Part 18

12.7K 1.3K 35
                                    


Hari ini hujan masih mendera kota Seoul membuat Jaemin tidak senang. Ia menggenggam erat jemarinya pada gagang payung yang ia gunakan. Di depannya Renjun berjalan di antara genangan2an air hujan.

Wajah datar Jaemin tersenyum sedikit melihat punggung sempit Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah datar Jaemin tersenyum sedikit melihat punggung sempit Renjun. Ia teramat bersyukur kegiatan2 mereka tidak berdampak pada kesehatan Renjun. Koreografi lagu baru mereka pun tidak terlalu menyulitkan Renjun.

Jaemin terenyuh memikirkan Renjun yang sekarang membawa bayi di dalam perutnya, sekarang memang masih aman karna perut Renjun masih datar seperti biasa. Tapi setelah ini? Bahkan sampai sekarang Renjun belum mau membahas sehubungan dengan kehamilannya itu. Tapi Jaemin masih mencoba mengerti karna ia selalu menempatkan dirinya jika terjadi hal yang sama pada dirinya.

Karir yang sedang begitu menanjak, raga yang masih muda belia dan masa depan yang cerah hancur begitu saja. Jaemin sendiri tidak tau harus berbuat apa. Ia terlalu menyalahkan dirinya untuk semua yang telah terjadi.




Selagi Jaemin melamun Renjun memperlambat langkahnya hingga ia bersisian dengan Jaemin yang tampak sedang melamun.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Jangan melamun. Perhatikan jalanmu Nana." Renjun berucap tanpa menoleh. Jaemin langsung menoleh kepadanya.

" Arra." Jawabnya singkat.

Renjun diam dan melanjutkan langkahnya.

" Kamu baik2 saja kan?" Jaemin memulai percakapan kembali.

" Sejauh ini baik. Jangan terlalu mengkhawatirkanku Jaem." Renjun masih berbicara tanpa menoleh karna sibuk memperhatikan jalan yang tergenang air.

" Aku harus terlalu mengkhawatirkanmu."

" Keras kepala. Lagian jika terjadi apa2 kan aku cuma bisa bergantung padamu."

Jaemin menoleh cepat mendengar kata2 Renjun itu. Matanya berbinar jenaka.

" Benarkah? Wahh. Aku selalu bersedia 24 jam untukmu tuan Putri." Ucapnya bersemangat.

 Need Your Love | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang