiri suasana drama kami. Ia melepaskan genggaman tanganku dengan cepat.

"Ugh aku tidak tau kau berbakat jadi perempuan Hyung," jawab Jaesung sambil meringis.

Aku tertawa melihat ekspresinya. Apa dia pikir aku tidak geli juga melakukan hal tersebut? Bagaimana pun juga ini demi praktek dramanya.

"Untunglah tak ada adegan ciuman di dalamnya," ujarku masih sambil tertawa.

"Aku menyesal latihan drama denganmu Hyung, kenapa kau memilih bagian itu bodoh?"

"Aku asal mengambil bagian yang singkat namun hanya membutuhkan ekspresi tanpa banyak dialog. Aku tak banyak mengucapkan dialog kau tau? Tapi kau tetap bereaksi sesuai alur dramanya. Kau tak akan menyesal latihan denganku Han Jaesung."

"Terima kasih... Sebaiknya kita cepat menyiapkan untuk pelajaran selanjutnya!"

Aku mengangguk dengan cepat. Kami pun bersiap untuk jam pelajaran selanjutnya.

SWITCH SOUL ft.StraykidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang