#Part 1 Nikah Muda?

21.7K 1.5K 9
                                    

Ketika kita datang dengan harapan, namun semuanya harus pupus oleh kenyataan.

°•°•°•°•°•°

Tepukan di bahunya membuat Aila bergerak tidak nyaman dalam tidurnya. Ia membuka matanya perlahan dan tersentak begitu mobilnya telah berhenti di depan rumah. Kini waktu tengah menunjukkan pukul enam sore. Cahaya sore yang menyilaukan pandangan, membuatnya mengerjap.

"Yuk turun!" Adra tersenyum.

Aila mengangguk pelan, beranjak turun dari mobil dan berniat membantu Adra. Namun, Adra menolak dan segera menyuruhnya masuk.

Aila tersenyum lebar begitu mendapati Ayah dan Bundanya terlihat tengah serius menonton berita. Tampaknya mereka sama-sama belum sadar akan kedatangannya. Aila berjalan mengendap-endap di belakang mereka. Lalu memberi isyarat pada Adra yang baru masuk untuk tidak bersuara. Adra tersenyum. Mengangguk. Berdiri di sana sejenak sampai Aila melanjutkan misi surprise-nya.

"Ayah Bunda nonton apa?" tanyanya berbisik.

"Astaghfirullah ...."

Aila tertawa kecil begitu keduanya tersentak kaget dan langsung menoleh. Melihat Aila di depannya Ariana langsung menghambur memeluk dan menghadiahinya ciuman di pipi berkali-kali. Aila tersenyum, menikmati itu semua dengan perasaan menghangat.

"Apa kabar, Bunda? Aila kangen berat," ucapnya menitikkan air mata.

Ariana melepaskan pelukannya. Tersenyum lembut. Lalu mencium dahi Aila lama. "Bunda sehat, Nak. Anak bunda yang paling bunda rindui ini apa kabar?" Ariana mengusap lembut air mata yang jatuh dari pipi anak gadisnya.

"Aila baik Bunda."

"Alhamdulillah."

"Ayah juga pengen dipeluk." Ali yang bahagia melihat anaknya di depan mata pura-pura merajuk. Karena dia juga pengen dipeluk sang anak.

Aila terkekeh dan menghambur memeluk Ali.

"Ayah senang liat anak Ayah di sini."

"Aila juga senang akhirnya kita kumpul lagi. Aila sayang Ayah."

"Ayah sayang juga, Nak."

"Adra juga pengen dipeluk kayak gini." Adra memelas. Ali melepaskan pelukan mereka. Ketiganya menatap Adra dan tertawa kecil.

"Kakak mah harusnya udah dipeluk istri." Ali menggoda.

"Itu nanti, Yah." Adra nyengir.

"Tau, Kak Adra udah umur berapa sih nggak nikah juga? Teman-teman aku di pesantren aja semua ngebet nikah."

"Kalau adek nggak ngebet juga, kan?" godanya membuat Aila sempat terdiam sebelum menjawab.

"Enggak kok."

"Kakak nikah habis adek, Yah, Bun. Kalau Aila udah ada yang jagain. Baru Adra tenang."

Aila menghangat mendengar ucapan Adra. Adra dari dulu selalu memprioritaskannya. Adra selalu terdepan melindunginya jika tidak ada Ali. "Tapi Kak, itu kelamaan. Aila masih dua puluh satu tahun. Kalau nunggu Aila, Kak Adra bisa nikah tua."

"Keluarga kita menganut nikah muda sayang. Semua perempuan disegerakan untuk nikah muda."

Aila bergeming kaku mendengar penjelasan Ariana. Ditatapnya Ariana dengan jantung berdebar tak karuan. "Apa Aila juga?"

Wa'alaikumusalam Aila ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang