Jaemin menatap ragu pintu dorm sebelum memasukkan beberapa kode sandi untuk membuka pintunya. Ia melirik sekilas jam tangan mahal yang melilit pergelangan tangannya. Jam 5 pagi.
' Semoga semuanya masih tertidur' batinnya.
Perlahan ia menyeret kakinya tanpa menimbulkan suara. Ia sedikit berhati2 karna lampu di ruang tengah masih terlihat menyala. Kali ini ia was2. Ia benar2 tidak ingin bertemu siapapun saat ini.
Jaemin perlahan berjalan menuju ruang tengah. Ia cukup tersentak menyaksikan Renjun yang sedang tidur di sofa bersama Haechan dan Chenle, tubuh ketiganya tertutup selimutnya dan Renjun, sedangkan Jeno dan Jisung tidur di bawahnya beralaskan permadani lembut. Televisi masih menyala dengan suara pelan.
Jaemin berdiri sejenak menyaksikan teman2nya itu. Jaemin menduga Renjun menunggunya datang meskipun ia telah mengatakan penerbangannya sekitar jam 3. Mungkin teman2nya kewalahan dengan sifat keras kepala Renjun dan memutuskan untuk menemaninya hingga ketiduran seperti itu.
" Gomawo semuanya." Lirih Jaemin. Ia memutuskan untuk naik ke lantai atas dan beristirahat. Sebentar lagi pasti kelimanya akan bangun, dan ia lebih memilih untuk tidur dan sejenak melupakan seluruh sakit di sekujur tubuhnya.
***
" Nana-ya. Ireona."
Renjun perlahan menggoyangkan tubuh Jaemin yang seluruh badannya hingga kepala di tutupi selimut, hanya menyembulkan rambutnya sedikit.
" Dia pulas sekali." Ucap Haechan yang ikut masuk ke kamar RenMin.
" Kita tidak tau jam berapa dia datang. Mungkin dia benar2 masih lelah." Ucap Renjun yang masih memperhatikan gulungan selimut berisi Jaemin.
" Ini sudah Jam 1 siang. Dia telah melewatkan sarapan dan juga makan siang. Bahkan kau juga sudah pulang dari stasiun radio." Ucap Haechan. Renjun meraih hairdrayer untuk mengeringkan rambutnya. Karna ia baru saja selesai mandi.
" Lalu bagaimana?" Tanya Renjun menatap Haechan.
" Biar aku bangunkan." Ucap Haechan. Renjun hanya mengangguk.
" Jaem! Bangun. Jaem!" Haechan memang menggoyangkan tubuh Jaemin dengan lebih manusiawi, tapi teriakannya sama sekali tidak bisa di kontrol.
Tubuh tersentak Jaemin menghentikan usaha Haechan. Ia langsung berdiri dari duduknya di pinggir ranjang.
" Na. Bangun." Renjun ikut bersuara.
Perlahan sebuah tangan Jaemin menyeruak keluar dari balik selimut hingga membuat selimut itu terbuka setengah. Renjun tertawa geli melihat Jaemin yang sedang menggeliat. Tapi segera tawanya tersumpal ketika Jaemin membalikkan badan dan meluruskan badannya yang sebelumnya tidur dengan membelakangi mereka itu.
Haechan juga terlihat membelalakkan matanya kaget. Renjun segera menghambur ke kasur yang sedang di tiduri Jaemin yang sedang mengedip2kan matanya, membiasakan cahaya yang masuk.
" Ada apa dengan wajahmu!" Renjun berteriak membuat Jaemin tersentak dan sadar sepenuhnya, ia segera duduk dan rasa pening mendera kepalanya. Matanya membeliak menatap Renjun yang kini tidak jauh darinya.
" Jawab aku! Apa yang terjadi! Kenapa wajahmu!" Renjun sekarang memegang kedua sisi wajahnya.
Jaemin melirik Haechan dengan sudut matanya. Haechan terlihat sudah hilang kejutnya ketika otak pintarnya telah menyimpulkan apa yang terjadi, karna Haechan tau Jaemin ke China untuk menemui orangtua Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Need Your Love | Jaemren ✔
FanfictionWelcome to : 2nd My Jaemren fanfict ' Need Your Love' BxB. If you straight, dont read it. Apa yang akan Jaemin dan Renjun lakukan jika sebuah masalah tak terduga datang menghampiri kehidupan mereka? Love you RenMin more. Di mulai Minggu 14 juli 201...