"See you, Greg"
Chang mengecup lembut pipi kawannya saat taksi yang mereka kendarai menepi di depan terminal keberangkatan Bandara.
"Aku sudah memasukkan nomorku dalam ponselmu. Hubungi aku jika kau butuh bantuan dariku"
Sosok lelaki itu merangkul erat tubuh Chang sebelum melepasnya keluar dari taksi. Ekspresi wajahnya nampak khawatir melihat Chang yang kini sudah berdiri dengan tas punggung miliknya di tangan.
"Pergilah, Greg!"
Chang melambaikan tangannya sejenak ke arah kawannya tersebut lalu melangkah masuk ke dalam terminal keberangkatan dengan langkah cepat.
Sesuai jadwal, penerbangannya masih sekitar empat jam lagi dari sekarang. Chang akan mencari tempat nyaman untuk membuka kembali semua informasi yang sebelumnya ia simpan dengan rapat.
Ia akan menelusuri ulang semua informasi tentang dirinya dan juga sosok bernama Alexander Raven Brentt yang baru saja ditemuinya dua bulan lalu di Thousand Oaks, California.
Semua insiden yang terjadi padanya selama beberapa tahun belakangan tentunya bukanlah sebuah kebetulan belaka.
Meskipun dua tahun telah berlalu, Chang yakin ia bisa mengurai semua kekacauan itu dengan caranya sendiri. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan pernah menyerah.
Sambil mendudukkan dirinya di sebuah kursi panjang ruang tunggu keberangkatan, Chang memperhatikan situasi disekitarnya dengan waspada.
Kala itu, San Fransisco sudah memasuki dini hari, namun ruang tunggu yang disinggahinya tetap ramai pengunjung.
Perlahan ia raih notebook dari dalam tas punggungnya lalu membuka link akses informasi yang sebelumnya diberikan kawannya.
Sudah lama sekali ia membiarkan data-data rahasia ini tersimpan dengan rapi. Dan ia merasa sangat beruntung bisa mengaksesnya lagi tanpa gangguan.
Meskipun dirinya sedikit menyesal telah memperalat May-sosok perawat yang menemaninya dari Boston- untuk bisa berada disini, Chang sudah tidak peduli dengan apapun lagi sekarang.
Chang sudah lama mempersiapkan dirinya untuk perjalanan jauh kali ini. Ia sengaja berpura-pura tetap sakit agar bisa menyelinap dengan mudah. Mereka tentunya tidak pernah mengira bahwa ia sudah pulih dan mampu berjalan dengan baik.
Ia sudah muak dengan semua protokol yang menyandera dirinya selama dua tahun terakhir. Seandainya saja ia membuat pilihan lain saat itu, mungkin saat ini ia menjadi sosok yang bebas.
Lilian Rose Garth.
Ia bahkan tidak suka nama itu. Namun sayangnya, ia tidak bisa melepas identitas itu sekarang.
-----
British Armed Forces
Annual Gala Ball Dinner
London, UK"Sungguh sebuah kebetulan bisa berjumpa disini denganmu, Alice"
Alicia Abrams perlahan mengangkat wajahnya ketika mendengar sebuah suara familiar menyapanya dengan begitu ramah.
Ia nampak terkejut ketika mendapati seraut wajah yang dikenalnya sedang berdiri di dekat mejanya dengan segelas Champagne di tangan.
"Oh, Harry!"
Perlahan, Abrams bangkit dari kursinya lalu memberi rangkulan hangat pada sosok Head of Staff Royal British Army tersebut.
"Good evening, General Andersen, it is nice to meet you here"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost
ActionObsesi perburuan seorang Agen Rahasia untuk menemukan kembali sosok istimewa yang pernah menjadi target operasinya. Namun ia tidak sendirian dalam perburuan tersebut.