Fatimah.15

55.4K 3K 152
                                    

🌸ASSALAMUALAIKUM🌸

HAPPY READING🌸

.FATIMAH.

Rasa sakit? Benar harus dilawan! Nanti rasa sakitnya malah ngelunjak, atau engga penyebabnya yang makin ngelunjak.

-BAGIAN LIMA BELAS-

Di dalam mobil Fatimah kembali terdiam, hatinya masih merasakan sesak yang semakin dalam Ia memejamkan matanya untuk sedikit menghilangkan rasa sesaknya.

Setelah rasa sesaknya sedikit menghilang, Fatimah menarik nafas panjangnya.
"Mah" Panggil Fatimah pada Aida.

Aida yang mendengar Fatimah memanggilnya langsung menatap Fatimah lembut.
"Ya?" Jawabnya.

"Fatim pulang ke rumah Fatim yang dulu aja yah Mah" Usul Fatimah kepada Mamahnya.

Aida yang mendengar usulan Anaknya terkejut.
"Kenapa emangnya hm?" Tanya Aida mengusap pelan kepala Fatimah yang ditutupi oleh hijab.

"Gak kenapa-kenapa, tapi Fatim lagi pengen pulang kesana" Jawab Fatimah dengan tersenyum.

Aida menganggukan kepalanya.
"Boleh, asal ... disana Kamu harus kuat yah" Ucap Aida mengizinkan Fatimah.

Fatimah mengangguk dengan semangat.
"Makasih Mah" Ucapnya dengan tersenyum manis.

Satria yang melihat senyuman Fatimah ikut terseyum.
"Akhirnya" Ucap Satria dalam hati.

Lain dengan Ari bukannya ikut tersenyum, Ia malah semakin khawatir bukan masalah Fatimah yang akan tinggal sendirian tapi ini mengenain rumahnya.

"Rumah itu,'kan, rumah hasil jerih payah Fatimah dan Alm. Rifki mantan tunangan Fatimah, bukannya Fatim bakal Kuat bisa-bisa Dia gagal move'on dari keduanya sial" Batin Ari kesal.

"Yakin Tim kesana?" Tanya Ari menyakinkan keputusan Fatimah.

Fatimah yang mendengar nada khawatir Ari hanya tersenyum, Ia tahu bahwa Ari sedang mengkhawatirkannya.

"Iya Fatim yakin" Jawab Fatimah dengan mantap.

Sedangkan Satria mengerutkan dahinya tak menggerti.
"Kenapa Ari kaya khawatir dan kesal gitu" Tanyanya dalam hati pada diri sendiri.

"Jangan kasih tau yang lain Fatim pulang ke rumah yang dulu, kecuali yang sekarang ikut aja" Ucap Fatimah diangguki oleh semua tanda mengerti.

Fatimah kembali menyenderkan kepalanya.
"Kabur dari masalah gak kenapa-kenapa kali yah" Ucapnya dalam hati.

Fatimah lagi-lagi tak memperhatikan jalan, bahkan saat Satria menanyakan arah jalan Fatimah tak bergeming, jadi Ari,'lah yang menunjukan jalannya.

Fatimah sedang berargumen antara hati dan pikirannya untuk menentukan masa depannya. Benar kata Olin Dia gak mungkin akan berada di lingkaran seperti ini.

"Ayolah kalian harus Sependapat" Ucapnya membatin karna sedari tadi pendapatnya selalu berubah-ubah.

"Tim yuk udah sampai" Ucap Aida menyadarkan Fatimah dari lamunannya.

"Eh, iya Ayo" Jawab Fatimah lalu keluar dari mobil.

Saat Fatimah berada diperkarangan rumahnya, Ia menarik nafas panjangnya.

"Aromanya masih sama" Ucapnya dalam hati.

"Semoga Fatim gak salah buat tinggal disini"Lanjutnya lagi dalam hati.

FATIMAH [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang