Bagian 42 : Persekongkolan Keji (1)

20 1 0
                                    

Royal Military Police RHQ
Southwick Park, Hampshire UK


Sudah lebih dari setahun Samuel Phillips tidak mengunjungi Markas Besar RMP setelah penempatannya di Inverness efektif. Datang ke tempat ini lagi setelah sekian lama seharusnya menjadi sesuatu yang menyenangkan, tapi sayangnya tidak demikian.

Phillips baru saja mengakhiri sebuah wawancara tertutup dengan beberapa Perwira Tinggi RMP.

Kekacauan yang melibatkan dirinya dan juga beberapa perwira terlatih di kesatuannya Desember lalu, akhirnya memaksa dirinya datang ke London sebagai saksi di persidangan tertutup Markas Besar RMP.

Meskipun ia punya beberapa bukti yang dapat digunakan sebagai alibi bagi Kesatuannya, Phillips tidak mungkin mengungkapnya dalam wawancara tertutup tadi. Ia masih cukup waras untuk menyimpan semua hipotesis itu rapat-rapat dalam kepalanya. Karena pada akhirnya, semua bukti-bukti yang ditemukannya pun ditutup dengan begitu rapi dan sempurna oleh semua pihak terkait.

Dengan langkah sedikit tergesa-gesa, Phillips menghindari rintik gerimis yang turun untuk menuju halaman parkir di sayap kiri gedung. Tiga jam lebih telah berlalu sejak Joshua Harmann mengirimkan pesan padanya bahwa ia telah menunggunya disana.

Dan benar sesuai perkiraannya, sosok kawan baiknya tersebut telah berdiri menggigil disisi Jeep berwarna hitam dengan sebatang rokok ditangan.

"Dasar orang sinting! Kenapa kau tidak menungguku di dalam gedung? Disini kan sangat dingin!"

Sambil melepas topi baret merah yang dikenakannya, Phillips mengambil rokok ditangan Harmann lalu menghisapnya perlahan.

"Kau pikir mudah bagiku untuk kembali kesana? Aku sudah benar-benar kehilangan muka"

Dengan sikap abai, Harmann membuka pintu mobilnya dengan cepat lalu duduk di belakang kemudi.

"Cepat masuklah! Pam sudah menanti kita di rumah!"

Tanpa segera menjawab, Phillips menghabiskan sisa batang rokoknya sambil menatap sebentar ke arah salah satu jendela gedung RMP. Tidak lama kemudian ia menyusul Harmann memasuki mobil dan berusaha duduk tenang di sebelahnya.

"Kudengar Andersen juga datang ke markas RMP pagi tadi. Apakah kau bertemu dengannya?

Pertanyaan pendek Harmann disambut Phillips dengan gelengan kepala.

Bagaimana mungkin Andersen menemuinya di situasi rumit seperti tadi. Bukankah mereka telah sepakat untuk menutup peristiwa tersebut rapat-rapat?

Sambil mencoba bersikap tenang, Phillips mengalihkan pembicaraan tadi sambil menoleh ke arah Harmann yang sedang mengemudi.

"Kau yakin sudah baikan? Seharusnya kau menungguku dirumah. Aku kan sudah bilang akan datang ke rumahmu setelah wawancaranya selesai"

Meskipun nampak sehat, Phillips tahu luka tembak yang diperoleh Harmann beberapa waktu lalu cukup parah dan tidak mungkin pulih dalam hitungan minggu.

"Tch, mana mungkin aku membiarkanmu mencari taksi ditengah cuaca buruk seperti ini"

Sesaat setelah kendaraan mereka melaju, Phillips sempatkan dirinya menatap sekilas ke arah perut Harmann, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan tatapan menyesal.

Lost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang