Part 32

10.2K 1.1K 137
                                    




Jaemin terbangun ketika Bill menangis dengan keras. Di sebelah Bill, Renjun juga tampak terbangun karna suara tangisan Bill sangat keras dan nyaring.

" Daegi kenapa Na?" Renjun mengucek2 matanya. Renjun memang suka memanggil anaknya dengan panggilan Daegi.


" Molla. Biar aku saja yang urus Bill malam ini sayang. Sekarang kamu tidur lagi saja."

" Sirreo! Sudah seminggu ini kamu yang selalu mengurus Daegi. Aku juga orangtuanya Nana."

Jaemin menghela nafas.

" Bukannya aku tidak mau kamu mengurus anak kita, tapi lukamu belum sembuh. Belum bisa di bawa bergerak terlalu banyak."

" Naa."

" Injunnie. Kalau kamu kesakitan siapa yang akan bersedih?"


" Nana."


" Nah kalau begitu sekarang tidurlah. Bill mengompol dan mungkin juga haus. Aku bisa menghandelnya."

Dengan hati yang tidak ikhlas Renjun kembali berbaring, matanya memperhatikan sang suami yang mulai menggantikan popok anaknya itu. Renjun tidak bisa menahan senyum ketika melihat tampilan acak2an suaminya itu dengan rambut yang mencuat ke segela arah.

" Ku bilang tidur." Ujar Jaemin sembari membereskan pekerjaannya. Bill masih saja menangis meskipun tidak sekeras tangisan awal tadi.

" Biarkan aku menjaganya sebentar selagi kamu membuatkan susu untuknya Na."

Kali ini Jaemin mengangguk. Ia segera mempersiapkan botol susu dan segala tetek bengeknya dan mulai membuatkan susu untuk anaknya. Di liriknya Renjun yang sedang menepuk2 paha anaknya pelan sembari bersenandung lagu berbahasa Korea yang ia ingat sebagai lagu yang di nyanyikan Renjun saat festival sekolahnya di sekolah dasar dulu, video itu menjadi viral. Mengingat detail video itu terbersutlah tawa Jaemin.


" Wae?" Renjun mengerutkan keningnya melihat Jaemin yang sedang tertawa.

Melihat Renjun yang bingung itu membuat ia tertawa terbahak2 membuat Renjun bergidik ngeri.

" Na! Jangan membuatku takut!" Sentak Renjun. Jaemin segera menghentikan tawanya dan tersenyum lebar. Ia segera mengangkat bayinya dan memberikan susu formula. Anaknya yang semula menangis menjadi terdiam.


" Benar2 haus ya sayang?" Monolog Jaemin dengan tatapan penuh kasih sayang.


" Hey! Katakan apa yang membuatmu tertawa?!" Renjun sekarang telah duduk di atas bed mereka. Jaemin meliriknya dan kembali tertawa membuat Renjun jengkel.

" Apanya yang lucu? Wajahku? Atau suaraku tadi? Sumbang?"

Jaemin segera menggeleng masih dengan tawanya.

" Eomonim! Eomonim!" Serunya dengan nada pelan lalu terkikik. Renjun melotot.

" Na! Ais!" Renjun kehabisan kata2 melihat tingkah kekanakan Jaemin yang ternyata sedang ingin mengoloknya dengan drama yang ia perankan saat di sekolah dasar itu. Ingin melempar Jaemin dengan bantal takut anaknya ikut kena. Ingin memaki Jaemin takut anaknya kaget dan kembali menangis. Akhirnya di telannya saja semua rasa kesal di hatinya dengan tekad akan membalas Jaemin nantinya.

Ia akhirnya memutuskan untuk kembali tidur karna waktu telah menunjukkan jam 2 dinihari. Apalagi hatinya makin kesal melihat Jaemin yang kesusahan menghentikan tawanya.

 Need Your Love | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang