Adventist Health Hospital
Simi Valley, California USABrentt terdiam lama di kursi tunggu dengan wajah cemas.
Penampilannya yang kacau sudah menarik perhatian pengunjung RS lain sejak dirinya pertama kali datang.
Dibalik wajahnya yang menawan, Brentt tidak bisa menutupi semua kerisauan dalam sorot matanya. Setiap tatapan yang mengarah padanya pasti bisa menemukan beban berat tergambar jelas dalam ekspresi wajahnya.
Namun yang paling menarik perhatian darinya adalah setelan jas yang ia kenakan.
Jas fancy yang semula membalut tubuhnya dengan sempurna, kini terlihat lusuh dengan banyak bercak darah mengering di bagian dada dan lengan.
"Maaf Sir, apakah anda terluka?"
Lamunan Brentt terhenti ketika seorang perawat laki-laki menghampirinya dan mengajaknya berbicara.
"I'm good. Thank you"
Meskipun sedikit terusik dengan pertanyaan perawat tersebut, Brentt tetap duduk tenang sambil menatap kosong lantai rumah sakit dibawahnya.
"Apakah anda keluarga korban?"
Brentt menjawab pertanyaan perawat didekatnya dengan anggukan pelan. Sudah berulang kali ia mendapat pertanyaan yang sama dari banyak perawat yang melewatinya.
"Anda sebaiknya pulang dan berganti pakaian. Anda bisa kembali lagi kesini setelah beristirahat"
Brentt terdiam. Kedua matanya masih menatap kosong lantai rumah sakit. Ia tidak bisa pulang dengan kerisauan seperti ini. Ia akan terus menunggu sampai ia mendapat kepastian tentang kondisi seseorang yang tadi dibawanya ke RS.
Kebisuan Brentt kemudian mengalihkan perhatian perawat tersebut ke arah catatan medis yang ada ditangannya.
"Bolehkah saya tahu siapa nama korban yang anda tunggu?"
Brentt perlahan mèngangkat wajahnya. Ia mencoba mengingat kembali nama lengkap sosok istimewa yang sudah lama ditunggunya.
Dengan suara lirih, ia akhirnya bisa menyebut nama indah itu lagi setelah sekian lamanya.
"Chang, Alessandra Marie Chang"
"Baik, tunggu sebentar"
Dengan cekatan, perawat tersebut memeriksa daftar nama korban kejadian penembakan tadi malam dalam catatan ditangannya.
Ia terlihat membacanya berkali-kali lalu memandang ke arah Brentt dengan tatapan tanya.
"Anda yakin? Karena tidak ada nama Chang atau Alessandra dalam daftar pasien yang saya miliki"
Kalimat perawat itu seketika membuat Brentt terhenyak. Ia segera bangkit dari duduknya lalu merebut lembar catatan dari tangan sosok berseragam biru muda didepannya.
Ia ingin memastikan bahwa apa yang dikatakan perawat tersebut tidak benar.
Namun setelah membaca nama demi nama yang tercatat disana, Brentt sontak menatap kearah perawat di dekatnya dengan sorot mata tajam.
"Mana daftar nama korban yang lain?"
"Kami hanya memiliki daftar ini saja, Sir. Tidak ada yang lain. Mungkin korban yang anda cari dirawat di rumah sakit lain"
Brentt masih menatap perawat di depannya dengan tatapan tidak percaya.
Tanpa menyerah, ia kembali memeriksa daftar nama yang tertulis dalam catatan ditangannya satu persatu dengan cermat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost
ActionObsesi perburuan seorang Agen Rahasia untuk menemukan kembali sosok istimewa yang pernah menjadi target operasinya. Namun ia tidak sendirian dalam perburuan tersebut.