Fatimah.50

34.1K 1.9K 618
                                    

🌸ASSALAMUALAIKUM🌸


HAPPY READING💜

"Pelan-pelan ya bacanya, biar kerasa panjang haha"

.FATIMAH.

Jangan pernah berharap akan ada orang yang memiliki Sifat dan Sikap yang sama, jadi ketika memutuskan akan melepas jangan pernah berharap akan bertemu dengan orang yang sama seperti yang di tinggalkan.

-LIMA PULUH-


[SEBAGIAN DI HAPUS KARENA PROSES PENERBITAN]

"MEY!" Bentak Pian yang membuat Meydina terkejut.

"Aku yang cape, aku baru pulang kerja sedangkan kamu? Kamu cuman rebahan nonton tv, apa yang bikin kamu cape?" Tanya Pian dengan penuh emosi.

Meydina yang mendengar pertanyaan Pian apalagi dengan ekspresi wajah Pian yang membuatnya takut tak menjawab apapun.

"Jawab Mey!" Titah Pian.

"Wajar aku berubah, kamu gak tau seberapa tersiksanya aku, dulu saat kamu pergi aku selalu ngobrol sama kandungan aku, sekarang? Perubahannya begitu drastis, aku takut kamu pergi.

Aku tau kamu udah sayang sama Fatimah bahkan jatuh cinta dan dulu kamu pernah bilang ke aku, kamu nyesel ngebohongin dia dan kamu bilang ke aku, kamu cuman akan bertahan sama aku ketika ada bayi kita.

Wajar! Wajar aku berubah, aku takut kamu pergi dan memilih kembali ke Fatimah daripada sama aku yang bahkan sekarang aku gak bisa ngasih keturunan sama kamu" Jawab Meydina yang juga ikut tersulut emosi.

"Aku cuman gak mau cape, aku gak mau bikin badan aku jelek, aku gak mau tidur larut, karna aku pengen jaga badan aku buat kamu, aku gak mau terlihat kusam. Aku takut, kamu malah benar-benar ninggalin aku" Lanjut Meydina dengan air mata yang mulai jatuh.

"Mey kamu tau, dengan sikap kamu sekarang malah ngebuat aku ragu untuk tetap ada disisi kamu" Ujar Pian lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamar.

Melihat kepergian Pian, air mata Meydina semakin deras, dia tak bisa lagi menahan badannya. Meydina terjatuh dan menangis sejadi-jadinya.

"Engga Pian gak boleh kembali ke Fatimah. Gak! Gak boleh" Ucapnya sembari menjatuhkan barang dinakas.

Sedangkan dilain tempat, Fatimah tengah tertawa karena ulah Para Sahabatnya.

"Ren, kayanya lo harus disiram Boba sama Dalgona deh" Titah Lala ditengah tawanya.

"Loh kenapa?" Tanya Daren heran.

"BIAR LAKU" Jawab Lala yang membuat semua orang tertawa.

Mendengar jawaban Lala membuat Daren kesal.
"Ngomongnya typo, bukan gue aja tapi lo juga" Ucapnya kesal.

"Eh bentar gue kan jomblo, lo juga jomblo. Jangan-jangan kitaa ....." Ucap Daren.

"GAK LAKU" Lanjut Arafah yang membuat semua orang kembali tertawa.

"Udah-udah perut aku sakit tau gak" Ucap Fatimah.

"Aduh, asli Tim perut gue sakit bener" Ujar Lala.

"Gak apa-apa diejek juga asal bikin Fatim bahagia" Batin Daren.

Ari yang melihat Daren tersenyum ke arah Fatimah, berdecih pelan.
"Senyum-senyum sendiri, udah gila pak" Sindir Ari.

"Sirik ae lu bang" Ucap Daren.

"Ohiya Olin kemana? Gak ikut ngumpul lagi" Tanya Arafah yang membuat semua orang menjadi serius.

"Gak tau tuh, aku takut Olin sakit" Jawab Fatimah.

"Ri lo gak tau Olin kemana?" Tanya Lala sembari melirik ke arah Ari.

Mendengat pertanyaan dari Lala, Ari menggeleng pelan.
"Gak tau tuh" Jawabnya dengan santai.

"Ri lo gak dijodohin sama Olinkan?" Tanya Lala lagi yang membuat Ari membulatkan matanya.

"Gak lah, gila aja" Jawab Ari yan membuat Lala mengerutkan dahinya.

"Bener?" Tanyanya lagi.

Ari mengangguk mantap.
"Yakinlah, kenapa nanya gitu?" Tanya Ari.

"Oh gue tau, kalian semua ngira gue dijodohin sama Olin gara-gara gue sama Olin pergi ke Malang dihari yang sama kan?" Tebak Ari yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Lala.

"Gue gak ketemu Olin sama sekali disana, gue cuman di rumah sakit jaga Oma" Ucap Ari.

"Jadi dijodohin nya?" Tanya Fatimah penasaran.

Mendengar pertanyaan dari Fatimah, Ari mengangguk.
"Iya, tapi katanya orangnya bukan ada di Malang, jadi gak ketemu disana" Jawab Ari.

"Gak nolak?" Tanya Aldo yang membuat Ari menggeleng pelan.

Mendengar pertanyaan dari Aldo membuat Ari tersenyum manis.
"Baru tau namanya aja, gue udah yakin gak akan pernah nolak" Jawab Ari dengan mantap membuat semua orang penasaran.

"Siapa emangnya?" Tanya Daren penasaran.

Ari menggeleng pelan.
"Cukup gue aja yang tau" Jawabnya.

Mendengar jawaban dari Ari membuat Lala berdecih kesal.
"Dih jijik main rahasia-rahasiaan" Ucapnya yang didukung oleh Arafah.

"Kan biar bikin kalian kaget, tiba-tiba nanti ada undangan atas Nama gue sama Dia" Ucap Ari.

"Dasar Bucin" Ucap Daren lalu melempar Ari dengan botol Aqua kosong.







HALLO TERIMA KASIH TELAH MEMBACA🌷

GIMANA SAMA PART INI? SEMOGA PADA SUKA YA🌻

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT NYA!🌷

IKUTI ( FOLLOW ) AKUN INI JUGA YA! Follow Ig aku juga @Safitri_5252.🌻












🌸WASSALAMU'ALAIKUM 🌸

FATIMAH



FATIMAH [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang