🌸ASSALAMUALAIKUM🌸
HAPPY READING🌸
.FATIMAH.
Janji? Sebuah kalimat yang gampang sekali terucap tanpa pikir panjang.
Janji? membuat dampak yang begitu dahsyat untuk Orang yang dijanjikan.
Dan Ingkar Janji membuat Orang tak bisa lagi percaya, bahkan ada yang terluka dibuatnya.
Jadi, jangan pernah bermain-main dengan Kata JANJI. Sebab nanti akan berakibat Fatal dibuatnya jika Ingkar.
-BAGIAN LIMA-
Fatimah dilanda Rasa Kecewa yang berat, bukan masalah tentang Meydina yang dipeluk Suaminya sungguh rasa cemburu nya tak sebesar itu yang penting mereka sudah halal.
Tapi Pian mengingkari janji yang dibuatnya sendiri, sungguh Fatimah sangat benci pada orang yang suka mengingkari janji nya.
Pian sudah memberi harapan yang sangat Fatimah inginkan, namun apa? Pian malah menganggapnya hal sepele sampai dia melupakannya begitu saja.
"Jahat, Abi jahat” Lirih Fatimah parau, Ia tak bisa berbuat lebih hanya dapat meratapi nasibnya.
"Apa Abi udah gak cinta lagi sama Umma?” Tanya nya sendiri.
Tok..tokk.tookk
Suara pintu rumah menyadarkan Fatimah, Ia bangkit dari duduknya dan dengan langkah gontainya Ia membuka Pintu.
Fatimah tak menghapus air matanya, karna Ia yakin yang sedang bertamu kali ini bukan Pian.
Saat Fatimah membuka pintu Ia langsung memeluk Tamu nya yang datang.
"Araaaa"Ucapnya dengan memeluk erat.
"Stt Sahabat Arafah itu kuat” Ucap Arafah menenangkan Fatimah.
Ya dia adalah Arafah Zahra, Sahabat Fatimah dari masa SMA nya.
Fatimah melepaskan pelukannya dan mempersilahkan Arafah masuk ke dalam rumahnya lalu Mereka duduk diruang tamu.
"Kamu kenapa?” Tanya Arafah yang belum mendengar langsung masalah Sahabatnya ini.
Arafah mengerti, melihat Fatimah yang belum kunjung menjawab juga pertanyaan nya.
"Aku tidak tega Ya Allah, kenapa wanita sebaik dan secantik Fatimah harus mengalami hal berat seperti ini. Poligami” Lirih Arafah didalam hatinya.
"Aku sudah dengar masalah kamu dari Anak Komunitas, tapi Aku ingin dengar langsung dari Kamu” Ucap Arafah sambil menggenggam erat tangan Fatimah.
"Abiii ... Abiii Ara, dia .. diaa"Jawab Fatimah terbata-bata, apalagi dengan nafas yang tidak teratur karna menahan deras air matanya.
"Stt minum dulu yah"Ucap Arafah, untung saja di meja tamu tersedia Aqua gelas.
Fatimah menerima air minum yang diberikan Arafah.
"Terima kasih".
"Ara, Abi dia. Dia menikah lagi” Ucap Fatimah lalu menghela nafas.
"Apa yang kurang dariku Ra? Apa?” Tanya Fatimah dengan air mata yang deras.
Arafah tak menjawab dia malah ikut meneteskan Air mata, karna sungguh dia tak kuat melihat Sahabatnya terluka seperti ini.
"Fatim engga nyangka, Meydina yang udah Fatim anggap Adik Fatim sendiri ... tapi Dia” Ucap Fatimah kembali terputus.
"Apa karna Fatim belum juga di karuniai momongan, Abi jadi berpaling dari Fatim?” Tanya Fatimah lagi.
"Tapi Engga mungkinkan Ra?” Tanya nya mulai mengguncangkan tubuh Arafah.
"Karna ... karna kalau soal momongan gak mungkin Abi nikah sama Meydina setelah satu bulan menikah sama Fatim” Ucapnya dengan tatapan yang kosong.
"Sakit Ra, disini sangat sakit, sesak" Tunjuk Fatimah Sambil memukul pelan dadanya.
"Sttt Ini adalah cobaan dalam Rumah Tangga kamu Tim yang sabar” Kali ini Arafah bersuara sambil memeluk Fatimah untuk memberikan kekuatan.
"Fatimah udah coba Ikhlas, Fatim udah sabar tapi Fatim gak suka Abi kaya gini. Dia ingkar janji Ra” Jawab Fatimah dengan tubuh yang sangat bergetar hebat.
"Aduh Fatim bodoh ya Ra, Abi aja udah ingkar janji yang besar kalau dia gak bakal Poligami tapi apa? Fatimah harusnya Kuat kan Ra? Ingkar janji besar aja Fatimah gak goyah seharusnya Fatim sekarang juga gak goyah karna masalah sepele ini kan” Ucap Fatimah dengan tersedu-sedu.
Arafah tak tahu harus menjawab apa selain menganggukkan kepalanya.
"Sahabat Arafah itu kuat jangan nangis ya" Ucap Arafah sambil melepaskan pelukannya.
Fatimah mengangguk
"Fatim cuci muka dulu yah" Ucap Fatimah lalu melangkah menuju wastafel.
"Aku menyesal, andai saja aku gak menutupi Fakta besar mungkin Fatimah gak akan bersama dengan Pian dan dia akan bahagia tidak terluka seperti ini” Lirih Arafah didalam hatinya.
Fatimah kembali dengan seulas senyuman yang menghiasi wajah cantiknya.
"Fatim masak banyak, Kamu udah makan belum?” Tanya Fatimah.
Arafah yang ditanya soal makan pun sontak membuatnya gembira.
"Makan? Arafah belum. Yuk makan” Jawab Arafah dengan semangat yang membuat Fatimah terkekeh.
Mereka berjalan menuju meja makan, namun saat sampai, Arafah menjadi terkejut.
"Hah, banyak banget dan Aku yakin perut Aku sama perut Kamu gak kuat nampung".
Fatimah menarik nafas panjangnya "Iya, takutnya mubazir".
Arafah kembali tersenyum, tiba-tiba terlintas sebuah ide.
"Aha, Arafah tau! Kita undang aja sebagian Anak Komunitas".
Ide Arafah membuat senyuman di bibir Fatimah mengembang, dia baru teringat janji nya kepada Satria yang akan mengundangnya datang untuk makan.
"Boleh-boleh. Tapi jangan di Group ngasih tau nya chat pribadi aja” Usul Fatimah.
"Iya siap, oh iya Kak Satria undang juga ya soalnya besok Dia kan balik ke Negara Asing” Usul Arafah dan diangguki oleh Fatimah.
Butuh waktu beberapa menit untuk mengabari teman-teman yang lain.
"Ara kita hangatin lagi masakannya yuk” Ajak Fatimah dan di angguki semangat oleh Arafah.
Saat mereka sedang menghangatkan makanan tiba-tiba suara pintu terdengar menandakan ada tamu.
"Fatim, biar Arafah aja yang buka” Ucap Arafah lalu dijawab dengan anggukan kepala oleh Fatimah.
Sebenarnya Arafah juga malas membuka Pintu tapi Arafah takut kalau yang datang adalah Pian, jadi kalau Pian yang datang Arafah akan memarahi nya terlebih dahulu. Dia sudah sangat gatal untuk memarahi dan menampar Pian karna Pian berani-beraninya membuat Fatimah terluka.
Saat membuka Pintu ternyata bukan Pian yang datang melainkan Satria, Arafah dibuat bingung oleh Satria.
"Kak kok datang cepat amat, lewat pintu ajaib ya?” Tanya Arafah heran, karna Satria yang dikabari paling terakhir tapi dia yang datang paling awal.
"Salah, Kakak naik baling-baling bambu jadi gak macet dan cepat datangnya” Jawab Satria asal.
Dan anehnya Arafah percaya saja.
"Nanti ajak Ara terbang pake baling-baling ya"
Satria yang mendengar ucapan Arafah menepuk jidatnya pelan. "Aduh lomotnya kumat"
"Awas ah, Kaka mmau ketemu Fatim” Ucap Satria, dan Arafah bergeser supaya Satria bisa masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum Fatim” Salam Satria saat memasuki rumah.
"FATIM KAK SATRIA DATANG” Teriak Arafah di samping Satria membuat Satria menutup telinganya karna kaget.
"Walaikumsalan” Jawab Fatimah sambil tersenyum.
Satria dibuat terpana oleh kecantikan Fatimah, meskipun sedang memakai celemek tapi Fatimah tetap Cantik.
"Astagfirullah” Ucap Satria didalam hatinya.
"Kak Satria cepat banget datangnya?” Tanya Fatimah.
Saat Satria baru akan menjawab Ia sudah didahului oleh Arafah.
"Katanya naik baling-baling bambu Tim, Kak Satria tinggal dinegri orang jadi halu gitu ya Tim iiih takut” Jawab Arafah yang membuat Satria menatapnya malas.
"Dasar Arafah perasaan tadi dia yang mulai duluan” Ucap Satria dalam hatinya.
Fatimah yang mendengar jawaban dari Arafah malah terkekeh.
"Ada-ada aja” Ucapnya sambil menggelengkan kepala.
"Masakannya beres Tim?” Tanya Arafah.
"Udah, yang lain baru sampe mana?” Jawab Fatimah.
"Kaya nya sebentar lagi juga nyampe” Jawab Satria sambil duduk di meja makan.
Dan benar saja, pintu rumah Fatimah sudah diketuk oleh Tamu barunya dan dengan semangat Arafah kembali membukakan Pintu.
Mereka memakan makannya dan tertawa bersama tanpa beban.
Fatimah sangat bahagia bercanda bersama apalagi dengan adanya Arafah si humoris membuat makan malamnya kembali ceria.
Saat Fatimah tertawa ada Pria yang memandangnya dengan tersenyum siapa lagi kalau bukan Satria, saat Satria terfokus kepada mata Fatimah tiba-tiba senyuman Satria luntur.
"Dasar Pian bajingan"Ucapnya dalam hati, tangan nya sudah terkepal karna menahan amarah.
•
•
•
•
•
•HALLO TERIMAKASIH TELAH MEMBACA🌸
BAGAIMANA PART6 NYA?Semoga Suka Yah🌸
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT NYA! Biar Aku Nambah Semangat Untuk Updatenya❤.
OHIYA JANGAN LUPA JUGA IKUTI ( FOLLOW ) AKUN INI! 😊.🌸WASSALAMUALAIKUM🌸
FATIMAH
KAMU SEDANG MEMBACA
FATIMAH [ TERBIT ]
General Fiction[ TERBIT ] Sudah Tersedia di Shopee dan Tokopedia Aku bukanlah Saudah binti Zam'ah, yang rela dimadu oleh banyak Wanita. Aku hanya Wanita biasa yang selalu merasakan cemburu ketika Suamiku dengan Wanita lain. Aku hanya Wanita biasa yang tak rela Sua...