Bobby Gào masih berdiri di atas landasan Helipad Rumah Sakit sambil menatap situasi disekitarnya dengan waspada.
"Sial Jacques!! Aku kehilangan dirinya lagi!"
"Ayolah Bobby, cepat menyingkir dari situ! Sebentar lagi Polisi akan menyisir lokasi kejadian!"
Dengan langkah kecewa, Bobby Gào akhirnya membawa dirinya menuruni tangga darurat yang terletak di luar gedung. Ia perhatikan sekelilingnya dengan cermat, berharap menemukan jejak dari Agen MI6 yang tadi dibuntutinya.
"Dia tidak mungkin berada jauh dari sini, Jacques. Ia terluka parah.."
"Persetan dengan dirinya! Aku tidak ingin kita mendapatkan masalah karena hal ini Bobby!"
"Okay, aku mengerti! Aku akan segera pergi dari sini"
Sambil bergegas, Gào berjalan menuju halaman Rumah Sakit lalu menghentikan sebuah taksi yang melintas di dekatnya.
Ia pandangi buliran salju halus yang mulai turun diluar jendela taksi dengan tatapan kosong.
Kekecewaan terlihat jelas bergelayut dalam sorot matanya. Ia masih tidak percaya dirinya bisa kehilangan sosok tersebut.
Seandainya saja ia mengabaikan Agen FBI yang terluka tadi, tentunya ia masih dapat mengejar sosok tersebut sebelum dirinya menghilang.
Sambil menghela nafas panjang, Gào lepaskan wireless earphone yang dikenakannya. Ia keluarkan ponselnya dari dalam saku jasnya lalu mengecek jadwal penerbangannya ke Washington malam ini.
"Apa yang terjadi, mengapa banyak mobil polisi melaju ke arah Rumah Sakit?"
Suara pengemudi taksi didepan sedikit mengalihkan perhatian Gào yang tadinya sibuk dengan ponselnya.
Tatapan matanya seketika menangkap beberapa mobil polisi yang melintas dari arah berlawanan dengan suara sirine yang nyaring.
Pihak Rumah Sakit pasti telah menyadari situasi yang terjadi hingga memanggil pihak Kepolisian.
Sebentar lagi, peristiwa yang disaksikannya tadi akan masuk ke dalam berita utama. Kecuali FBI campur tangan dalam hal ini.
"Apakah telah terjadi sesuatu disana, Sir?"
"Entahlah, saya tidak tahu"
Dengan ekspresi datar, Gào memandang tatapan tanya pengemudi taksi didepannya dari pantulan kaca spion tengah taksi.
Ia kemudian melempar perhatiannya lagi pada ponsel yang berada dalam genggamannya.
Ia memang tidak berbohong.
Ia tidak tahu apa yang sebetulnya terjadi barusan.
Sampai dengan saat ini, Gào juga masih melempar pertanyaan yang sama pada dirinya sendiri.
Ia bahkan tidak mengerti kenapa dirinya bersikeras berada disini hanya untuk menemui Agen MI6 tersebut.
Setelah bertahun-tahun lamanya, Gào ternyata belum sepenuhnya melupakan kenangan buruk yang menderanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost
AksiObsesi perburuan seorang Agen Rahasia untuk menemukan kembali sosok istimewa yang pernah menjadi target operasinya. Namun ia tidak sendirian dalam perburuan tersebut.