Part 39

9.7K 1K 154
                                    





Untuk kedua kalinya Jaemin berdiri di depan pagar rumah kediaman Huang ini. Tapi kali ini berbeda karna Jaemin membawa anaknya, Bill , meskipun masih dengan tujuan yang sama. Dan kali ini ia sendiri tanpa meminta bantuan Chenle lagi.

Sempat terlintas bayangan buruk di fikiran Jaemin, jika nanti ia kembali di hajar bagaimana nasib anaknya? Tapi dengan segera fikiran buruk itu di tepisnya.


Kali ini tanpa ragu Jaemin mulai memencet bel rumah kediaman Huang itu. Sesaat ia berbicara di depan interkom mengatakan kedatangannya karna sampai saat ini belum ada yang membukakan pintu pagar yang senantiasa terkunci itu.

Berkali-kali Jaemin berbicara di interkom sembari meneduhi anaknya dengan tubuh tinggi kurusnya.


" Kau Jaemin NCT Dream teman Renjun kan?" Sebuah suara mengagetkan Jaemin. Jaemin segera berbalik dan mendapati seorang wanita paruh baya yang membawa kantong belanjaan menatapnya. Jaemin segera membungkukkan badan dan melirihkan kata 'Ne'.


" Mencari siapa? Bukankah Renjun sekarang ada di Korea? Bahkan 2 minggu yang lalu aku menonton televisi tentang kalian berdua yang memutuskan kontrak menjadi penyanyi?" Bibi itu pun menatap Jaemin dengan heran.


" Ah itu ahjumma. Ada urusan mendesak dengan baba dan mama Huang.

"  Yifei tentu saja masih belum pulang jam segini. Tapi sebentar lagi sepertinya ia akan pulang. Tapi Mei Xia tentu saja berada di rumah." Kini bibi itu ikut menatap pagar rumah keluar Huang.


" Eh kau membawa bayi?" Bibi itu baru saja menyadari kehadiran bayi yang sedang di dekap Jaemin di dadanya itu. Jaemin mengangguk sekilas.


" Ne ahjumma."

" Keponakanmu? Kau membawa keponakanmu ke China?"

" Ah itu ahjumma, sebenarnya aku bersama kakakku, orangtuanya. Tapi aku berpisah sebentar karna ada urusan disini. Dan aku membawa keponakanku kesini sekalian."

' Maafkan appa Bill.' Lirih Jaemin di dalam hatinya.

Bibi itu tampak mengangguk dan menyentuh pipi Bill. Siapapun yang melihat anak itu pasti terpesona dan ingin memegang atau memeluknya. Karna anak Jaemin dan Renjun sangatlah tampan dan juga menggemaskan.


" Mei Xia kemana ya? Kenapa tidak membukakan pintu pagar untuk teman anaknya." Bibi itu bergumam sembari mendekat. Di tekan2nya bel itu berkali2. Dia juga ikut berbicara lewat interkom. Masih tidak ada respon bahkan bibi itu kini tengah meneriakkan nama Mei Xia berkali2.


Beruntung, pada panggilan kelima terdengar sahutan dari dalam.


" Nah. Akhirnya dia keluar kan? Mungkin saja ia ketiduran dan pembantunya sedang berada di kebun belakang." Bibi itu pun kini terlihat sumringah menatap Jaemin.

" Ah kamsahamnida ahjumma. Sungguh. Ahjumma sangat membantu." Berkali-kali Jaemin membungkuk dengan wajah teramat lega karna ada yang membantunya.

Semenit kemudian pintu pagar itu terbuka. Menampilkan wajah ibu kandung Renjun.

" Kau kemana saja Meixia? Teman anakmu dan keponakannya kepanasan karna menunggumu diluar sedari tadi." Bibi itu berbicara kepada Mama Renjun dengan menggunakan bahasa mandarin. Mama Renjun yang sudah tau siapa taunya itu, yang sedari tadi di abaikannya kini melihat Jaemin sekilas lalu kembali menatap tetangganya itu.

" aku baru bangun dari tidur siang. Sedangkan Ning ning masih di pasar tradisional." Jelas mama Renjun yang tentu saja berbohong. Tetangganya itu tampak mengerti lalu berpamitan kepada mama Renjun dan juga Jaemin yang sedari tadi hanya diam karna tidak mengerti apa yang kedua orangtua itu bicarakan. Sebelum pergi, tetangga itu kembali mengelus pipi gembil anak Jaemin dan mengatakan anak itu sangat manis dan tampan, mirip dengan Jaemin. Jaemin mengucapkan terimakasih dan membungkuk lebih dalam.



 Need Your Love | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang