•◉ EPISODE 9 ◉•

92 17 0
                                    

Aku membuka mataku pagi itu. Sambil bangun dari tidurku aku menghela nafasku kesal. Masih kuingat semalam bagaimana Arven asli yang bodoh itu mengendalikan tubuhku. Kupikir ia ke mana karena tidak ada di dunia astral. Ternyata ia sibuk hendak melakukan duet dengan Addison? Dan lagi dia membatalkannya dengan santai? Oh seenaknya saja menggunakan tubuhku. Kesal sekali rasanya, sekarang apa yang harus kulakukan? Aku harus kembali ke tubuhku secepatnya sebelum Arven benar-benar mengambil alih tubuhku sepenuhnya.

Aku beranjak turun dari ranjang milik Arven tersebut. Kulangkahkan kakiku ke jendela kamarnya dan membuka tirainya perlahan. Lagi-lagi aku terperangkap dalam tubuh ini. Kesal sekali rasanya, kupikir aku akan kembali pada tubuhku malam ini. Perlahan aku mengambil seragam Arven lagi lalu membuka pintu kamar. Aku terkejut ketika mendapati Chilla, sang ketua kelas yang manis telah duduk di meja makan Arven bersama Woojin Hyung.

"Chilla?" ujarku dengan bingung. Chilla hanya tersenyum manis padaku ketika ia melihatku.

"Mandilah cepat, Chilla sudah menjemputmu!" perintah Woojin Hyung.

Dengan bingung aku tetap melaksanakan perintah Woojin Hyung. Aku mandi dengan cepat lalu kami makan bersama sebelum berangkat sekolah. Karena Chilla menjemputku dengan mobilnya. Maka aku akan menumpang ke sekolah dengan mobilnya. Kami tak perlu menunggu Woojin Hyung. Kami segera menuju ke sekolah.

"Kenapa kau menjemputku?" tanyaku memulai pembicaraan sementara Chilla masih terus menyetir mobilnya.

Chilla tersenyum mendengar pertanyaanku barusan.

"Kau tau, Arven? Aku kesal sekali melihat pertengkaranmu dengan Jaesung. Tadinya aku juga sempat kesal denganmu. Tapi aku dengar kau sudah minta maaf dengan tulus pada Jaesung bukan? Aku begitu terkejut akan hal itu," jelas Chilla masih sambil tersenyum.

"Bukankah memang itu yang seharusnya kulakukan?" tanyaku bingung. Maksudku, yang seharusnya Arven lakukan tapi aku melakukannya untuk Arven yang mencuri tubuhku satu hari lagi.

Chilla tertawa sambil melirikku, "Kau berubah, Arven! Apa yang membuatmu berubah seperti ini tiba-tiba?"

"Aku-aku tidak tau... Aku hanya merasa bersalah pada Jaesung. Itu saja..." jawabku jujur dengan sedikit nada bingung. Aku sendiri heran mengapa aku mewakili permintaan maaf Arven tanpa ia menyuruhnya. Padahal Arven si kurang ajar itu merebut tubuhku sehari lagi.

"Baiklah, bagaimana pun juga kelas kita akan segera damai. Dan kau tak perlu khawatir dengan Jaesung, aku mengadakan pentas seni dengan paksa bulan depan. Aku panitianya, aku sengaja agar kau bisa menebus kesalahanmu kalau bisa. Bantulah Jaesung untuk pentas dramanya. Jadi kau tak perlu merasa khawatir padanya lagi. Aku tau selama ini kau diam-diam merasa khawatir padanya."

Chilla tersenyum yakin sambil menatapku ketika selesai memarkir mobilnya di tempat parkir sekolah. Aku menatapnya sambil membalas senyumnya entah kenapa aku ikut senang mendengar kabar darinya. Kurasa aku begitu mendukung Jaesung agar sukses meraih impiannya.

"Terima kasih, Chilla! Atas pentas seninya dan juga tumpangannya."

"Sama sama Arven! Ayo kita ke kelas!"

Kami segera turun dari mobil Chilla. Namun aku teringat sesuatu. Aku hafal nomor teleponku sendiri. Mungkin aku bisa menghubungi Arven yang asli sebentar untuk memarahinya. Dan juga untuk mengembalikan tubuh kami masing-masing.

"Ah Chilla, kau duluan saja. Aku ingin menghubungi Woojin Hyung karena ada yang tertinggal," ujarku. Chilla pun mengangguk sambil tersenyum. Ia lalu berjalan ke gedung sekolah lebih dulu.

Aku berusaha mengingat-ingat nomorku agar tidak salah. Setelah memasukkan nomorku sendiri di ponsel Arven kutekan tombol panggilan. Kutebak anak itu pasti sedang tidur karena semalam ia sengaja tidak tidur untuk melakukan hal yang tidak berguna. Menyebalkan sekali...

Panggilan pertama tidak di jawab. Tapi aku tidak akan menyerah, kupanggil terus ia berkali-kali sampai ia mau mengangkat ponselku yang asli.

SWITCH SOUL ft.StraykidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang