•◉ EPISODE 3 - 2 ◉•

183 41 3
                                    

"Seharusnya kau memang tau siapa aku. Pria tertampan di Gangnam. Maksudku, di Korea Selatan."

Ia meringis mendengar penjelasanku. Oh laki-laki memang suka iri dengan ketampananku. Lupakan saja, kini perhatianku teralih kembali pada telapak tangan kami yang bersentuhan.

Cahaya di antara kedua telapak tangan kami semakin membesar dan bersinar. Aku mulai merasakan sengatan listrik lagi seperti di hari itu. Kali ini tanganku terasa panas. Laki-laki bernama Arven tersebut terlihat ingin menarik tangannya kembali. Tapi aku dengan cepat menggenggam tangannya dengan erat. Tidak, Arven ini tidak boleh melepaskannya.

Aku belum tentu punya kesempatan astral projection bertemu dengannya lagi di lain waktu. Aku harus memastikannya sekarang apa yang akan terjadi. Aku menggelengkan kepalaku untuk menyuruh Arven bertahan. Ia terlihat sangat kesal tapi ia tetap terdiam saja. Mungkin sebenarnya ia juga penasaran hanya saja ia penakut. Tidak sepertiku yang pemberani.

Kini bukan hanya tanganku yang memanas, seluruh tubuhku juga ikut memanas. Rasanya seperti kesetrum namun juga sangat nyaman. Rasanya panas sekaligus dingin. Seperti terbakar tapi disekeliling kita ada es batu. Entahlah, pokoknya seperti itulah rasanya. Lalu cahaya dari antara telapak tangan kami semakin membesar. Setelah itu semuanya gelap. Aku tidak tau apakah aku tertidur atau ini adalah tahap memasuki dunia yang lain lagi? Apakah yang terjadi?

Aku mengerjapkan mataku perlahan. Tidak terbiasa dengan sinar matahari yang memasuki jendela kamarku yang gordennya sedikit terbuka. Tunggu dulu, jendela? Sejak kapan kamar mewahku punya jendela? Kamar mewahku begitu tertutup dari dunia luar.

Aku berusaha terbangun dari ranjangku. Aku terduduk sambil memperhatikan sekitar. Kenapa aku masih berada dalam ruangan kamar Arven ini? Apakah aku masih bermimpi? Apa yang terjadi?

Tiba-tiba terdengar ketukan dari pintu kamar Arven.

"Arven! Bangunlah! Buka pintunya! Sudah pagi, ayo berangkat ke sekolah bersama! Kita akan sarapan bersama," ujar sebuah suara dari luar.

Aku pun langsung berdiri dan menjauhi ranjang Arven. Ke mana perginya Arven? Bukankah seharusnya ia masih berada di sini bersamaku? Tanpa pikir panjang aku membuka pintu kamar Arven untuk melihat siapa yang mengetuk tadi.

"Woah lihatlah dirimu! Tidur dengan nyenyak eoh? Kau bilang kau takut menghilang semalam. Sudah kubilang kan kau tidak akan ke mana-mana. Lagipula Hyung di sini akan berusaha membangunkanmu. Jangan takut! Sekarang mandilah!"

Aku masih tidak mengerti. Ia berbicara denganku seakan aku adalah adiknya. Apakah aku sedang bermimpi mempunyai seorang Hyung yang manis? Apa yang sebenarnya terjadi? Aku hanya mengangguk saja karena masih tidak sadar. Aku merasa masih sedikit mengantuk. Tunggu dulu, kalau aku mimpi tidak mungkin aku mengantuk. Kucubit tanganku dengan keras. Oh astaga sangat menyakitkan! Aku tidak bermimpi. Jangan bilang ini adalah sebuah kenyataan?

"Kau baik-baik saja Arven? Cepatlah ambil seragammu dan mandilah!" ujar Hyung Arven lagi. Ia berjalan ke arah meja dapur dan menyiapkan ramen untuk sarapan.

Aku masuk ke kamar Arven lagi dan melihat ke arah cermin yang ada di sana. Astaga, demi hidung kudanil yang besar. Aku benar-benar berubah jadi Arven! Jadi percobaanku semalam dengan Arven membuat tubuh kami tertukar! Tubuhku tertukar dengan tubuh seorang anak di bawah umur!? Yang benar saja...

Aku mendengar beberapa kali Hyung Arven memanggilku terus menerus saat aku masih berusaha mencerna apa yang terjadi dan berusaha menerimanya. Tapi mau tak mau aku harus menjalani hari ini dulu. Mungkin nanti malam aku bisa berusaha mencari Arven lagi, kuharap jadwalku belum begitu sibuk sebagai idol.

Mencoba bersemangat, aku segera mencari seragam sekolah yang di maksud. Paling tidak aku bisa merasakan kehidupan sekolah kembali. Kuharap hari ini akan terasa menyenangkan dan tidak ada kejadian buruk yang terjadi pada tubuh asliku.

SWITCH SOUL ft.StraykidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang