Secret Intelligence Service Headquarters
Vauxhall Cross, Lambeth
London, UK"Sore, Alicia"
Alicia Abrams memalingkan wajahnya ke belakang ketika mendengar suara berat yang sangat di kenalnya. Disana, ia bisa menemukan tatapan dingin seorang lelaki sedang mengarah kepadanya.
"Sore, Paul. Tak kusangka kau masih berada disini"
Lelaki itu perlahan melangkah mendekatinya. Ditangannya terdapat berkas tebal bertuliskan Confidential yang sedikit menarik perhatian Abrams, tapi ia memilih untuk mengabaikannya.
"Ku dengar kau mengunjungi Bleinhem dua hari yang lalu"
Dengan sikap tenang Abrams mendengarkan kalimat lelaki itu sambil menyamai langkahnya. Abrams tidak terlalu terkejut jika kunjungannya ke Andover kemarin diketahui olehnya. Ia tahu lelaki itu punya banyak mata yang terus mengawasinya.
"Ya, aku memang mengunjungi Bleinhem. Bukankah tidak sopan jika surat panggilan sidang yang bersifat rahasia untuk seorang Chief of Staff Royal Army disampaikan melalui kurir?"
Sosok lelaki itu menatap Abrams dengan tatapan dingin. Ia abaikan senyuman Abrams padanya sambil mengulurkan berkas tebal yang digenggamnya.
"Kesaksian Chief of Staff tidak akan mengubah apapun dengan adanya berkas-berkas ini"
Abrams menerima bekas dokumen yang diulurkan lelaki itu padanya. Sekilas ia bisa melihat profil Brentt di halaman muka dan juga beberapa lelaki berseragam Royal Army lainnya disana.
"Bacalah dengan teliti informasi dalam berkas-berkas ini, dan bersikaplah obyektif"
Abrams menatap ekspresi dingin lelaki dihadapannya tanpa kata. Sebelum beranjak pergi, lelaki itu menyempatkan dirinya menoleh sebentar kepada Abrams.
"Satu hal lagi. Jangan gegabah. Meskipun rahasiamu aman padaku, kau tidak bisa selamanya berharap orang-orang itu akan terus bungkam terhadap apa yang pernah kau lakukan dulu"
Kalimat pelan sarat ancaman dari lelaki tersebut membuat Abrams tetap berdiri ditempatnya untuk waktu yang lama.
Setelah bayangan lelaki itu mulai hilang dari ujung koridor, Abrams mengalihkan pandangannya ke berkas tebal yang ada di tangannya.
Rasa takut tiba-tiba menyerang dirinya.
Kedua tangannya mulai gemetar ketika ia mengenali satu persatu profil di dalamnya. Ia tidak menduga, lelaki tersebut dapat menemukan berkas-berkas ini setelah sekian lamanya.
Berkas-berkas yang menjadi bukti kegagalannya.
------
Inverness, Scotland UK
Dengan wajah letih, Brentt akhirnya memarkir Van hitamnya di depan sebuah bangunan rumah lama di sudut Lochalsh Road.
Ia biarkan dirinya beristirahat sejenak untuk meredakan letihnya sebelum akhirnya keluar dari mobil dengan tubuh menggigil.
Hujan salju masih saja turun dengan lebat sejak kendaraannya melintasi wilayah Moy. Brentt bahkan kesulitan menembus tebalnya hujan salju tersebut untuk sekedar berjalan menuju sebuah rumah yang hanya berjarak beberapa meter darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost
ActionObsesi perburuan seorang Agen Rahasia untuk menemukan kembali sosok istimewa yang pernah menjadi target operasinya. Namun ia tidak sendirian dalam perburuan tersebut.