🌸ASSALAMUALAIKUM🌸HAPPY READING🌸
.FATIMAH.
Mungkin, karna rasa sakit yang sama air mata ku tak bisa lagi keluar.
Atau mungkin karna rasa sakit ini begitu dalam membuat air mataku tak mau lagi menunjukan diri.
-BAGIAN EMPAT BELAS-
Keesokan harinya Fatimah sudah bisa pulang, Mamahnya dan Para Sahabatnya sudah menjemput Fatimah dari pagi.
"Kamu pulang ke rumah Mamah!" Titah Aida yang membuat Fatimah terkejut.
"Loh kenapa Mah?" Tanya Fatimah heran.
Aida menarik nafas beratnya.
"Dengerin Mamah! Sekarang Mamah sama Satria dan yang lainnya nganterin Kamu ke rumah Suami Kamu! Beresin baju Kamu dan Kita pulang!" Titah Aida dengan tegas."Tapi Mah, Fatim, 'kan belum dapetin jawaban Fatimah" Jawab Fatimah kepada Mamahnya.
"Denger yah Tim, Seorang Ibu gak akan ngasih saran jelek untuk Anaknya jadi dengerin Mamah!" Ucap Aida tanpa bantahan.
"Kalau Fatim ninggalin rumah itu, Fatim jadi durhaka ke Suami Fatim" Bela Fatimah membuat Aida merasa kesal.
"Kamu disana itu bisa terus-terusan ngebatin Tim, dan itupun ngebuat Suami Kamu berdosa karna bikin Kamu nangis!" Celetuk Arafah membuat Fatimah menghela nafas beratnya lalu menganggukan kepala tanda Ia setuju.
Aida merasa lega karna Anaknya menuruti kehendaknya.
"Ini juga demi kebaikan Kamu Tim" Ucap Aida pada Fatimah."Iya Mah" Ucap Fatimah tersenyum simpul.
Mereka berjalan keluar ruangan, saat di koridor rumah sakit Mereka melihat Nyonya Wijaya yang tengah khawatir.
Fatimah dengan tersenyum manis menghampiri Nyonya Wijaya.
"Bunda" Panggil Fatimah kepada Kanaya."Fatim" Ucap Kanaya tak menyangka.
"Assalamualaikum Bunda" Salam Fatimah lalu menyalami tangan Kanaya.
"Waalaikumsalam" Balas Kanaya dengan tersenyum hangat.
Kanaya yang melihat Para Sahabat Fatimah dan Aida, tersenyum.
"Kok ada mereka?" Tanyanya dalam hati."Bunda ngapain disini?" Tanya Satria, lalu ikut menghampiri Kanaya.
Kanaya terdiam tak tau harus menjawab apa, Ia tak mungkin menjawab bahwa Meydina di rawat disini itu hanya akan membuat Fatimah ikut sakit.
"Bunda mau jenguk temen" Jawab Kanaya dengan tersenyum.
Fatimah dan Satria yang mendengar jawaban Kanaya mengangguk tanda mengerti.
"Kalau gitu Bunda duluan yah" Pamit Kanaya lalu pergi dari hadapan mereka.
Fatimah tersenyum melihat kepergian Kanaya.
"Aku kenal Bunda bukan Setahun dua tahun, jadi Aku tau mana perkataan Bunda yang bohong mana yang engga" Ucap Fatimah dalam hatinya.Fatimah dan yang lainnya melanjutkan Langkahnya menuju parkiran, Fatimah masuk mobil yang dikendarai oleh Satria. Ia duduk dibelakang bersama Mamahnya sedangkan Satria duduk didepan bersama Ari.
"Gak akan Gue biarin, si Tua bangka ini maju lebih Selangkah dari Gue" Ucap Ari dalam hatinya.
"Ini Anak kenapa sih ngikut mulu" Batin Satria kesal atas kehadiran Ari yang selalu menganggu rencananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATIMAH [ TERBIT ]
General Fiction[ TERBIT ] Sudah Tersedia di Shopee dan Tokopedia Aku bukanlah Saudah binti Zam'ah, yang rela dimadu oleh banyak Wanita. Aku hanya Wanita biasa yang selalu merasakan cemburu ketika Suamiku dengan Wanita lain. Aku hanya Wanita biasa yang tak rela Sua...