•◉ EPILOG ◉•

256 27 3
                                    

Pagi itu pukul 8 lewat. Aku sudah benar-benar ingin segera pergi menuju cafe tempat kami janjian. Namun Yuna sedari tadi belum juga siap. Benar-benar lama sekali dia berdandan menyiapkan diri hanya untuk bertemu Arven.

Sebelumnya aku tak pernah berpikir kami sebagai 2 orang artis yang banyak di kenal akan bertemu dengan 2 murid sekolah biasa. Apalagi bertemu karena astral projection yang kumiliki lalu bertukar tubuh. Rasanya itu aneh sekali.

Beberapa saat kemudian Yuna sudah siap. Ia keluar dari dormnya dengan gaun berwarna merah hati. Rambutnya diikat satu ke belakang. Apakah selama ini jika berkencan denganku ia secantik ini? Aku menatapnya beberapa saat tanpa kusadari.

"Oppa? Ayo cepat berangkat!" ujarnya menyadarkanku.

"Oh kau benar, kau cantik sekali Yuna.." balasku pelan sambil menyiapkan mobil putihku.

Langsung saja kami berangkat menuju cafe tempat tujuan kami.

Beberapa menit dalam perjalanan aku berbicara mengenai beberapa hal bersama Yuna. Ia terlihat gugup sekaligus bersemangat. Perjalanan kami tidak butuh waktu lama untuk sampai. Memang sekolah Arven tak jauh dari dorm kami dan gedung Stay Entertainment. Maka dari itu aku bisa bertemu dengannya lewat dunia astral.

Setibanya di sana aku melihat Arven dan Han Jaesung sedang berbincang di salah satu meja cafe. Aku pun tersenyum lalu menarik tangan Yuna untuk menghampiri mereka setelah memarkir mobil. Kutepuk pundak Han Jaesung perlahan untuk menyapanya.

"Oh hei! Richie Ba-."

"Shuutt!" ujarku begitu ia hampir saja menyebut namaku saking terkejutnya. Kuharap tak ada yang menyadari aku dan Yuna adalah artis di sini.

"Kau jangan berisik, hampir saja kau membuat masalah untuk mereka. Dasar Han Jaesung!" timpal Arven kesal.

Aku pun tertawa pelan sambil mempersilakan Yuna duduk di salah satu kursi. Lalu aku pun ikut terduduk di sebelahnya.

"Tidak apa aku mengerti Jaesung pasti terkejut sekali saat melihatku," ujarku sambil tersenyum pada Han Jaesung.

Ia hanya menyeringai sambil mengalihkan pandangannya pada Yuna. Aku pun ikut mengalihkan pandanganku. Kulihat Yuna terlihat terdiam sambil melihat ke arah Arven.

"Ya, dialah Arven yang sebenarnya.." jelasku pelan.

Arven balas menatap Yuna sambil tersenyum lemah. Kurasa ia jadi tidak percaya diri saat bertemu secara langsung seperti ini. Namun Yuna bukanlah perempuan yang langsung menyerah begitu saja menunggu pasangannya. Ia meraih tangan Arven lalu mengelusnya perlahan.

"Aku tetap menyukaimu.." ujarnya pelan sambil menatap Arven.

Entah kenapa ada sedikit rasa iri timbul dalam diriku. Tapi aku tau rasa itu sudah percuma sekarang. Karena Yuna memang sebaiknya bersama dengan Arven. Lagipula aku akan melupakannya dengan cepat.

"Woah, apa ini? Aku melihat drama di sini?" sindir Jaesung pelan. Mendengar sindiran tersebut Yuna dan Arven langsung malu sendiri.

"Bisa tidak kau jangan merusak suasana?" ledekku pada Jaesung. "Kau iri kan?"

"Apa kau bercanda!? Laki-laki sepertiku yang punya banyak penggemar, iri dengan Arven? Itu tak mungkin."

"Eh... Kau kedengaran seperti Richie bagiku," ujar Yuna sambil melihat ke arah Jaesung.

Aku pun langsung mencubit pipi kiri Jaesung dengan gemas. Melihat hal itu Yuna dan Arven tertawa. Aku tersenyum hari itu adalah awal dari persahabatan kami yang nyata. Bukan dari dunia astral lagi, dan tak akan bertukar tubuh lagi. Kami banyak belajar untuk mengubah sikap buruk kami tentunya. Aku merasa pertukaran tubuh kami cukup berarti. Satu hal penting yang kupelajari dari Arven dan Arven juga pelajari dariku adalah usahakan diri jangan menjadi seorang yang egois. Meminta maaf jika melakukan kesalahan adalah hal yang pantas dilakukan.

END

SWITCH SOUL ft.StraykidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang