Part 11

15.3K 1.5K 293
                                    




" Jaeminah?"




" Hmm."




" Jaemin?"




Kali ini Jaemin menoleh sembari tersenyum karna si pemanggil terdengar kesal.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





" Wae Renjunna?"




Wajah Renjun terlihat sedikit sedih membuat Jaemin bertanya2.




" Kau kenapa belum mengganti bajumu?"




Jaemin menatap Renjun.





" Aku sedang sangat ingin minum kopi. Jadi setelah sampai disini aku langsung ke dapur." Jaemin menunjuk kopi yang ada di depannya. Renjun terlihat mengangguk dengan pandangan agak kosong.




" Ada apa Injunnie? Katakan? Kamu punya masalah?" Jaemin bersikap sangat lembut.




Renjun menatap Jaemin agak ragu. Tapi dorongan untuk berbicara lebih dominan sehingga ia mulai bersuara.




" Kau terlalu sering mencium orang Jaemin-ah."




Jaemin mengerutkan dahinya. Tapi Renjun masih lanjut berbicara.




" Kemarin hampir saja Jungwoo Hyung mencium bibirmu kan?" . Saat mengucapkan itu Renjun terlihat cemberut. Jaemin berfikir sebentar lalu melirik Renjun sekilas dan menyeruput kopinya.




" Itu hanya candaan kan? Lagian kan juga tidak kena." Ucapnya tak acuh. Mendengar nada suara acuh dari Jaemin, Renjun menjadi kesal.





Jaemin yang melihat raut kekesalan Renjun menjadi bingung lalu ia menghadap sepenuhnya kepada Renjun yang duduk di sebelahnya.





" Kau juga terlalu intim dengan Jeno." Renjun kembali bersuara tapi kali ini dengan nada kesal. Dahi Jaemin makin berkerut.





" Bukankah kamu juga sangat dekat dengan Jeno?"





" Lalu sekarang kamu ingin memojokkanku Na Jaemin?"





Jaemin sangat kaget. Padahal dia berbicara baik2 tapi jawaban Renjun malah sensi.




" Bukan begitu Injunnie..."





" Aku tidak suka kau dekat2 yang lain apalagi skinship terlalu intim."




Jaemin kelabakan melihat mata Renjun yang berkaca2. Ada apa dengan Renjun, ia sensitif sekali fikir Jaemin.




Jaemin hendak menggapai tangannya tapi Renjun malah bangkit berdiri lalu lari menaiki tangga menuju kamarnya di lantai atas. Jaemin termangu.




****





" Renjun hyung menyeramkan." Cicit Maknae Jisung yang berada di antara Jaemin dan Mark.




Di hadapan sana Renjun marah-marah kepada Haechan dan Chenle yang tidak sengaja menggodanya.




" Akhir-akhir ini emosinya terlihat tidak stabil." Jeno yang ikut menyaksikan bergidik ngeri.




" Hanya karna aku terlambat bangun ia sampai tidak mau ikut sarapan. Bukankah itu berlebihan hyung?" Maknae Jisung menatap Jaemin meminta pendapat.





" Dia juga sangat marah ketika aku tak sengaja memecahkan gelas." Jeno nenimpali.




" Jinjja? Renjun kenapa? Apa dia ada masalah?" Mark selaku leader dream menatap membernya satu persatu. Mereka lebih memilih menjauh saat melihat Renjun mengomel2 kepada Haechan dan Chenle.





" Hey Na. Akhir2 ini Renjun kan selalu menempel padamu. Kau tau dia punya masalah apa?" Mark menatap Jaemin yang terlihat ngeri melihat wajah seram Renjun dari kejauhan.





" Molla hyung. Terkadang dia sangat manis dengan sikap manjanya, tapi terkadang melihat wajahku saja dia bisa jengkel tanpa sebab."




Yang lain jadi bingung sendiri karna sikap aneh Renjun.




****



" Jaemin Ireona."






Bisikan pelan membangunkan Jaemin dari tidurnya. Matanya sangat berat, ia mengerjap beberapa kali hingga bisa melihat dengan jelas.





" Renjunie? Ada apa?" Suara Jaemin terdengar sangat serak. Jaemin berusaha mati2an untuk tidak menutup matanya lagi. Di samping Renjun duduk di pinggiran ranjangnya agak cemberut.




" Aku ingin Tteobokki, Jaemin." Ucapnya pelan.





" Tteobokki??" Mata Jaemin melebar lalu segera meraih ponsel yang berada di meja samping nakasnya. Lebih membelalak lagi ketika melihat jam yang tertera disana.





" Ingin Tteobokki jam 3 dinihari??" Jaemin memelankan suaranya saat menangkap pergerakan tidak nyaman dari Jeno yang tidur di seberang ranjang miliknya.





" Iya. Sangat ingin hingga aku tak bisa tidur." Renjun berbicara dengan nada merajuk.





" Besok saja ya Injunnie. Sekarang terlalu malam."





" Sirreo."




" Injun.."





" Aku ingin sekarang atau aku keluar dan mencarinya sendiri."





Mendengar ancaman yang terlihat serius dari Renjun mau tak mau membuat Jaemin mengusak rambutnya kasar dan bergerak bangkit.





" Arraseo. Biar aku yang pergi sendiri. Kamu tunggu saja di kamarmu, ne?"




" Aku akan ikut."





Jaemin jadi kesal.





" Renjun.."




" Jaemin-ah. Ayolah."





Hampir saja Jaemin menggigit Renjun karna anak itu melakukan aegyo di depannya.




" Arra arra. Jangan memasang tampang seperti itu. Aku tidak tahan untuk tidak mencubit pipimu."




Ucapan Jaemin membuat Renjun sangat girang. Ia berlari kecil keluar dari kamar Jaemin untuk mengganti bajunya dan memakai Sweater tebal.




TBC...

 Need Your Love | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang