Fatimah.23

45.5K 2.2K 48
                                    

🌸ASSALAMUALAIKUM🌸

HAPPY READING🌸.

.FATIMAH.

Aku selalu merasa takut untuk berharap, karna Aku takut untuk kembali kecewa.

-BAGIAN DUA PULUH TIGA-


Didalam perjalanan menuju tempat Pemakaman, Fatimah masih saja mengeluar,'kan air matanya, ia mengaku jika dia adalah seorang wanita yang sangat lemah dalam kenangan masa lalu dan dalam hal percintaan.

Dengan perasaan yang campur aduk, Fatimah menyetir mobil dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Sakit" Ucapnya lirih sembari memegangi dadanya, didalam sana terasa sangat sesak, Ia merasa hatinya dicengkram dengan sangat kuat.

Saat tiba dipemakaman, tak lupa Fatimah membeli bunga yang ada ditoko dekat sana. Ia membeli bunga mawar berwarna putih, bunga yang dulu sering Rifki beri,'kan kepadanya.

Fatimah berjalan pelan dengan perasaan yang semakin sesak.
"Assalamualaikum" Ucapnya saat sampai ditempat peristirahatan Mantan Tunangannya itu.

Fatimah berjongkok lalu mengusap pelan batu nisan berwarna putih itu.
"Hallo" Ucapnya lagi, air matanya kembali lolos.

"Aku ... datang ... lagi" Katanya dengan nada yang bergetar.

"Beberapa hari lalu aku kesini, tapi belum sempet cerita banyak hal sama Kamu" Lanjut Fatimah dengan tersenyum paksa.

"Hari ini, Aku ... aku ketemu sama Kakak kembar kamu loh, dia ... dia mirip banget sama kamu, sampai aku aja engga bisa bedain" Ujar Fatimah dengan pelan.

"Aku kangen kamu" Lanjut Fatimah sembari menundukan kepalannya.

"Suami aku ... mungkin rumah tangga Aku engga akan bertahan lama, aku engga tahan sama sikap dia yang begitu labil" Ucap Fatimah sembari mengusap air mata yang menghiasi pipinya.

"Dia egois banget Rif, egois sekali. Gak ada yang kaya Kamu sekarang ... Kak Satria dan yang lainnya aja ... ah Fatim gak yakin sama Mereka, tatapan Mereka itu tatapan rasa kasihan dan Fatim gak suka"

"Mereka, mereka cuman kasihan sama Fatim gak lebih, gak ada pancaran lain dimata mereka, tatapan mereka sama ... gak ada yang menatap Fatim selain itu, tapi ini cuman opini Fatim doang, Fatim juga engga tahu apa yang mereka rasa." Ucap Fatimah dengan lirih.

"Fatim jadi ngerasa bersalah banget sama mereka, mereka yang sibuk kerja malah ditambah dengan masalah Fatim, Fatim pengen jadi mandiri tapi kenapa susah"

"Fatim takut, Fatim takut kembali kecewa kesekian kalinya, Fatim belum bisa berharap pada Seseorang kecuali Mamah, Fatim takut ..."

"Kali ini setiap Fatim coba berhadapan sama Kak Pian hati Fatim jadi sesak gak tahu kenapa" Ucap Fatimah sembari memegangi dadanya.

"Disini ... disini sangat sesak, tadi aja pas ketemu Rafki disini sama ... sesak sangat sesak" Lanjut Fatimah.

Fatimah terdiam beberapa saat, lalu Ia bangkit dari jongkoknya.
"Fatim pamit dulu yah, makasih udah dengerin curhatan Fatim" Ucapnya lalu membalikan tubuhnya dan menjauh dari pemakaman Rifki.

Sedangkan ditempat yang sama Rafki terdiam dibalik pohon besar, Ia menundukan kepalanya.

"Maaf" Ucapnya dengan spontan dan dengan nada yang sangat pelan yang hanya bisa Ia dengar sendiri.

FATIMAH [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang