35

2.1K 100 2
                                    

       "Selamat tidur non." kata Bi Jah mematikan lampu kamar Areeyata, menyisakan lampu duduk di nakas.

Di sofa tak jauh dari ranjang, seorang cowok tengah rebahan sambil memainkan ponselnya.

"Kak Bintang." lirih Areeyata.

Cowok itu segera mendekat ke Areeyata.

"Kenapa masih belum tidur?" tanya Bintang mengelus kepala Areeyata.

"Temenin Inka ya." jawab Areeyata.

"Iya iya, Kak Bintang gak kemana-mana kok, sekarang Inka tidur ya, besok kan Inka olimpiade." ucap bintang duduk di sisi kasur putih itu.

"Jangan ada yang masuk selain kakak ya." 

"Janji." ujar Bintang menepuk dua kali pipi kiri Areeyata.

"Sekarang tidur ya." Bintang membenahi selimut Areeyata.

Om papa
gimana Bin,adek sudah tidur belum?
        

Bintang Kenzo :
baru aja om tapi belum mau ditinggal, gapapa bintang disini aja.

Om papa
Syukur kalau gitu, om kesitu ya

        Bintang Kenzo :
OK,.udah aman kok om

       Pintu terbuka dan masuklah Melvin.

"Di luar aja om." bisik Bintang.

Lalu keduanya mengendap keluar dari kamar Areeyata.

"Tadi Kak Dio telfon Bintang, katanya tadi dia ngeliat adik di rumah sakit." ujar Bintang.

"Rumah sakit?" Melvin terbelalak.

"Iya, tadi selesai praktik, Kak Dio ngeliat adik keluar dari UGD, pas di panggil malah kabur." adu Bintang.

"Duh, anak itu." kata Melvin mendengus kesal.

"Kalo dari yang Bintang liat tadi, ada beberapa luka, tapi setelah Bintang tanya sama Kak Dio, kayanya adik gak kenapa-napa."

"Katanya sih adik sempat jadi korban kecelakaan, tapi penabraknya langsung bawa adik kerumah sakit kok, Om." ucap Bintang.

"Apa?!" Melvin langsung merogoh kantung celananya.

"Hallo Dio, ini om, apa bener tadi adik masuk rumah sakit tempat kamu?" 

"Euhh Bintang yang kasih tau ya om?"  suara di seberang sana agak tercekat.

"Iya, adik kenapa?" desak Melvin.

"Dio gak sempet ketemu sama adik om, pas Dio panggil adiknya malah kabur, tapi setelah Dio tanya, katanya adik korban kecelakaan, tapi penabraknya langsung tanggung jawab kok." 

"Korban kecelakaan?" Melvin terperanjat.

"Om, om jangan khawatir, adik gapapa kok, cuma luka-luka ringan, gak ada cidera serius-" 

"Kak Bintang...." saat Melvin menelfon keponakannya, adik dari orang yang ditelfon Melvin dipanggil oleh Areeyata.

"Ii-iya dik, om, Bintang ke dalem dulu ya." Bintang langsung masuk dan menutup pintu kamar Areeyata perlahan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


.
.

      "Iya, Inka kenapa belum tidur?" Bintang seolah sedang menghadapi balita yang tidak mau tidur.

Ia berjalan mendekati tempat tidur Areeyata.

"Kakak kemana?" tanya Areeyata berusaha duduk.

"Inka mau kemana? Istirahat aja ya." Bintang membantu Areeyata berbaring lagi.

Areeyata mengangkat tangannya memijit pelipisnya.

"Kamu mau minum? Mau makan, atau mau obat?" panik Bintang.

Areeyata masih menggeleng sambil tetap memegang keningnya.

"Kamu pusing? Kerumah sakit ya?"

"Panggil Kak Dio aja ya kayanya Kak Dio tadi bilang mau pulang setelah ada operasi." ucap Bintang mulai kelabakan sendiri.

Areeyata meraih tangan Bintang lalu menggeleng.

"Inka cuma mau nyalain musiknya." kata Areeyata menunjuk sebuah pemutar musik mirip gramofon tapi lebih kecil dan bentuknya agak berbeda.

"OK biar kakak aja, kamu tidur ya sekarang." Bintang begitu telaten mengurusi bayi besarnya itu.

Setelah memutar lagu Moonlight Sonata yang sangat lembut di telinga, Bintang bergegas mematikan lampu kamar Areeyata yang tadi sempat dinyalakan.
                             

***

       "Inka yakin gak kakak temenin sampe dalem?" yakinkan Bintang di dalam mobilnya.

Dijawab anggukan kecil oleh Areeyata, lalu keluar dari mobil itu.

"Makasih ya kak." sebelum akhirnya gadis yang masih dengan balutan beberapa plaster dan perban itu melangkah memasuki sebuah gedung universitas.

"Selamat datang, dari sekolah mana? Diisi dulu ya formulir daftar ulangnya." pesan wanita yang berdiri di balik meja yang ada di lobi.

Areeyata menerima lembaran itu sambil tersenyum kecil dan kemudian duduk di kursi panjang dekat dengan meja pendaftaran.

Bukan hanya dirinya yang mengisi tempat itu, banyak siswa-siswi yang mengenakan seragam yang berbeda-beda.

"Temennya Tama ya?" seorang siswi duduk di sebelah Areeyata.

Areeyata mengernyit tak mengerti.

"Maksud gue, Filean Darren Dratama, kenalin Katie sahabatnya Filean dari kecil, sekaligus tetanggaan." tutur gadis itu menyodorkan telapak tangannya.

Areeyata hanya menjabatnya lalu fokus lagi pada kertas pendaftarannya.

Katie tersenyum simpul masih duduk di samping Areeyata sambil melihat gerak-gerik gadis di sebelahnya.

"Sorry, nama lo siapa?" tanyanya.

Areeyata hanya melirik ke papan nama yang ada di seragamnya.

"OK, Areeyata V." eja Katie.

Ini anak bisu atau gimana sih?

"Katie, hai Re, dari tadi?" ucap Filean duduk di sebelah Katie, dibalas gelengan oleh Areeyata.

Filean tidak lagi terkejut akan kondisi Areeyata, sebab kemarin mereka sempat bertemu untuk pendalaman terakhir, sekaligus cross check kesiapan mereka.

Bu Jihan dan Mrs. Dinar sempat khawatir karena tau Areeyata tidak masuk sekolah dan saat bertemu Areeyata dalam kondisi yang cukup mengibakan.

***

Biar cepet kelar🧡
Pokoknya sebelum libur semester berakhir, harus ada work yang tamat🤣🤭

Areeyata [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang