Part 15

13.4K 1.4K 125
                                    



" Yee! Hyungdeul pulang!" Teriakan Chenle menggema di dorm Dreamis. Jisung yang sedang di dapur segera berlari keluar.

" Eh hyung? Kenapa Njun ge di gendong?" Chenle menatap Jaemin dan Renjun bingung.

" Renjun sakit le. Jangan tanya2 dulu. Hyung mau ke atas." Ucap Jaemin lalu melemparkan kunci mobilnya ke atas sofa.

" Kalian mau tanya oleh2 kan? Ambil di mobil hyung. Tolong sekalian bawa koper hyung ya Lele, Sungie." Ucap Jaemin lagi. Chenle dan Jisung hanya mengangguk. Mereka memperhatikan langkah Jaemin yang menaiki tangga sembari menggendong Renjun yang seperti sedang tidur.



Jaemin menidurkan Renjun hati2 di kasurnya.

" Aku ingin sendiri Jae." Ternyata Renjun hanya pura2 tidur untuk menghindar dari pertanyaan2 duo maknae mereka.

Jaemin hanya mengangguk paham. Semenjak tau apa yang terjadi pada dirinya Renjun tidak berhenti menangis dan malah sekarang berubah menjadi demam.

" Tapi jangan kunci pintunya. Aku akan ninggalin kamu setelah selesai mengompres." Jaemin segera beranjak keluar dan menuju dapur untuk mencari air hangat untuk mengkompres Renjun. Sebelumnya Renjun menolak untuk di rawat di rumah sakit.



Jaemin segera datang dan menaruh kain kompresan di atas dahi Renjun.

" Aku akan sering datang mantau kamu. Pintunya jangan di kunci ya." Jaemin berucap sangat lembut. Sedangkan Renjun hanya menutup rapat matanya.

" Lebih baik di kunci. Aku tidak ingin bertemu siapapun sekarang." Ucap Renjun masih dengan mata tertutup.

" Renjunna. Akan ku pastikan member kita nanti tidak akan mengganggumu. Tapi aku harus selalu mengecek keadaanmu. Mohon mengerti. Sebentar lagi dokter akan datang memasangkan infus."

" Pastikan mereka tidak kesini Jaemin." Ucap Renjun lagi. Masih setia menutup matanya.




" Hyung. Di bawah ada dokter, apa untuk memeriksa Njun hyung?" Jisung tampil di depan pintu kamar Renjun dengan membawa koper Renjun. Chenle berdiri di belakangnya.

" Koper hyung chenle taruh di kamar hyung." Chenle pun berucap.

" Bawa naik dokternya Sungie." Perintah Jaemin. Jisung mengangguk lalu memberikan koper Renjun ke Chenle dan beranjak pergi.

" Njun ge sakit apa hyung?" Chenle mendekat setelah meletakan koper Renjun di kaki meja kamar Renjun.

" Demam Le. Kelelahan juga. Hyung harap Lele sama jisung tidak mengganggu Renjun dahulu. Karna dia harus istirahat total." Jaemin menatap Chenle sembari mengelus kepalanya.

" Kenapa gege tidak di rawat di rumah sakit saja hyung?"

" Renjun lebih suka di rawat di dorm. Dia tidak suka rumah sakit."

Saat Jaemin mengucapkan itu masuklah dokter ke dalam lalu mengeluarkan isi tasnya yang berupa tabung infus, selang dan jarumnya. Jisung masuk dan membawakan tongkat penyangga infus.

" Biarkan pasien beristirahat. Hubungi saya jika terjadi sesuatu." Ucap sang dokter Setelah memasang infus untuk Renjun dan menyuntikkan 2 jenis obat ke dalam infus Renjun. Jaemin dan yang lainnya hanya mengangguk.

" Ayo kita keluar."


****

" Ren. Please. Makan. Meskipun hanya sedikit. Kamu harus minum obat." Jaemin sekarang telah berada di kamar Renjun dan memegang nampan yang berisi bubur dan juga air putih.

" Tidak Jae. Aku tidak lapar." Renjun berucap pelan. Wajahnya teramat pucat. Jaemin mendesah lelah. Ini udah bujukan yang kesekian kali.

" Ren. Aku mohon jangan egois."

" Aku hancur Jae." Perlahan dari mata tertutup Renjun mengalir airmata.

" Aku tau. Aku ngerti. Kalau kamu tidak ingin, mari kita gugurkan anak itu." Ucap Jaemin pelan. Renjun hanya terdiam.

" Maaf. Tapi memang semuanya adalah kesalahanku Ren. Aku tidak tau harus bagaimana sekarang."

" Apakah kamu mencintaiku?" Tiba2 Renjun bertanya dan membuka matanya. Pandangannya sayu.

Jaemin meletakkan nampan itu ke nakas yang berada di sebelah ranjang Renjun. Perlahan Jaemin menggenggam tangan Renjun yang bebas dari infus dengan lembut.

" Tentu saja. Aku mencintaimu dari dulu." Jaemin berkata mantap.

" Tapi.."

" Ren! Apapun yang akan menjadi pilihanmu aku akan selalu ada untukmu. Jika kamu ingin mempertahankan bayi kita, aku akan mengambil alih seluruh hidup kamu mulai dari sekarang. Tapi jika kamu tidak menginginkannya aku juga akan mendukungmu. Percayalah."

" Tapi bagaimana mungkin seorang laki2 hamil Jae." Nada suara Renjun melemah. " Apa yang akan dunia katakan kepadaku, kepadamu dan kepada dreamis." Air mata Renjun kembali merembes.

" Kita bisa sembunyikan ini dari publik. Aku telah memikirkan semuanya. Aku hanya perlu keputusanmu saja sekarang. Pertahankan anak ini atau gugurkan?" Saat mengatakan 'gugurkan' Jaemin mengatupkan giginya. Entah apa yang ia fikirkan, tapi Jaemin sangat menginginkan anak itu. Anak hasil buah cintanya bersama Renjun.

" Aku tidak tau Jae."

" Gwenchana. Kamu masih punya banyak waktu untuk memikirkan keputusan ini."

" Jika aku ingin mempertahankannya apa yang akan kamu lakukan Jaemin?" Renjun berucap perlahan, matanya memerangkap iris cemerlang Jaemin.

" Aku akan membawamu ke Belgia. Kita akan menikah disana." Jaemin memaparkan sedikit rencananya.

" Karir kita?"

" Aku akan menemui Seonsangnim."

Renjun sangat terkejut.

" Jaem jangan. Sungguh."

Jaemin menggeleng.

" Ren. Tidak ada pilihan lain. Maafkan aku. Tapi aku akan pastikan berita ini tidak akan menyebar luas jika Soo Man Saem tau. Kita hanya perlu pasrah akan keputusannya nanti."

Renjun hanya diam. Ia tampak hampir ingin menangis lagi.

" Kamu mau kan hidup denganku Ren? Tidak apa2 melepas impianmu?" Jaemin berucap hati2.

" Entahlah Jae. Aku benar2 tidak tau."

" Baiklah. Pikirkan semuanya terlebih dahulu. Aku menunggu keputusanmu." Ucap Jaemin sembari mengambil kembali nampan itu.

" Tidak ada penolakan. Kamu harus makan agar bisa minum obat."

Kali ini Renjun hanya menurut ketika Jaemin mulai menyuapinya.


TBC....

Ganteng banget ya Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ganteng banget ya Renjun. Pen gua karungin asli.

 Need Your Love | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang