Part 9

15.3K 1.7K 127
                                    


" Jaemin-ahh ayo kita cari makan keluar. Aku lapar."

Rengekan Jeno menyapa telinga dream yang sedang berada di ruang tengah dorm mereka.

" Aigo! Sejak kapan kau bertingkah imut seperti ini Jeno." Ledek Jaemin. Haechan yang sedang makan cemilan melemparkan tatapan membunuh ke arah Jaemin dan Jeno karna 2 anak adam itu kerjanya hanya berbuat keributan sedangkan ia sedang fokus menonton sebuah film.

" Jaemin-ahh. Makan. Ayo keluar." Terkutuklah Jeno dengan segala ke aegyoannya itu. Bahkan Mark saja kesal melihat si mata senyum itu beraegyo. Benar2 bukan Jeno sekali.

Sedangkan Jaemin? Ya anak nakal king aegyo itu tentu saja tidak masalah dengan segala tingkah polah Jeno karna ia sendiri sangat suka melakukan aegyo ke siapapun dan dimanapun.

Jisung menatap jijik kepada Jeno yang sudah menggoyang2kan tubuh Jaemin dengan manja sembari menggesek2kan kepalanya ke lengan Jaemin, seperti anjing saja, batin si maknae.

Renjun yang duduk di sebelah Chenle hanya diam sambil sesekali melirik si NoMin itu. Dan segera menampar lengan Chenle ketika anak itu tertawa melengking merasa Jeno merupakan sebuah komedi.

Dulu menjadi sebuah hal yang biasa baginya jika melihat Jaemin bermanja2 kepada mereka termasuk dirinya atau sebaliknya, mereka yang kecuali dirinya bermanja2 kepada Jaemin. Ya memang Renjun jarang sekali bermanja2 kepada Jaemin. Tapi Jaemin terlihat begitu memanjakannya, kadang juga terlalu mesra terhadapnya. Walau sebenarnya Jaemin bersikap seperti itu ke semua orang, tapi semenjak Jaemin merebut first kiss nya hal itu tak lagi lumrah bagi hatinya.

Diam2 bahkan Renjun semakin rajin melihat youtube, melihat postingan dari fans yang menjadi renmin atau Jaemren shipper. Ia ingin melihat kembali apa yang para fansnya itu dapatkan.

Renjun kadang kaget sendiri ketika melihat video hasil dari potongan2 dirinya saat sedang di sebuah acara atau live di aplikasi Vlive. Ia melihat foto2 terlihat bermakna sangat dalam, jangan lupakan tatapan dari Jaemin ketika melihat atau memandangnya. Sebenarnya saat itu terjadi ia sama sekali tak merasakan ada yang istimewa. Tapi potongan2 foto itu menjadikannya sangat berbeda.

Ia juga baru sadar kalau Jaemin selalu memperhatikannya ketika ia bicara. Dan sayangnya ia terlalu cuek dengan segala situasi.

****

Renjun segera memdekat ketika mendengar denting piano di sebuah kamar yang di sulap jadi ruangan musik untuk dreamer.

Kepalanya melongok ingin melihat siapa yang bermain piano malam2 begini. Tapi seulas senyum hadir di bibirnya ketika ia melihat Na Jaemin berada disana asik meliuk2kan jemarinya di atas tuts hitam putih piano. Suaranya bergumam tak jelas menyanyikan sebuah lagu.

Renjun hanya asik berdiri memdengarkan lantunan melodi piano sehingga tanpa sadar ikut bernyanyi.

Jaemin yang menyadari seseorang ikut mendengarkan permainannya itu segera menoleh ke arah pintu dan tersenyum kala melihat Renjun sedang bersandar di tembok sebelah pintu sembari bernyanyi.

Tanpa menghentikan permainannya Jaemin meminta Renjun untuk mendekat. Segera saja Renjun mendekat dan menarik sebuah kursi dan duduk di sebelah Jaemin. Ia masih bernyanyi. Tapi kali ini Jaemin ikut bernyanyi dan memperjelas suaranya, mengimbangi suara indah dan lembut Renjun.

Setelah menghabiskan sebuah lagu Jaemin menatap sebelahnya yang mana disana duduk sesosok Renjun.

" Lanjutkan. Cari lagu lain. Aku masih ingin bernyanyi." Ucap Renjun. Jaemin melengkungkan bibirnya ke bawah dengan lucu.

" Aku masih berfikir." Ucapnya.

" yasudah. Eh. Selamat untuk film nya tuan aktor."

Jaemin meringis mendengarnya. Renjun malah tertawa.

" Aku sempat berfikir kalau di akhir film itu kau akan benar2 mencium lawan mainmu itu." Oke. Kali ini di pendengaran Jaemin, Renjun tampak merengut.

" Kau kesal?"

Renjun mendelik dan memukul lengan Jaemin.

" Tentu saja tidak bodoh! Rasanya aneh saja melihat orang terdekatku berciuman di dalam sebuah drama."

Jaemin mengusap pelan rambut Renjun.

" Bagi fans kita aku masihlah anak dream, boygrup yang berisikan anak2 di bawah umur. Jadi makanya tidak ada adegan itu di script. Aku juga bersyukur."

Jaemin lebih mendekatkan kursinya ke kursi Renjun lalu melingkarkan lengannya ke pinggang Renjun dan menaruh dahinya di pundak Renjun. Bermanja2 disana.

Renjun yang telah terbiasa dengan semua itu hanya diam saja, tangannya di letakkan di paha Jaemin, menepuk2nya pelan. Jaemin menghela nafasnya berulang kali. Renjun menoleh.

" Kenapa? Ada masalah?" Tanyanya lenbut. Jaemin menggeleng.

" Tidak. Aku hanya lelah sekali."

" Agensi terlalu banyak menekan kontrak untukmu." Renjun tertawa.

" Tidak masalah sebenarnya, itu akan membuat kita semua terkenal. Setiap orang mendengar nama Na Jaemin, pasti yang mereka ingat adalah NCTDream. Cuma lelah saja. Hal biasa."

Renjun mengangguk.

" Bolehkah aku menginap lagi? Aku ingin memeluk tubuhmu semalaman untuk mengusir rasa lelahku." Jaemin mengatakan itu dengan nada tanpa beban. Sedangkan Renjun sudah memerah mendengar ucapan Jaemin.

" Kau memang suka mendengar protesan Jeno karna selalu kesepian kau tinggalkan eoh." Renjun menghilangkan rasa jengahnya dengan memprotes.

" Biarkan saja. Aku tak suka memeluknya tidur." Jaemin kembali berucap santai.

" Bagaimana mau memeluk kalian saja tidur beda ranjang." Sungut Renjun. Jaemin terkekeh lalu mengangkat wajahnya dan memperhatikan detail wajah Renjun.

" Dan ranjangmu terlalu sempit makanya aku harus memelukmu." Ucapnya pula.

" Dasar menyebalkan mesum." Renjun merengut sembari memukul2 lutut Jaemin.

Jaemin hanya tertawa kecil sembari memeluk tubuh Renjun lebih erat.



" Hentikan lovey dovey kalian dan segera ke meja makan."

Sebuah suara menginterupsi Renjun dan Jaemin sehinngga menoleh ke belakang dan melihat Haechan dengan wajah sinisnya. Jaemin tampak tidak peduli masih merengkuh tubuh Renjun dengan posesifnya karna Renjun berusaha melepaskan dekapannya.

" Kenapa kau disini?" Jaemin malah bertanya membuat Haechan kesal.

" Kau ini bodoh ya? Aku ini masih anak NctDream kalau kau lupa." Ucapan sinis meluncur kembali dari mulut Haechan.

" Dimana mereka?" Kali ini Mark muncul dan agak ternganga melihat pemandangan di depannya.

" Kalian sedang apa?" Ucapnya tanpa sadar. Lalu melirik Haechan yang hanya mendengus.

" Hyung tak lihat mereka sedang berpelukan?" Desis Haechan. Mark menatapnya bingung.

" Mereka pacaran?"

" Hey! Tentu saja tidak hyung!" Sebuah pekikan keluar dari mulut si manis Renjun.

" Oh. Ku kira kalian pacaran dan sedang berkencan. Ayo, yang lain telah menunggu di meja makan." Mark menarik Haechan dari sana.

Renjun menatap Jaemin yang tertawa pelan.

" Apanya yang lucu?" Rengut Renjun.

" Tidak ada. Ayo."

TBC....

Hehehe siapa juga yang mau voment disini. Cerita tak laku😂 mungkin peminat jaemren udah ga ada

 Need Your Love | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang