Fatimah.9

57K 3.2K 73
                                    

🌸ASSALAMUALAIKUM🌸

HAPPY READING🌸

.FATIMAH.

Egois.
Membuat semua orang muak dengan sikapnya.
Membuat semua orang seakan bisa menjauhi mu dalam sewaktu-waktu.

Dengan bersikap Egois, Kamu tidak akan pernah merasakan perasaan semua orang yang berada disekeliling mu.
Dan itulah yang akan membuatmu merasa Sendiri.

Jadi janganlah bersikap Egois!
Sebab jika Kamu ingin merasa dihargai, dan ingin merasa dianggap ada oleh semua orang, Kamu harus bisa memikirkan perasaan orang yang berada disekeliling mu.

-BAGIAN SEMBILAN-

Setelah Fatimah dan Nyonya Nisa pergi ke dalam kamar, kini tinggal Pian sendiri berada di tempat makan.

"Egois"Ucapnya Sendiri.

"Aku memang egois"Lanjutnya lagi dengan tatapan kosong.

"Aku harus gimana?"Tanyanya pada Diri sendiri.

Pian bangkit dari duduknya, Ia melangkahkan kedua kakinya ke Ruangan kerja, karna sepertinya Ia butuh sendiri.

Sedangkan Fatimah didalam kamar terus menunduk tak berani memperlihatkan Air matanya.

Nyonya Nisa menghela nafas beratnya.
"Fatim, maafin Ibu yah"Ucapnya terhadap Fatimah.

"Ibu gak bisa didik Pian dengan benar, sampai Dia nyakitin Kamu sedalam ini"Lanjutnya lagi sembari mengusap pelan punggung Fatimah.

Fatimah yang mendengar Permintaan Maaf dari Mertuanya pun mengangkat kepalanya, lalu tersenyum.
"Tak Apa Bu"Jawab Fatimah.

Mendengar jawaban Fatimah membuat Nyonya Nisa tertegun dengan kesabaran Fatimah, dulu bahkan Ia tak sekuat Fatimah saat dilanda Masalah seperti ini.

"Ibu harap Kamu selalu ada untuk Pian yah"Ujarnya kali ini dengan Air mata yang keluar perlahan.

Melihat Mertuanya menangis membuat Fatimah terkejut, membuat Fatimah mengangguk spontan tanpa memikirkan apa-apa.

"Tapi kalau Abi yang nyuruh Fatim buat pergi, Fatim gak akan bisa buat menolak karna itu keputusan Abi, Imam Fatim"Lirih Fatimah dengan menundukan kepalanya.

Nyonya Nisa terkejut atas ucapan Menantunya, namun Ia segera menghilangkan rasa terkejutnya itu.

"Ibu ngerti Nak"Ucapnya dengan tatapan kosong.

Di Tempat lain tepatnya di dalam kediaman Wijaya, Seorang perempuan tengah menatap keluar jendela dengan tatapan kosong. Ya, Dia adalah Meydina Wijaya.

Meydina belum tidur dari semalaman karna Pian tak berada disampingnya membuat Dia tak bisa tidur dengan nyenyak, buktinya Malam tadi baru saja Ia menutup matanya tapi dengan tiba-tiba Ia kembali terbangun.

"Kalau Aku engga lagi hamil, mungkin Aku makan obat tidur supaya bisa mimpiin Pian"Ucapnya lirih.

Meydina melirik nakas disamping tempat tidurnya, Ia berjalan menuju nakas dan mengambil foto pernikahan Ia dengan Pian.

"Kamu kapan pulang?"Tanyanya Sendiri sembari mengusap pelan fotonya.

Saat Meydina asik memandang Foto pernikahannya, Ia tak sadar jika Bundanya sendari tadi memperhatikan Dia.

"Mey"Panggil Bundanya pelan.

Meydina yang mendengar panggilan langsung melirik ke arah suara.
"Ya Bun"Jawabnya.

FATIMAH [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang