Fatimah.16

55.4K 2.8K 410
                                    

🌸ASSALAMUALAIKUM🌸

HAPPY READING🌸.

.FATIMAH.

Pernah mendengar istilah,
don't judge only from the cover?


Itu benar adanya, jangan pernah melihat sesuatu hanya dari tampang, jangan menilai sesuatu hanya karna masa lalu.

Bisa saja yang tampang bagus namun buruk didalam.
Dan yang masa lalu buruk, akan lebih baik dimasa sekarang.

-BAGIAN ENAM BELAS-

Meydina kalut dengan rasa khawatir yang mendalam, Ia tak mengerti kenapa Suaminya tak kunjung datang untuk menemaninya, bahkan Pian tak juga memberi kabar tentang dirinya.

"Bun, Mey mau pulang aja" Ucap Meydina kepada Bundanya.

"Belum dikasih izin sama Dokternya, emangnya kenapa sih?" Tanya Kanaya sembari mengupas apel.

"Mey rindu sama kamar, Mey gak betah disini dan disini makanannya gak enak, Mey rindu masakan Bunda sama Mbok" Jawab Meydina kepada Bundanya.

"Gak betah, apa emang gak ada Pian" Sindir Kanaya membuat Meydina cemberut.

"Itu juga sih salah satu alasannya" Ucap Meydina pelan.

"Iih Bunda Mey keseellll!! Kenapa Pian gak kesini-sini sih!" Kata Meydina dengan kesal.

"Loh, mungkin Pian lagi dirumah Fatimah. Gak kenapa-kenapa,'kan toh Pian sering banget sama Kamu sedangkan sama Fatim jarang" Ucap Kanaya dengan santai.

Beda dengan Kanaya yang santai, Meydina malah tersulut api cemburu mungkin karna hormon kehamilannya Ia sering cemburu dan emosi akhir-akhir ini.

"Iih, tapi,'kan Mey kangen sama Pian aaaah" Ucap Meydina hampir menangis.

"Yah telepon aja kalau gitu,'kan sekarang udah canggih tinggal telepon aja, kok gitu juga repot" Usul Kanaya.

"Gak diangkat!" Jawabnya dengan cemberut.

"Telepon aja Fatimah, tanyain ke Fatimah" Usul Kanaya lagi, membuat Meydina semakin cemberut.

"Udaaah tapi gak diangkat jugaa, aaa Bundaaa" Renggek Meydina seperti Anak kecil.

Kanaya hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan Anak bungsunya.
"Kamu ini udah mau jadi Ibu tapi kelakuan masih kaya Anak kecil, malu-maluin aja" Ucap Kanaya sebal.

"Iiih Bunda! Kok gitu sih, Aku bilangin Ayah loh" Ancam Meydina kepada Kanaya.

Bukannya takut Kanaya malah terkekeh pelan.
"Bilangin aja siapa takut, Bunda tinggal aduin lagi aja ke Kak Satria".

Mendengar ucapan Bundanya, membuat Meydina terdiam.
"Iya ... iya Mey gak akan bilang Ayah, asal Bunda juga gak bilang sama Kak Satria" Ucap Meydina pelan.

Meydina takut Ia semakin jauh dengan Kakaknya, Ia takut Satria semakin benci kepadanya, Ia takut Satria kembali menghajar Pian Suaminya, Ia tak mau lagi itu terulang, Ia tak mau lagi mendengar kata-kata pedas dari Kakak kesayangannya.

Melihat wajah sedih Anak bungsunya membuat Kanaya menghela nafas berat.
"Iya Bunda gak akan ngadu sama Kak Satria, asal Kamu harus makan buah ini" Ucap Kanaya dengan tersenyum.

Mendengar ucapan Bundanya membuat Meydina tersenyum lalu menganggukan kepalanya.

Setelah selesai memakan buah, Meydina kembali merenung Ia mengingat kejadian-kejadian setelah Pian memberi tahu pernikahannya kepada Fatimah.

FATIMAH [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang