🌸ASSALAMUALAIKUM🌸
HAPPY READING🌸.
.FATIMAH.
Egois? Kamu bilang Aku egois? Aku tanya! Aku egois dari mananya? Kamu lihat sisi egois Aku sebelah mana?
Tapi Kalaupun Aku egois menurutku itu adalah hal yang wajar untuk melawan Kamu!
-BAGIAN SEMBILAN BELAS-
Fatimah sudah menjalani kesehariannya seperti biasa, sejenak mencoba mengikhlaskan kehilangan sesuatu yang sangat berharga.
Fatimah sekarang tengah berada di kafenya, untuk mengecek pengeluaran dan pendapatan, Dia terus berusaha memikirkan masa depan kafenya untuk sejenak melupakan masalahnya.
"Mbak jadi gimana?" Tanya Shandra pada Fatimah, mereka sedang membicarakan hal penting untuk Kafe yang Ia coba kembangkan.
"Shan Aku yakin deh, kita buka cabang diluar kota" Jawab Fatimah, memutuskan pendapatnya.
"Ide yang bagus Mbak, Kafe ini,'kan lumayan udah terkenal jadi bagus kalau Kafe ini buka cabang" Ucap Shandra dengan semangat.
Fatimah menganggukan kepalanya.
"Bagus,'kan kalau bisa Kamu bantuin Aku nyari kota yang bagus dan letak posisinya" Titah Fatimah membuat Shandra mengangguk semangat."Siap Mbak, kalau gitu Saya balik ke ruangan yah" Ucap Shandra lalu keluar dari ruangan Fatimah.
Waktu sudah menunjukan Jam 17.00 membuat Fatimah menghela nafasnya dan bangkit dari duduknya, Dia harus pulang karna Ia harus menyiapkan makanan untuk Para Sahabatnya.
Fatimah melangkahkan kakinya menuju parkiran, dan langsung mengendari mobilnya dengan kecepatan sedang.
Didalam perjalanan Fatimah tak enak hati, karna Ia merasa ada orang yang mengikutinya, tanpa berpikir panjang Fatimah menaikan kecepatan mobilnya menjadi diatas rata-rata.
Saat Fatimah sampai diperkarangan rumahnya, Ia turun dan masuk ke dalam rumah dengan tergesa.
"Gerah banget" Ucapnya lalu masuk ke dalam kamar untuk mandi.
Saat Fatimah akan membuka Jilbabnya tiba-tiba Pintu kamar terbuka membuat Fatimah terkejut dan langsung membalikan tubuhnya ke arah Pintu.
"Kak Pian" Ucap Fatimah pelan, Ia tak menyangkan Pian datang bahkan Ia masuk ke dalam kamarnya.
"Fatim" Panggil Pian lirih.
"Kenapa Kakak bisa ada disini?" Tanya Fatimah dengan heran.
"Aku minta maaf" Ucapnya lagi, bukannya menjawab Pian malah melangkah mendekati Fatimah.
Fatimah yang melihat Pian terus melangkah dengan spontan Ia memundurkan langkahnya, sampai Dia tak sadar kalau Ia sudah berada dipojokan.
"Aku minta maaf" Ulang Pian lagi, namun Fatimah tak mengeluarkan suaranya Ia lebih memilih diam.
"Kak Pian mau apa?" Tanya Fatimah terkejut saat Pian memeluknya, dengan spontan Fatimah memberontak melepaskan pelukan Pian.
"Abi ... rindu sama Umma" Jawabnya lirih, membuat Fatimah takut.
Fatimah membuka laci nakas disampingnya, lalu mengambil amplop berisi surat dan memberikannya kepada Pian.
"Buka" Titah Fatimah pada Pian, yang membuat Pian terheren.
"Apa ini?" Tanyanya, Pian langsung membuka Amplop dan membaca suratnya, Saat selesai Membaca Pian langsung menatap Fatimah tajam.
"Apa-apaan ini" Ucapnya lalu merobek surat yang ada ditangannya, Fatimah yang melihat itu semua terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATIMAH [ TERBIT ]
General Fiction[ TERBIT ] Sudah Tersedia di Shopee dan Tokopedia Aku bukanlah Saudah binti Zam'ah, yang rela dimadu oleh banyak Wanita. Aku hanya Wanita biasa yang selalu merasakan cemburu ketika Suamiku dengan Wanita lain. Aku hanya Wanita biasa yang tak rela Sua...