•◉ EPISODE 13 ◉•

98 20 0
                                    

Kuhempaskan tubuhku di ranjang Arven malam itu. Aku memandang langit-langit kamarnya dengan kesal. Sebenarnya di dalam hatiku hari itu aku sedikit bangga bisa membantu Jaesung. Tapi rasa kesalku pada Arven jauh lebih besar saat menyadari apa yang akan kuhadapi ketika aku sudah kembali pada tubuh asliku.

Yeah, aku benar-benar sangat kesal. Ingin aku pukul wajahnya secara langsung tapi itu tak mungkin karena aku adalah seorang idol. Tapi jika kupukul melalui mimpi rasanya boleh juga. Membuatnya merasa kesakitan saat pukulanku mengenai rahangnya. Karena jujur saja aku benar-benar sudah sangat kesal dengannya.

Saat aku mulai memejamkan mataku malam itu dan sangat kesal dengan kelakuan Arven yang seenaknya pada tubuhku. Aku sengaja untuk membiarkan otakku tetap berpikir dalam keadaan setengah sadar. Sehingga, untuk kesekian kalinya malam itu aku berhasil lagi melakukan astral projection.

Aku tak membutuhkan waktu lama, aku sadar kini aku tengah terbangun dengan roh fisikku. Kuperhatikan tangan roh fisikku yang menyerupai tangan asliku. Inilah tangan yang benar-benar berguna. Tangan yang memang pantas kumiliki bukan tangan Arven yang selalu melakukan hal yang salah.

Aku memperhatikan tubuh roh fisikku sekilas. Jauh berbeda dibandingkan Arven. Ini adalah tubuh seorang idol tentunya. Aku kesal sekali jika membayangkan apa yang akan terjadi setelah tubuhku seenaknya digunakan oleh Arven. Aku akan menghadapi banyak masalah setelah ini.

Baiklah sekarang waktunya aku kembali pada dorm-ku. Bagaimana caranya? Waktu itu aku memikirkan tentang tubuh Arven. Sekarang ini kurasa karena yang aku perlukan adalah berpindah tempat. Akan lebih mudah jika aku membayangkan tubuhku sendiri dan suasana dorm-ku malam ini. Aku pun memejamkan mata roh fisikku ini dan mulai membayangkan semua hal yang kuketahui tentang ruangan kamarku yang asli.

Aku merasakan ketika aku seperti berpindah ke tempat yang kukenali. Tidak seperti sebelumnya aku tidak merasakan apapun. Sekarang aku merasa seperti sedang pulang.

Kubuka mataku perlahan, menatap ruangan kamarku yang asli tersebut. Rasanya seperti sudah dua tahun aku meninggalkan tempat ini. Sungguh aku merindukan tubuh asliku. Dan juga semua milikku. Entah apa yang Arven lakukan pada Yuna atau Addison.

Kulirik Arven yang kini sedang menatapku dengan terkejut. Aku memberikan tatapan marahku padanya. Tentu saja aku marah sungguhan, siapa yang tidak kesal tubuhnya dipergunakan seenaknya oleh orang lain? Dan lagi hanya seorang siswa biasa.

Lalu dengan cepat aku langsung melayangkan pukulanku ke rahangnya. Meski ini hanya roh fisik namun aku melihat bahwa Arven benar-benar merasakan rasa sakitnya. Ia terhuyung beberapa langkah kebelakang.

"Sudah puas bersenang-senang dengan tubuhku huh?" tanyaku dengan sinis.

Arven memegang rahangnya yang habis di pukul sambil masih meringis kesakitan.

"Maaf..." rintihnya pelan sambil melihat ke arahku yang masih kesal.

Aku akan memaafkanmu jika kau bisa membalikkan keadaan bodoh. Seandainya kata maafmu itu bisa membuat semuanya kembali ke saat awal kita bertemu aku tak ingin berurusan dengan orang bodoh sepertimu.

"Itu juga pukulan untuk Han Jaesung. Karena kau benar-benar menyebalkan. Kuperingatkan kau, untuk meminta maaf dengan tulus padanya. Dan lagi, sebaiknya setelah ini kita tidak perlu bertukar tubuh lagi. Temani Han Jaesung temanmu tersebut dengan baik, mengerti? Tidak perlu ikut campur dengan masalahku dengan Yuna ataupun Addison," ujarku lagi dengan tegas.

Arven hanya mengangguk sambil berusaha kembali berdiri dengan benar. Aku menggelengkan kepalaku melihatnya bersusah payah berdiri tegak. Rasanya kesal sekali walau hanya sekedar melihat wajahnya.

"Kemarikan telapak tanganmu!" ujarku sambil memperlihatkan telapak tanganku padanya.

Mendengar perintahku, Arven melangkah kembali mendekatiku. Ia menempelkan telapak tangannya pada telapak tanganku, ia menggenggam erat telapak tanganku dan cahaya itu pun kembali bersinar dari antara telapak tangan kami.

SWITCH SOUL ft.StraykidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang