"Are-" ketika Aga membuka matanya, ia tidak lagi menemui sosok anak perempuan yang tadi duduk disebelahnya.
Dilihatnya keluar bus.
"Ini belum sampe ke daerah rumahnya." bisik Aga mengernyit.
Ia hanya melihat sebuah tas jinjing kecil di sebelahnya.
"Ini kaya tas Areeyata." pikirnya.
"Nak, tasnya bisa dipangku? Ibu mau duduk, boleh?" ujar seorang ibu bertubuh gembung.
"Oh, iya." Aga cepat-cepat meraih tas kecil itu.
Ketika bus melewati halte tempat biasa Areeyata turun, Aga celingukan mencari keberadaan Areeyata, tapi nihil.
Hingga bus akhirnya berhenti di depan sebuah gerbang berportal di kawasan elit.
Aga sudah bersiap turun dari beberapa waktu lalu.
Tepat ketika ia turun dari bus, ponsel yang ada di saku celananya berdering.
Aga merogoh sakunya.
'Mama'
"Nak, kamu dimana?" suara mamanya terdengar selembut biasanya.
"Baru sampai rumah." kata Aga sambil terus berjalan ke arah pos satpam, menyodorkan kartu huninya agar bisa melewati portal.
Setelah security menyerahkan lagi kartu huninya, Aga segera masuk ke kawasan perumahan.
"Mama pulang agak malam hari ini, masih ada meeting dadakan."
Aga hanya mendeham, sambil terus berjalan sambil menenteng tas berwarna abu-abu di tangan kanannya.
"Yaudah, mama cuma mau bilang itu aja, kalau butuh apa-apa minta bibi aja ya."
Lagi-lagi Aga hanya mendeham.
Panggilan itupun berakhir tepat ketika Aga menginjakkan kakinya di beranda rumah.
Saat tanganya terulur untuk membuka ganggang pintu, Aga melihat tas di tangannya.
Ia pun urung membuka pintu dan merosot hingga duduk di marmer yang menjadi lantai beranda rumah, sambil bersandar ke pintu yang tertutup rapat itu.
Tangannya merogoh ke saku kemeja yang berlapis rompi seragamnya.
Dikeluarkannya lagi benda balok tipis yang sempat dimasukkannya tadi.
Aga : kemana? Tas lo, di gue
Pesannya butuh waktu 2 menit hingga pesan itu terbaca oleh si penerima.
Areeyata.V : terimakasih kak, saya buru-buru tadi, nanti saya ambil
Aga : ok
Setelah membalaskan pesan tadi, Aga mendengar derap kaki dari dalam rumah, iapun segera bangkit.
Saat ia membalikkan badannya, berdirilah seorang gadis yang membuka pintu.
"Zaga, kok baru balik sih?" ucap Hanna yang modis dengan pakaian feminimnya.
Dengan malas, Aga masuk tanpa memperhitungkan keberadaan gadis itu.
"Zaga." gadis tadi mengikuti langkah Aga.
"Mau titip-titip gak? Aku mau keluar." ujarnya yang kemudian hanya dibalas gelengan kecil oleh cowok yang tengah membuka pintu kamarnya.
"Zaga." panggil cewek itu lagi.
"Kalau mau pergi, pergi aja." tukas Aga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Areeyata [END]✅
Genç Kurgu"17 tahun tanpa mama, saya sudah bahagia." Areeyata. "Kak Areeyata ya?? Aku mau nanti tutor bimbingannya Kak Areey." Shalum. "Ini buku lo kan? Tenang gue gak buka resep pinter lo kok." Filean. Start : 04/07/2019 End : 10/01/2020 {My 1st work}