•◉ EPISODE 12 ◉•

93 18 0
                                    

Malam itu adalah waktu pertukaran kembali tubuhku dengan tubuh Richie. Kuharap malam ini aku tidak membuat Richie marah sekali. Meski aku pikir ia akan benar-benar sangat marah.

Aku memejamkan mataku untuk memulai melakukan astal projection yang sudah biasa kulakukan. Selamat tinggal tubuh Richie. Aku akan kembali pada tubuhku yang asli. Kurasakan tubuhku mulai tidak bisa bergerak yang biasa kalian ketahui dengan masa sleep paralysis. Masa di mana aku tidak bisa menggerakan tubuhku karena aku dalam keadaan setengah tidur dan setengah sadar.

Beberapa saat kemudian aku sudah merasa mulai bisa menggerakan tanganku. Maksudku tangan roh fisikku. Aku melihat bentuknya sesuai dengan tanganku yang asli. Ternyata melihatnya membuatku menyadari, aku sedikit merindukan tubuh asliku. Andai saja aku tidak punya masalah dengan Han Jaesung mungkin aku akan merasa lebih nyaman dengan tubuh asliku. Dan juga, andai saja Choi Yuna adalah perempuan biasa yang bersekolah di sekolahku. Bukan artis terkenal yang memiliki banyak penggemar dan dekat dengan Richie Bang.

Aku mulai bangun dari tubuhku. Kulihat ke arah belakangku di sana tubuh asli Richie terbaring. Tubuh yang telah kugunakan selama dua hari ini. Sayang sekali padahal aku merasa cukup nyaman menjadi seorang Richie. Tapi aku merasa sedikit merindukan Woojin Hyung. Aku tersenyum kecil mengingat Hyung-ku yang satu itu. Aku pun segera beranjak dari tempat tidur. Dan berdiri di tengah ruangan kamar itu.

Sekarang apa yang harus kulakukan? Memikirkan tentang Richie dan mengunjunginya? Tapi aku bingung apa aku harus memikirkan tubuhku yang asli atau roh fisik Richie saja? Untungnya saat aku sibuk berpikir tiba-tiba saja Richie yang telah muncul lebih dulu di kamar dormnya ini. Ia menatapku dengan marah.

Lalu dengan cepat ia langsung melayangkan pukulannya ke rahangku. Meski ini hanya roh fisik namun aku benar-benar merasakan rasa sakitnya. Sama seperti bermimpi saat memakan sesuatu kita merasakannya, saat menangis kita merasa sedih dengan nyata, saat merasa senang kita benar-benar senang. Dan saat ini ketika Richie memukul rahangku, rasanya benar-benar menyakitkan.

"Sudah puas bersenang-senang dengan tubuhku huh?" tanya Richie dengan sinis.

Aku memegang rahangku yang habis di pukul olehnya. Aku pun meringis kesakitkan merasakan pukulannya.

"Maaf..." rintihku pelan sambil melihat ke arah Richie yang masih marah.

"Itu juga pukulan untuk Han Jaesung. Karena kau benar-benar menyebalkan. Kuperingatkan kau, untuk meminta maaf dengan tulus padanya. Dan lagi, sebaiknya setelah ini kita tidak perlu bertukar tubuh lagi. Temani Han Jaesung temanmu tersebut dengan baik, mengerti? Tidak perlu ikut campur dengan masalahku dengan Yuna ataupun Addison," ujar Richie tajam.

Aku hanya mengangguk sambil berusaha kembali berdiri dengan benar, karena tadi aku sedikit terhuyung akibat pukulan Richie.

"Kemarikan telapak tanganmu!" ujar Richie sambil memperlihatkan telapak tangannya padaku.

Aku mengerti dengan maksudnya bahwa ia ingin cepat-cepat kembali pada tubuhnya. Kutempelkan telapak tanganku padanya, kugenggam erat telapak tangannya dengan perasaan bersalah.

"Richie... Sejujurnya aku sengaja melakukan semua hal tersebut. Aku berharap kau bisa merubah sifatmu pada Yuna. Aku mengerti kau orang yang sangat menggunakan logika dan tidak peduli dengan perasaan Yuna tapi ia sangat mempedulikanmu. Dan aku juga akan berusaha merubah sifatku sendiri. Aku berjanji akan meminta maaf pada Han Jaesung," jelasku sambil menatap Richie dengan yakin.

"Aku tak butuh nasihat darimu, bodoh! Selamat tinggal..." jawab Richie sambil tersenyum sinis untuk terakhir kalinya.

Setelah itu aku merasakan tarikan itu kembali. Tapi kali ini aku merasa nyaman. Seperti ada sesuatu yang menarikku pulang ke tempat di mana seharusnya aku berada. Aku pulang ke tubuhku. Pulang ke tubuh Arven yang asli. Dan aku akan menyelesaikan semua masalahku.

SWITCH SOUL ft.StraykidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang