🌸ASSALAMUALAIKUM🌸
HAPPY READING🌹
.FATIMAH.
Aku tahu, perasaan yang lalu dan sudah tak dianggap seharusnya segera untuk di hilangkan, tapi entah kenapa aku susah untuk melakukan hal itu, bahkan beribu luka yang kamu torehkan kepada aku tak membuat perasaan itu menghilang.
-TIGA PULUH EMPAT-
Setelah keluar dari kafe Fatimah memutuskan untuk pulang ke rumahnya, perasaannya sudah tak menentu karena sudah tak senyaman tadi pagi.
Hujan tengah turun lebat seolah ikut menangis bersama Fatimah, dia keluar dari mobil tanpa payung untuk merasakan air hujan, sudah lama sekali dia tidak bermain bersama hujan.
"Terima kasih telah turun dan membantu menyamarkan tangisan ini" Ucap Fatimah pelan sembari tersenyum kecil.
Dia melangkahkan pelan kakinya menuju rumah, saat didepan pintu Fatimah sedikit tersenyum mengembalikan ekspresinya seperti saat dia pergi tadi pagi, dia tak ingin membuat Mamahnya ikut bersedih.
"Assalamualaikum" Salamnya saat membuka pintu.
"Waalaikumsalam" Jawab Aida.
"Ya Allah Fatim, kenapa bisa basah seperti ini? Apa kamu tidak membawa payung Nak?" Tanya Aida dengan begitu khawatir.
Mendengar pertanyaan dari Aida membuat Fatimah sedikit menyunggingkan senyumannya.
"Lupa engga bawa Mah" Jawab Fatimah."Aduh kamu ini, sekarang masuk kamar dan mandi ya" Titah Aida dengan nada lembutnya yang membuat Fatimah tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Fatimah sedikit berlari menuju kamar karena tidak ingin membuat lantainya basah dan licin. Saat didalam kamar Fatimah langsung membersihkan badannya.
Setelah semuanya beres Fatimah kembali ke lantai dasar untuk makan karena sedari tadi perutnya sudah meminta untuk diisi.
"Fatim ini titipan dari Satria, tadi dia kesini tapi kamunya belum pulang" Ucap Aida yang membuat Fatimah seketika terdiam.
"Ini katanya snack oleh-oleh dari singapura, Mamah baru tahu kalau Satria pergi lagi ke singapura" Lanjut Aida yang membuat Fatimah memejamkan matanya.
"Pantas saja Meydina dan Kak Pian ada di Indonesia, mungkin mereka pulang bareng kesini" Lirih Fatimah di dalam hatinya.
"Kamu kenapa Tim?" Tanya Aida karena Fatimah terlihat tidak berenergi.
Mendengar pertanyaan dari Aida, Fatimah langsung menggelengkan kepalanya.
"Gak apa-apa Mah" Jawab Fatimah."Kalau gitu Fatim ke atas dulu ya, Oh iya snack nya ambil Mamah aja" Ucap Fatimah.
"No! Ini itu buat kamu dan kamu harus terima, lagi pula Mamah juga dapat kok" Jawab Aida yang membuat Fatimah menghela nafasnya.
Dengan langkah gontai Fatimah kembali ke kamarnya dan melihat handphone diakasnya bergetar.
"Kak Satria" Ucap Fatimah pelan saat melihat nama Satria tertera di handphone nya.
Hati Fatimah seketika ragu untuk mengangkat telepon dari Satria, dan dengan yakin Fatimah menekan tombol merah dilayar handphone nya.
Dia merebahkan tubuhnya diatas ranjang dan memejamkan matanya.
"Aku belum siap untuk ketemu kamu Kak, jujur aku kecewa sama kamu" Lirih Fatimah pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATIMAH [ TERBIT ]
General Fiction[ TERBIT ] Sudah Tersedia di Shopee dan Tokopedia Aku bukanlah Saudah binti Zam'ah, yang rela dimadu oleh banyak Wanita. Aku hanya Wanita biasa yang selalu merasakan cemburu ketika Suamiku dengan Wanita lain. Aku hanya Wanita biasa yang tak rela Sua...