Bagian 12 : Rencana (1)

33 2 0
                                    

Vauxhall Coffee
Vauxhall Grove Road, London


Hentakan jemari MacKenzie di atas permukaan keyboard notebook miliknya, sedikit menarik perhatian seorang lelaki berwajah Asia yang duduk di sebuah meja tidak jauh darinya.

Sambil menikmati kopinya, lelaki itu memperhatikan raut serius wajah Mackenzie serta rambut pirang pendeknya dari tempat ia duduk.

Sore itu MacKenzie tampak menawan dengan sweater merah dan kacamata yang membingkai wajahnya. Tattoo bunga yang memanjang dari pundak hingga lehernya terlihat begitu seksi menghias leher jenjangnya hingga membuat sosok lelaki itu semakin tertarik untuk mengenalnya.

Suasana Cafe yang cukup sepi waktu itu juga sedikit memberi ruang baginya untuk terus memperhatikan MacKenzie tanpa gangguan lalu lalang pengunjung lainnya.

Ketika sisa kopi di cangkirnya telah habis, sosok lelaki itu akhirnya bangkit dari duduknya lalu menghampiri meja dimana MacKenzie duduk.

Ia siapkan senyuman terbaiknya sebelum akhirnya menyapa MackKenzie dengan akrab.

"Hai..", ucapnya singkat.

MacKenzie yang saat itu sedang sibuk membaca informasi dalam monitor notebooknya, mengangkat wajahnya perlahan. Ia pandangi wajah ramah yang sedang melihat kearahnya dengan tatapan dingin, lalu mengalihkan perhatiannya lagi ke deretan tulisan yang tersusun dihadapannya.

"Bolehkah aku duduk bersamamu?"

Dengan percaya diri, sosok lelaki itu menarik sebuah kursi di depan MacKenzie lalu bersiap duduk dalam satu meja yang sama dengannya.

Namun sebelum ia sempat mendudukkan dirinya, MacKenzie tiba-tiba meraih garpu dari piring cake-nya lalu menancapkan ujungnya ke dekat punggung tangan lelaki tersebut hingga membuatnya tersentak kaget.

Secara refleks lelaki itu segera menarik tangannya dari atas meja lalu berdiri menjauh dari kursi yang tadi hampir di dudukinya.

Sambil tersenyum, MacKenzie menatap wajah pucat lelaki asia tersebut.

"Maaf, aku sedang menunggu seseorang. Bisakah kau kembalikan kursi itu ke tempatnya semula?"

Tanpa menyahut, lelaki itu mendorong kursi yang tadi ditariknya kembali ke posisi semula. Setelah itu, ia melangkah mundur lalu berjalan cepat menuju pintu keluar Cafe.

Seorang barista Cafe yang juga terkejut dengan suara hentakan kencang ujung garpu MackKenzie seketika melompat dari meja kasir lalu menghampiri MacKenzie dengan cemas.

Ia sempatkan dirinya melihat ke arah bayangan lelaki asia yang baru saja melintasi jendela luar Cafe sebelum akhirnya kembali melempar pandangannya kepada MacKenzie.

"Edith, apa yang baru saja kau lakukan?"

"Aku sedang bekerja Jack. Aku tidak mood berkenalan dengan orang asing"

Barista itu menggelengkan kepalanya dengan heran. Ia cabut ujung garpu yang tertancap kuat di atas meja MacKenzie, lalu menatap kearahnya dengan kesal.

"Hey, kau hampir saja melukai seseorang. Lihat meja ini sampai berlubang"

"Aku sedang sibuk Jack"

Lost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang