Bagian 14 : Rencana (3)

43 2 0
                                    

Brentt meletakkan gelas brandy miliknya di atas meja bar sambil melempar pandangannya ke arah kerumunan ramai lelaki dan perempuan usia akhir dua puluhan yang terlihat sedang menikmati alunan musik Club.

Mereka saling bercanda satu sama lain dengan gelas alkohol ditangan. Menertawakan hal konyol yang mereka lakukan lalu menari liar di antara keramaian, mengikuti musik Club yang bising.

Setelah menyesap sisa brandy-nya yang terakhir, Brentt perlahan meninggalkan kursinya menuju kerumunan tersebut. Ia sudah tidak tahan dengan apa yang dilihatnya selama beberapa menit terakhir.

Dengan langkah tegap, ia mulai menyusup ke dalam keramaian di depannya dengan tatapan tajam.

Meskipun di tengah perjalanannya terdapat beberapa perempuan cantik yang mencoba menggodanya, pandangan Brentt tidak pernah sekalipun lepas dari sosok perempuan yang sedang berdiri terhuyung di tengah keramaian Club.

Dan tepat sesuai perkiraannya, ketika tubuh semampai tersebut limbung, Brentt telah berdiri dibelakangnya dan merangkul pinggangnya agar tidak terjatuh.

"Hey, kau sudah mabuk. Ayo, aku akan mengantarmu pulang"

Kehadiran Brentt yang begitu tiba-tiba membuat sosok tersebut menjauh untuk menghindarinya.

Wajahnya terlihat kaget setelah mengenali bahwa sosok yang tadi menyapanya adalah Brentt.

Dengan tidak sabar, Brentt kemudian menarik paksa lengan sosok tersebut untuk patuh mengikutinya.

Hal ini sontak mengejutkan seorang lelaki tinggi yang tengah berdiri di dekat keduanya. Tanpa basa basi, lelaki tersebut segera mendorong bahu Brentt dengan kuat sambil berteriak padanya.

"Hey! Apa yang sedang kau lakukan?! Lepaskan tanganmu darinya!"

Lelaki itu menarik kasar lengan perempuan tadi dari genggaman Brentt lalu menatapnya dengan wajah kesal.

"Ia datang bersamaku! Jadi, enyahlah Brengsek!!"

Brentt abaikan makian lelaki tersebut sambil terus menatap jauh ke dalam mata cantik sosok disebelahnya.

Meskipun keraguan nampak jelas terpancar dari sorot matanya, Brentt tetap melangkah mendekat dan bersikeras mengajaknya pergi dari tempat tersebut.

"Allie, ayo pulanglah bersamaku. Kumohon-"

"Hey, apa-apaan ini! Kubilang enyah, Brengsek!!"

Lagi-lagi lelaki itu mendorong keras tubuh Brentt untuk menjauh. Namun kali ini Brentt tetap berdiri di tempatnya tanpa bergeming. Kedua matanya masih menanti jawaban dari sosok cantik itu dengan sabar.

Brentt tahu keberadaannya sekarang pasti mengejutkannya. Tapi ia tidak bisa tinggal diam melihat sosok itu menghabiskan waktunya lebih lama lagi dengan lelaki lain.

"Aku bilang enyahlah!!"

Merasa diabaikan, lelaki yang berdiri dihadapan Brentt akhirnya mengepalkan tangannya untuk melayangkan pukulan ke arah Brentt.

Tapi sebelum kepalan itu mendarat di wajahnya, Brentt telah menangkap tangan lelaki tersebut dan mencengkeramnya dengan kuat.

Lost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang