Secret Intelligence Service Headquarters
Vauxhals, Lambeth
London, UK
"Agent Brentt diketahui telah meninggalkan London sejak tiga hari yang lalu, Ma'am"Abrams yang baru saja duduk di kursinya seketika terdiam memandang sosok Perwira Royal Military Police (RMP) yang masih berdiri di seberang meja kerjanya.
"Kini kami sedang melakukan pencarian terhadap yang bersangkutan"
Seolah membaca kekecewaan di wajah Abrams, Perwira bernama Joshua Harmann menundukkan kepalanya sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya lagi.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Biro Intelijen Kepolisian untuk menelusuri keberadaannya. Dan dari informasi yang kami peroleh, Agent Brentt belum meninggalkan negeri ini-"
"Kenapa?"
Suara pelan Abrams akhirnya memaksa Harmann mengangkat kepalanya.
"Pardon Ma'am?"
"Kenapa hal ini bisa luput dari perhatian anda, Liutenant?"
Harmann menatap wajah tegas Abrams tanpa kata. Ia tahu dirinya telah melakukan sebuah kesalahan yang fatal.
"Maafkan kami karena lengah, Ma'am. Seharusnya kami memperketat pengawasan Agent Brentt setelah ia kembali dari persidangan kemarin"
Abrams perlahan menghela nafas panjang. Tatapannya kini beralih pada tumpukan berkas tinggi yang berada tidak jauh darinya.
"Sidang kode etik berikutnya akan berlangsung dalam waktu dekat. Apakah anda bisa membawa Agent Brentt segera kembali ke London?"
Harmann yang waktu itu menangkap kekecewaan dalam tatapan mata Abrams, segera menundukkan wajahnya kembali. Sejenak ia merasa ragu untuk mengungkap hal berikutnya yang akan lebih mengejutkan Abrams.
"Liutenant Harmann?"
Suara tegas Abrams akhirnya menyentak Harmann sebelum dirinya tenggelam terlalu jauh dalam keraguan.
Ia tidak punya pilihan selain memberitahukan kebenaran ini kepada Abrams. Suka atau tidak, Harmann sedang mempertaruhkan kredibilitasnya di dhadapan seorang Pejabat Tinggi Lembaga Kerajaan Britania Raya.
"Ma'am-"
Abrams menanti kalimat tertahan Harmann dengan tatapan tanya. Ia bisa membaca kerisauan yang disembunyikan Harmaan dibalik suaranya. Namun Abrams berpura-pura tidak mengetahuinya. Ia sengaja menunggu sampai Harmann mengungkap semuanya.
"Kami baru mendapat informasi dari Biro Intelijen Kepolisian bahwa kemungkinan besar Agent Brentt terlibat baku tembak di wilayah selatan Skotlandia"
Raut wajah Abrams seketika berubah. Ekspresi tenang yang semula nampak diwajahnya kini berubah pucat.
"Sebelumnya RMP menerima surat anonym yang menginformasikan keberadaan Agent Brentt di kota kecil Calthwaite. Tidak lama setelah kami menyelidiki kebenaran informasi tersebut, Biro Intelijen Kepolisian mengabarkan bahwa mereka berhasil menemukan jejak Agent Brentt di sebuah pedesaan kecil di dekat kota kecil Dalwhinnie. Namun saat RMP tiba di lokasi, mereka hanya menemukan sisa-sisa baku tembak dan tiga orang korban tewas yang ternyata semuanya merupakan anggota Intel Kepolisian"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost
ActionObsesi perburuan seorang Agen Rahasia untuk menemukan kembali sosok istimewa yang pernah menjadi target operasinya. Namun ia tidak sendirian dalam perburuan tersebut.