Bagian 47 : Persekongkolan Keji (6)

42 3 0
                                    

Abrams memandang punggung Andersen yang berlalu darinya tanpa kata. Ia tahu semua yang dikatakan Andersen benar, tapi ia tidak bisa berhenti sekarang.

Setelah menghabiskan sisa anggur dalam gelasnya, Abrams melangkah menuju koridor hotel lalu menuruni anak tangga menuju elevator.

Entah mengapa, tidak ada keinginan darinya lagi untuk tetap tinggal dalam acara bergengsi ini. Kehadiran Ratu dan Anggota Kerajaan lainnya pun tidak mampu menggoyahkan keputusannya untuk lekas pergi, meninggalkan hiruk pikuk tadi.

Ada hal lebih penting yang harus diurusnya saat ini, dan itu lebih mendesak daripada sekedar berbasa-basi dalam ruangan megah Ballroom tadi.

Dengan langkah cepat, Abrams akhirnya bergegas keluar menuju pintu Lobby. Disana supir pribadinya tampak berdiri menanti dengan ekspresi tanya.

"Good evening, Ma'am.. apakah acaranya sudah selesai?-"

Tanpa segera menyahut, Abrams abaikan pertanyaan sosok tersebut dengan segera memasuki mobil.

"Take me to Vauxhall"

Sambil menyingkap ujung gaun malamnya, Abrams menutup pintu mobilnya dengan rapat. Ia tahu kepergiannya yang tergesa-gesa sedikit menarik perhatian beberapa jurnalis militer di depan lobby hotel. Tapi ia sama sekali tidak peduli.

"Apakah ada hal darurat terjadi, Ma'am?"

Dari kaca tengah spion, sosok lelaki yang kini sudah duduk di kursi pengemudi memandang Abrams dengan tatapan tanya yang sama.

"Tidak. Aku hanya ingin mengambil barangku yang tertinggal disana"

"Baik"

Tidak lama kemudian, sosok lelaki tersebut melaju mobilnya dengan cepat menuju pusat kota London.

Selama perjalanan, Abrams melempar tatapannya keluar jendela dengan wajah muram. Sesekali ia sempatkan dirinya memandang sederet nomor anonim yang tadi menghubunginya.

Jika saja dirinya tidak berada di tengah perhelatan acara tadi, tentunya ia tidak akan memutus sambungan telepon tersebut dengan cepat. Kini ia bahkan ragu untuk menghubungi nomor itu lagi.

Ia khawatir pembicaraan rahasia tersebut kelak dapat memunculkan masalah pelik untuknya dan juga sosok yang menghubunginya tadi.

Saat mobil yang membawa Abrams melintasi Vauxhall bridge, Abrams meminta supir pribadinya untuk menepi sejenak.

Ia matikan ponsel ditangannya lalu membuka pintu mobilnya perlahan.

"Ma'am, t-tunggu sebentar.. diluar turun hujan"

Abrams abaikan perkataan supir pribadinya yang mengekor dibelakang dengan sebuah payung ditangan. Gerimis memang turun sedikit deras malam itu, tapi Abrams tidak peduli.

Tanpa ragu, ia melangkah ke tepian pagar jembatan lalu membuang ponselnya ke atas permukaan sungai Thames. Hal ini tentu saja mengejutkan sosok supir pribadinya.

Dengan cekatan sosok lelaki tersebut segera memayungi Abrams lalu memandangnya dengan khawatir. Ia paham betul situasi yang ada didepan matanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang