🌸ASSALAMUALAIKUM🌸
HAPPY READING🌸
.FATIMAH.
Aku lelah jika harus terus-terusan berpura-pura, apalagi kamu adalah Sahabat yang mengaku dekat, seharusnya tanpa aku beri tahu juga kamu pasti tahu bukan?
-TIGA PULUH TUJUH-
Setelah mengetahui Fakta dari Arafah membuat Fatimah tak bersemangat menjalani harinya, apalagi ditambah Satria yang dari semalam terus meneleponnya membuat Fatimah susah untuk bersikap dan membuat suasana hatinya memburuk, dia tidak enak jika Arafah mengetahui jika Satria terus meneleponnya, dia tak ingin dulu menambah masalah.
"Fatim mau pergi jajan gak?" Tanya Arafah yang dijawab gelengan kepala dari Fatimah.
"Yakin?" Tanyanya lagi.
"Iya Ra" Jawab pelan Fatimah.
"Aku mau jajan dulu kalau gitu, mau beli seblak ke warung depan, aku beliin kamu aja ya soalnya kan setiap kamu kesini pasti beli itu" Ucap Arafah lembut yang diangguki kepala oleh Fatimah.
Setelah Arafah meninggalnya, Fatimah terus memandang handphone nya yang kembali bergetar tertera nama Satria yang membuat Fatimah menghela nafasnya.
"Ada apa sih" Lirihnya pelan.
Dengan yakin Fatimah kembali menolak panggilan dari Satria.
"Kenapa jadi kaya gini sih? Aku masih pusing dengan keadaan keluarga aku dan sekarang" Lirihnya.Handphone Fatimah kembali berdering membuat Fatimah sebal, sebenarnya apa yang Satria pikirkan dalam kepalanya itu, dia sendiri yang membuat keadaan keruh seperti ini tapi dia seakan terlihat tidak tahu apa-apa, sama seperti Arafah. Ah mereka cocok sekali ternyata.
Fatimah memejamkan matanya mencoba merasakan kembali aroma segar di Sukabumi. Namun, suara handphone nya selalu menganggalkan rencana Fatimah.
Kali ini Satria mengirimkan sebuah pesan kepada Fatimah, dan dengan rasa malas Fatimah membuka pesan itu.
Kak Satria.
Kak Satria:
Assalamualaikum Fatim, kenapa kamu gak angkat telepon dari aku? Please ini penting banget, Bunda masuk Rumah sakit dia terus manggil nama kamu. Tolong Tim datang kita butuh kamu.Membaca pesan dari Satria membuat Fatimah terkejut, dia menyesal tidak mengangkat teleponnya sedari malam.
Dengan perasaan yang tak menentu Fatimah menekan ikon telepon dan mulai menelepon balik Satria.
Fatimah:
AssalamualaikumSatria:
Waalaikumsalam, Ya Allah akhirnya kamu bisa dihubungin juga, kamu dimana? Aku udah ke rumah kamu tapi disana kosongFatimah:
Aku lagi di Sukabumi Kak, maaf gak angkat telepon dari Kakak, sekarang keadaan Bunda gimana? Kenapa bisa Bunda masuk Rumah Sakit?Satria:
Bunda jatuh dari tangga TimFatimah:
Ya Allah, Fatimah masih di Sukabumi. Insya Allah siang ini Fatimah pulang, nanti Fatimah langsung ke Rumah Sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATIMAH [ TERBIT ]
General Fiction[ TERBIT ] Sudah Tersedia di Shopee dan Tokopedia Aku bukanlah Saudah binti Zam'ah, yang rela dimadu oleh banyak Wanita. Aku hanya Wanita biasa yang selalu merasakan cemburu ketika Suamiku dengan Wanita lain. Aku hanya Wanita biasa yang tak rela Sua...