#Part 44 Rona merah

14K 1.2K 98
                                    

"Assalamualaikum warahmatullah."

"Assalamu'alaikum warahmatullah."

Sepasang insan yang baru halal itu mengusap wajah mereka bersamaan dengan ucapan hamdalah. Keduanya sama-sama hanyut dalam dzikir dan doa. Aila memejamkan matanya, menikmati rasa hangat yang mengisi. Nikmat. Ternyata seperti ini sholat bersama calon imam untuk pertama kalinya.

Selesai berdoa, Rifqi memutar badannya 180° sehingga menghadap sang istri. Kedua sudut bibirnya tertarik, langsung saja Aila mengambil tangan Rifqi dan menciumnya.

"Terima kasih."

Aila mengulum senyum, mengangguk.

"Aila?"

"Iya Mas?"

"Bisa mendekat?"

Aila melongo. "M-mas."

"Mau meluk." Rifqi nyengir.

Mata Aila membulat sempurna seiring ketegangan yang kini dirasakannya. Rifqi terkekeh.

"Katanya tadi nanti."

"Aaa iya iya tapi."

"Gak boleh?'

"Bukan," balasnya cepat.

"Mas udah wangi loh."

Aila kehabisan kata.

"Kok diem?" Sebelah alis Rifqi terangkat. Bibirnya berkedut menahan senyum.

"M-mas, A-aila mau tanya."

"Hmmm?"

"Kok mas blak-blakan sih habis nikah?" tanyanya kesal. Tawa Rifqi pecah.

"Ih Mas ketawa. Kan nyebelin." Bibir Aila mengerucutkan kesal.

"Mas bercanda kok," ujar Rifqi setelah tawanya berhenti.

"Mas!!"

Rifqi tersenyum.

"Aila?"

Aila mendongak, menatap Rifqi yang kini terlihat serius. Aila diam menunggu jawaban, kedua tatapan Rifqi menatapnya penuh cinta.

"Mas tidak mau di antara kita ada ketegangan dan kecanggungan. Mas ingin rumah tangga kita dipenuhi kehangatan. Dan Mas selalu ingin membuat kamu tersenyum."

Hati Aila berdesir hangat.

"Mas meminta kamu pada Ayah, kamu tanggung jawab Mas. Dan di sana Mas berjanji akan selalu menjaga Aila dan gak akan membuat Aila sedih. Insyaallah Mas akan bimbing Aila dan kita sama-sama mencapai ridho Allah SWT."

Boleh Aila menangis? Hatinya merasa sesak sekaligus bahagia. Lihat bagaimana Rifqi selalu membuatnya tersenyum. Namun, Aila merasa bersalah karena ia belum bisa memberikan hatinya seutuhnya untuk Rifqi.

"Aila?"

"Iya Mas.'

"Selalu tersenyum dan jangan pernah lagi menangis ya? Jika Mas ada salah nanti bilang, jangan pernah menangis karena hal apapun, kalau sakit bilang Mas, jika ada apa-apa masalah tempat kamu bercerita setelah Allah SWT adalah Mas."

Tes

Aila menunduk bersamaan dengan mengalirnya cairan bening ke pipinya. Aila mengangguk. Allah Terima kasih engkau hadirkan suami seperti mas Rifqi.

"Ana Uhibbuki Fillah Fillah istriku."

Di sana Aila terisak. Allah hadirkan segera rasa cintaku untuknya. Hamba mohon. Hamba takut membuatnya kecewa hanya karena cinta itu belum terbalas.

Wa'alaikumusalam Aila ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang