Fatimah.8

58.9K 3.2K 397
                                    

🌸ASSALAMUALAIKUM🌸

HAPPY READING🌸.

.FATIMAH.

Kenapa? Kenapa Aku merasa setiap Kebahagian yang Kau buat selalu akan Sama dan Selamanya, ternyata Tidak.
Kebahagian yang Kau buat selalu ditutup dengan Kesakitan

-BAGIAN DELAPAN-

Adzan Subuh berkumandang membangunkan Dua insan dari tidur nyenyak nya. Ya Mereka adalah Pasangan Suami Istri yang tengah merindu.

Fatimah mengerjapkan beberapa kali matanya untuk menyesuaikan dengan cahaya yang masuk kedalam Mata, Ia melirik Suaminya lalu tersenyum manis.

"Ternyata Bukan Mimpi"Ucapnya dalam hati lalu mengeratkan kembali pelukannya.

Tapi Fatimah tak bisa terus-terusan memeluk Pian karna kewajibannya sudah terdengar merdu ditelinga Fatimah.

Fatimah melepaskan pelan pelukannya, lalu Ia bangkit dari tempat tidur secara perlahan menuju toilet untuk berwudhu.

Setelah selesai Berwudhu Fatimah memakai Mukena berwarna putih yang membuat Fatimah menjadi lebih cantik dan berseri.

Fatimah berjalan pelan menuju Pian yang sedang tidur pulas diatas ranjang.
"Abi"Panggil Fatimah pelan namun tak kunjung ada jawaban.

"Abi bangun sudah Subuh"Panggil Fatimah sekali lagi kali ini Fatimah sedikit menguncangkan tubuh Pian.

Pian yang merasa terganggu membuka perlahan matanya.
"Ada apa Um?"Tanya Pian sambil mengosok matanya dengan tangan.

"Sudah Subuh mari sholat"Ajak Fatimah dengan tersenyum manis.

Pian yang melihat senyuman Fatimahpun ikut tersenyum tulus.
"Tunggu sebentar yah, Abi wudhu dulu biar nanti Abi imamin"Ucap Pian sambil mengusap pelan kepala Fatimah.

Fatimah hanya tersenyum lalu menggangukan kepalanya tanda Ia setuju.

"Akhirnya Kamu kembali jadi Imam dirumah ini"Ucap Fatimah pelan.

Pian keluar dari Kamar Mandi, Ia menggunakan baju Koko berwarna putih dan Sarung berwarna putih bercorak hitam, Fatimah yang melihat Pianpun tersenyum.

"Tampan"Ucapnya dalam hati.

"Mari Um"Ajak Pian dan beri senyuman tulus oleh Fatimah.

Setelah mereka melaksanakan Kewajibannya, Fatimah tak henti-hentinya tersenyum manis.

"Aku merindukan Mu Um"Ucap Pian lirih menatap Fatimah dengan sejuta kerinduan.

Fatimah tak dapat membohongi dirinya, Ia sendiripun sangat Merindukan Pian.

Bagai ada beribu Kupu-kupu yang ingin keluar dari tubuh Fatimah kala Ia mendengar ucapan Suaminya itu.

"Akupun"Jawab Fatimah dengan tersenyum malu, sudah terlihat sekali wajahnya yang mulai merona menambah keindahan diwajah Fatimah.

Pian tersenyum mendengar ucapan Fatimah, lalu Ia memeluk Fatimah dengan sangat erat seolah-olah Ia akan kehilangan Fatimah sewaktu-waktu.

FATIMAH [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang